[MM] Super Human – 1st Story [16]

super human

Chapter Sixteen

Anna panik. Sangat panik.

Anna baru saja mendapatkan kilasan masa depan lainnya, yang lebih jelas dari kilasan masa depan sebelumnya mengenai ledakan, Andrew dan Jake Mason. Anna dalam perjalanan menuju manapun, dia sama sekali belum menentukannya, cukup beruntung Anna menaiki bis. Setelah berhasil kabur dari pengawasan semua penjaga rumah dengan kemampuan terbang. Sedikit beresiko, namun cukup berhasil.

Kini, Anna harus pergi ke Skyline, bertemu dengan Andrew dan mencegahnya pergi ke lokasi project nemesis. Anna tidak berharap kalau hari ini adalah hari dimana ledakan itu akan terjadi, hari dimana dia akan menyentuh Andrew yang terbaring diatas tanah, tanpa menggunakan sarung tangan dan membuat pria itu berteriak kesakitan.

Anna melihat dengan jelas bagaimana ledakan itu bermula, karena Jake Mason, kemudian Andrew dengan tindakan gilanya menyuruh semua orang untuk di evakuasi tapi dirinya dengan gagah berani memutuskan untuk berjalan masuk tanpa ragu ke dalam gedung besar yang terbakar, bergegas menuju sebuah mesin besar dan menggunakan kemampuannya untuk menghentikan mesin itu berhenti beroperasi. Bodohnya, Andrew tidak memikirkan dengan resiko radiasinya. Dan kemudian beberapa kejadian lainnya yang tidak bisa digambarkan oleh Anna.

Semuanya terlihat begitu menyeramkan untuk Anna.

Anna hanya perlu pergi menemui Andrew, menahannya untuk tidak pergi. Mungkin itu bisa merubah masa depan yang akan terjadi. Namun, masa depan bukanlah sesuatu yang bisa dipastikan. Bukan sesuatu yang bisa diakui tentang kebenarannya kalau masa depan itu akan terjadi tanpa melakukan apapun yang bisa merubahnya. Setiap tindakan akan menentukan arah masa depan tersebut. Walaupun sejauh ini, apa yang dilihat dan dilakukan oleh Anna tidak banyak merubah masa depan tersebut, mungkin kali ini dia bisa mencurangi masa depan itu sendiri. Namun, bagaimana cara Anna untuk mencurangi masa depan?

Dennis!

*****

Dennis kembali menggerakkan spidol ditangannya. Pembunuh itu mulai bergerak kembali. Dia berusaha berkonsentrasi karena pembunuh itu bergerak dengan cepat. Dennis berpikir orang itu menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor, namun kecepatannya melebih kecepatan maksimum yang bisa dicapai oleh mobil ataupun motor. Selain itu, ini hari Senin. Jalanan Seoul pasti macet sekali dan tidak mungkin pembunuh itu bisa bergerak dengan cepat.

Dennis berusaha menyamai kecepatan bergerak pembunuh itu dengan kecepatan tangannya untuk melacaknya. Namun, Dennis tiba-tiba kehilangan posisi pembunuh itu. Dennis mengumpat dan membuat beberapa orang di ruangan yang sama dengannya meliriknya. Dennis mengucapkan maaf dan menatap kembali peta kota Seoul dihadapannya. Dennis ingin meminta konfirmasi dari orang-orang yang diperintahkan oleh Victoria untuk mengawasi pembunuh itu, namun hanya Victoria yang bisa menghubungi team leader dan saat ini Victoria sudah pulang dan baru kembali ketika menjelang makan siang. Dennis pun seharusnya kembali ke rumahnya dan beristirahat. Namun, dia tidak akan bisa melakukan pelacakan pada pembunuh tersebut, jadi dia memutuskan untuk tinggal. Selain itu, Steve juga ingin melakukan beberapa tes padanya.

Entah tes apa.

Dennis menarik nafas panjang dan menatap pena milik pembunuh itu. Dia sudah berusaha mendeteksi kemampuan apa saja yang dimiliki oleh pembunuh tersebut, namun tidak berhasil. Dennis merasa seperti ada penghalang ketika dia berusaha mendeteksi kemampuan si pembunuh. Kemampuan yang hampir sama seperti kemampuan yang dimiliki Max –mungkin. Selain itu, pembunuh itu mungkin juga mempunyai kemampuan yang membuatnya bisa bergerak cepat, seperti kemampuan yang dimiliki oleh David Kim yaitu flight.

“Terbang? Apa dia mempunyai kemampuan untuk terbang?” gumam Dennis.

Dennis menghela nafas dan mengusap wajahnya yang terlihat kelelahan. Dia mungkin harus beristirahat selama duapuluh menit atau kurang, sampai dia bisa melacak keberadaan pembunuh itu lagi. Dennis mengambil pena tersebut dan berjalan menuju pintu dan menempelkan gelang id visitor-nya lalu melangkah keluar dari ruangan tersebut. Namun, ketika Dennis berjalan menuju lift, ponsel berdering. Sebuah nomor yang tidak dikenalnya.

Dennis mengernyit. Dia tidak pernah memberikan nomor ponselnya pada sembarang orang. Selama ini Dennis hanya memberikan nomor ponselnya pada orang-orang terbatas yang dipercayainya, bahkan Dennis tidak memberikan nomor ponsel pribadinya kepada kampus. Tapi orang yang menghubunginya mengetahui nomornya dan orang terakhir yang Dennis memberikan nomor ponsel pribadinya adalah Annabelle Kim.

“Nona Kim, akhirnya kau menghubungiku. Aku benar-benar menunggu telepon darimu,” gumam Dennis dengan sumringah. Seolah rasa lelahnya kini sudah menghilang. Kemudian Dennis menggeser layar dan mendekatkan ujung ponsel ke telinga kirinya.

“Halo, Nona Kim.”

*****

Andrew tidak cukup mengerti dengan laporan yang diberikan oleh team leader Ji, penanggung-jawab selain Marc atas project nemesis. Selama ini Marc selalu memberikan laporan padanya tentang perkembangan setiap project yang dikerjakannya dengan sedikit penjelasan secara menyeluruh tiap kali Marc datang ke ruangannya. Well, selama ini pun Andrew tidak mengalami kesulitan apapun dalam mengerti setiap laporannya, hanya saja untuk laporan evaluasi akhir project nemesis ada beberapa hal yang membingungkan Andrew.

Team leader Ji memperhatikan Andrew yang terlihat mengerutkan dahi ketika membaca laporan yang dibawakannya. “Ada sesuatu yang salah, Direktur Choi?” tanyanya.

Andrew mengangkat kepalanya. Ia menatap pria dihadapannya dan menghela nafas. Andrew lalu menutup dokumen tersebut dan tersenyum. “Aku akan mempelajarinya lebih mendetail lagi. Setelah kutanda-tangani, Renee akan memberikannya padamu. Kerja bagus, team leader Ji. Kembalilah bekerja.”

“Er, terima kasih. Saya rasa. Ohya, apa hari ini anda akan ke kawasan industri Shiwa? Untuk bertemu dengan Nathan? Sepertinya pagi ini, dia menghubungi saya dengan terdengar sedikit panik,” kata team leader Ji.

Andrew menaruh dokumen itu diatas tumpukan dokumen lainnya. “Sesuatu telah terjadi? Karena menurut Marc, sebelumnya tidak terjadi masalah apapun saat dia pergi ke sana untuk evaluasi,” tanya Andrew.

“Saya pikir bukan masalah besar. Namun, Nathan sempat mengatakan mengenai kerusakan pada mesin utama. Dia dan pekerja lainnya sedang melakukan perbaikan. Anda ingin pergi ke sana untuk melihat dan mendengarkan laporannya secara langsung? Karena Marc, sedikit khawatir dengan mesin tersebut,” kata team leader Ji.

Andrew terdiam sejenak. Ia mengingat mengenai kilasan masa depan yang pernah dikatakan Victoria dan Anna mengenai ledakan tersebut dan dirinya. Kini, setelah mendengar laporan team leader Ji mengenai kerusakan mesin project nemesis, Andrew berpikir apakah ini penyebab terjadinya ledakan tersebut. Andrew menatap team leader Ji. “Mesin ini, aku hanya sedikit penasaran karena aku sepertinya pernah melihat laporannya tapi aku masih belum yakin. Apakah mesin ini dikendalikan oleh komputer atau alat elektronik lainnya?” tanyanya dengan pelan. Andrew tidak bisa mempercayai suaranya untuk bertanya dengan sedikit lebih keras.

Team leader Ji mengangguk. Andrew memejamkan matanya dan untuk beberapa detik menahan nafasnya. “Untuk project nemesis, Marc menggunakan teknologi terbaru yang dikembangkan oleh Skyline bersama perusahaan dari Jerman dan Inggris. Kami mendapatkan laporan dari kedua perusahaan tersebut kalau teknologinya bekerja dengan baik, jadi Marc memutuskan untuk menggunakannya sebagai pusat kontrol untuk nemesis,” jelas team leader Ji. Tapi melihat ekspresi pucat Andrew, team leader Ji sedikit cemas.

“Ada apa, Direktur Choi?”

Andrew membuka matanya lagi lalu menggeleng. “Lalu pusat kontrolnya dibangun di satu lokasi yang sama?”

“Iya, Marc mengatakan akan jauh lebih mudah mengawasi dan mengendalikannya jika mesin dan pusat kontrolnya ditempatkan pada satu tempat yang sama. Apa itu masalah, Direktur?” tanya team leader Ji lagi.

Andrew hanya tersenyum tipis. “Tidak, itu bukan sebuah masalah. Aku akan pergi sekarang. Oh, jangan katakan apapun pada Marc jika dia menghubungi dan bertanya. Katakan saja, aku mengerjakan apa yang diperintahkannya padaku dengan sangat baik. Suruh dia untuk istirahat. Okay?”

Team leader Ji, walaupun tidak mengerti dengan ucapan Andrew, mengangguk patuh. Lagipula Andrew adalah atasannya. Apapun yang dikatakannya adalah perintah perusahaan. Kemudian team leader Ji keluar dari ruangan Andrew. Meninggalkan Andrew yang perlahan mulai hancur. Jika ini memang adalah masa depannya, lalu bagaimana Andrew harus menyikapinya? Apa dia harus tetap pergi ke kawasan industri Shiwa, menyuruh untuk melakukan evakuasi sedangkan dirinya mengurus mesin tersebut? Lalu bagaimana dengan ledakan itu dan pembunuhnya?

Victoria dan Anna tidak pernah memberikan gambaran yang jelas mengenai kilasan masa depan yang mereka lihat padanya. Andrew bisa saja memutuskan untuk tidak pergi ke kawasan industri Shiwa dan mengacaukan masa depan tersebut. Tapi bagaimana dengan ledakannya? Jika dia tidak pergi, namun ledakan itu tetap terjadi, lalu apa yang akan terjadi berikutnya?

Andrew menekan keningnya dengan keras. Kepalanya berdenyut keras. Dia harus memutuskan dengan cepat. Andrew menarik nafas panjang dan berusaha untuk tenang. Mungkin aku harus memastikan posisi pembunuh itu terlebih dahulu? pikir Andrew.

Ya, itu yang harus aku lakukan sekarang.

Andrew kembali menarik nafas. “Okay, hubungi Dennis terlebih dahulu. Pastikan posisi pembunuh itu lalu keputusan lainnya akan menyusul,” gumamnya.

*****

Pria misterius itu tiba di kawasan industri Shiwa dalam hitungan puluhan menit. Kemampuan dari korban ke-tiganya, yakni flight, sangat berguna baginya. Pria itu berhasil menghilangkan jejaknya selama ini dan mudah untuk berpindah tempat karena kemampuan terbangnya. Biasanya, pria itu membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk menghilangkan jejak sebelum muncul lagi di tempat lainnya, tapi sejak mendapatkan kemampuan terbang itu, si pria misterius bisa berpindah tempat dengan cepat.

Pria itu memperhatikan sekitar kawasan milik Skyline tersebut dengan sebuah seringai di wajahnya. Kemudian pria itu mulai berjalan menuju salah satu bangunan besar dengan santai. Seolah tidak ada siapa yang mencurigai keberadaannya di sana. Bagaimana tidak, pria itu kini menggunakan tubuh Marc atau lebih tepatnya dia sedang meniru Marc. Kemampuan lain yang dimiliki oleh pria tersebut adalah shape-shiftting, yakni kemampuan untuk mengubah diri menjadi orang lain secara fisik dengan kemiripan sempurna hingga sulit untuk dibedakan. Dan orang yang mempunyai kemampuan itu disebut shape-shiftter. Dengan cara ini pula, pria itu dengan mudah menghilangkan jejaknya setelah melakukan pembunuhan.

Pria itu memasuki gedung dan berjalan menuju anak tangga. Dengan sesekali membalas sapaan pegawai yang menyapanya, pria itu menaiki anak tangga hingga membawanya ke lantai tiga, pusat kontrol dan sistem project nemesis. Pria itu memasukkan sidik jari milik Marc dan pintu dihadapannya terbuka.

Well, ini semudah yang kuharapkan,” gumamnya.

Pria itu lalu berjalan masuk dan memperhatikan semua aktifitas yang sedang berlangsung. Sepertinya, semua orang sedang sangat sibuk karena sesuatu hal. Pria itu tersenyum. Rasanya tidak sia-sia, sebelumnya dia pernah datang ke tempat itu dan membuat sedikit kerusakan. Kini, pria itu hanya tinggal menunggu sampai Andrew datang. Lalu tiba-tiba seorang pria yang menyadari keberadaan pria itu sebagai Marc menghampirinya.

“Marc, kau datang? Kupikir, kau menyuruh Direktur Choi untuk datang kesini?” kata pria itu.

Pria itu, Marc palsu, melihat sebuah nametag yang terpasang pada jas putih pria yang memiliki tubuh lebih kecil darinya. Nathan Kim. Marc palsa menatap dengan ekspresi khawatir pada Nathan. “Dia akan segera datang. Aku hanya ingin melihat sebentar saja. Aku merasa sedikit khawatir pagi ini. Ada sesuatu yang terjadi, Nathan? Karena sepertinya semua terlihat begitu tegang dan khawatir,” tanyanya.

Oh, bahkan suaranya pun persis dengan suara Marc.

“Hari ini sedikit buruk. Pagi ini, mesin utama mengalami kerusakan dan kami berusaha untuk memperbaikinya. Padahal pada pemeriksaan sebelumnya, kami tidak menemukan tanda-tanda kerusakaan apapun. Kami tidak akan bisa memperbaiki mesin utama sebelum melihat apa penyebab dan dimana letak kerusakaan tersebut. Kau bisa membantu mengeceknya sebentar? Aku tahu, kau baru keluar dari rumah sakit tapi karena kau sedang disini, jadi….”

Marc palsu mengangguk. “Tunjukkan padaku datanya. Aku mungkin bisa membantu. Lagipula aku yang merancangnya, bukan?”

Nathan tersenyum lega. “Ya, aku sedikit lega karena kau telah datang, Marc. Jika kami melakukan sedikit kesalahan saja, mungkin kita harus menyalakan alarm evakuasi.”

*****

Andrew menepikan mobil audi hitam miliknya. Ekspresinya terlihat sangat pucat dan dia berusaha mengerti apapun yang tengah dibicarakan oleh Anna dan Dennis bergantian. Awalnya, Andrew ingin pergi ke Lab untuk mencari Dennis, tapi dia memutuskan untuk menghubungi sang dosen terlebih dahulu. Namun, Andrew malah diberikan oleh informasi baru dari Anna yang ternyata bersama Dennis saat ini. Sejak dia meninggalkan Skyline, headset ponsel sudah terpasang di telinga kanan Andrew. Jadi, cukup beruntung Andrew tidak menjatuhkan ponselnya selama menyetir ketika mendengarkan semua ucapan Anna dan Dennis.

Jemari Andrew terlihat memutih karena dia terlalu kuat mencengkram kemudi. Setiap kalimat yang dilontarkan oleh Anna dan Dennis membuat Andrew kesulitan bernafas untuk saat ini. Tubuhnya terlihat gemetaran. Andrew bahkan tidak berani untuk menyetir lagi. Dia takut akan terjadi kecelakaan, jika Andrew tetap memaksakan menyetir.

Ucapan Anna mengenai kilasan masa depan yang dilihatnya dengan lebih jelas dari sebelumnya, dimana Andrew yang berusaha mematikan mesin utama project nemesis, lalu terjadi ledakan besar sebelumnya. Kemudian Andrew yang berhadapan dengan pembunuh itu. Dilanjutkan dengan informasi keberadaan Marc dari Dennis dan dia juga kehilangan lokasi si pembunuh itu. Selain itu, peringatan dari mereka agar Andrew tidak pergi ke lokasi project nemesis. Semuanya terdengar tidak masuk akal bagi Andrew, tapi terus berputar dalam pikirannya. Membuatnya hampir gila.

“Andrew, jangan pergi kesana. Apapun yang terjadi, jangan pergi ke sana. Aku yang akan pergi bersama Park Sonsaengnim dan Max.”

Suara Anna terdengar tidak meyakinkan bagi Andrew. Gadis itu terdengar ketakutan. Tapi Anna berusaha untuk terdengar tenang, untuk dirinya. Namun, bagaimana bisa Andrew tidak pergi ke kawasan industri Shiwa jika Anna mengatakan bahwa dia juga melihat Marc berada di sana. Hari ini, Marc mengatakan bahwa dia akan pergi ke suatu tempat setelah keluar dari Mediction. Andrew tidak pernah menyangka kalau dia akan pergi ke lokasi project nemesis untuk menjemput masa depannya.

“Andrew, apa aku mendengarkanku? Jangan pergi, okay! Kembali ke Skyline atau pulang ke rumah. Jangan pergi kemana pun, sebelum aku atau Park Sonsaengnim menghubungimu. Bahkan jika Marcus menghubungimu. Jangan mengangkat telepon dari siapapun kecuali kami.”

Sekarang Andrew merasa ucapan Anna semakin tidak masuk akal. Sebelumnya, dia mengatakan kalau Marc berada di lokasi project nemesis, namun dia bukanlah Marc. Sekarang Anna menyuruh Andrew untuk tidak menerima panggilan telepon dari siapapun kecuali dia atau Dennis. Bagaimana bisa gadis itu memberikan perintah seperti itu padanya?

“Andrew?”

Andrew memejamkan matanya dan menarik nafas panjang. “Tidak, Anna. Aku harus melihat sendiri kalau Marc aman. Bahkan jika kau mengatakan bahwa yang sedang berada di lokasi project nemesis bukanlah Marc, aku hanya pergi untuk memastikannya. Aku tidak akan melakukan apapun, okay? Kalian bisa menemuiku di sana.”

Andrew, jangan melakukan tindakan gila lagi.” Sekarang Steve yang memarahinya dan menyuruhnya untuk tidak pergi. “Hubungi Marc dulu. Pastikan dimana lokasinya sekarang.

“Tapi Dennis bisa mendeteksi lokasi Marc saat ini. Dia bahkan mengatakan kalau Marc berada…” ucapan Andrew terhenti.

“Sudah kukatapan kalau aku tidak yakin, Andrew. Aku hanya menggunakan foto Marc sebagai medianya. Walaupun lokasi yang kutunjukkan adalah di kawasan industri Shiwa, tapi aku merasa janggal. Karena aku merasakan energi Marc di tempat lain. Hanya saja… Oh, ya Tuhan, aku bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskannya padamu.” Suara Dennis terdengar frustasi. Ini pertama-kalinya, sejak kemarin, Andrew mendengar Dennis yang frustasi seperti itu.

Andrew menarik nafas. “Jelaskan dengan bahasa yang mudah kau dan aku mengerti, Dennis Park! Kalau Marc tidak berada disana, lalu dimana seharusnya dia berada sekarang?!” Kali ini emosi Andrew sudah tidak bisa tertahan lagi.

Terdapat jeda selama beberapa detik, sebelum Steve kembali bicara. “Dengarkan aku, Andrew Choi. Tetap di posisimu saat ini. Kami akan menemuimu, okay. Jangan pergi sendirian. Jangan melakukan tindakan gila yang mungkin akan kau sesali nantinya.”

Andrew memejamkan matanya sekali lagi. Dia menarik nafas dan mengatur nafasnya perlahan. Walaupun saat ini dia benar-benar panik, Andrew tidak boleh gegabah mengambil keputusan. Terlebih ini menyangkut keselamatan Marc. Sepupunya, Marcus Cho.

Saat ini Marc mungkin dalam keadaan bahaya dan Andrew tidak bisa membiarkan saudaranya kembali terluka. Andrew membuka matanya dan menatap lurus kearah jalanan dihadapannya. Ia menarik nafas. “Aku akan lebih menyesali jika Marc dalam bahaya saat ini, Stephen Jung,” kata Andrew untuk terakhir kali-nya.

Kemudian ia memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Andrew mengambil ponselnya dan me-non-aktif-kan ponselnya. Dia tidak ingin mendengarkan hal-hal omong kosong dari Anna, Dennis ataupun Steve. Andrew harus menyelamatkan Marc. Bahkan jika pada akhirnya, harus mengorbankan nyawanya sendiri.

*****

Begitu Andrew memutuskan sambungan telepon, Anna bergegas mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi pria tersebut. Namun, gagal. Anna menghembuskan nafas lalu dia menatap Dennis dan Steve dengan serius. Mereka harus bergegas cepat karena mereka sedang bertaruh dengan waktu. “Berikan aku kunci mobil. Park Sonsaengnim, tolong lacak keberadaan Andrew terus. Oh Prof. Jung, tolong hubungi Dad-ku. Katakan ada masalah di lokasi project nemesis. Mungkin Dad bisa melakukan sesuatu. Aku akan mengejar Andrew.”

Anna bisa saja menggunakan kemampuannya untuk terbang agar bisa mengejar Andrew, tapi mana mungkin Anna bisa terbang di langit Seoul dimana semua orang bisa melihatnya. Bahkan jika Anna terbang lebih tinggi, keberadaannya mungkin akan terlacak oleh radar militer angkatan udara. Itu malah akan menimbulkan masalah yang lebih besar, terlebih jika David Kim juga akan terlibat. Selama berada di Seoul, Anna berusaha seminimal mungkin untuk membuat masalah. Ayahnya adalah orang penting dan setiap tindakannya akan selalu diawasi oleh lawan politiknya.

“Anna!” Gadis itu menoleh dan Dennis melemparkan kunci mobilnya pada Anna. “Pakai mobilku. Kau yang menyetir, aku akan ikut bersamamu.” Kemudian Dennis meraih pena milik si pembunuh serta peta besar kota Seoul.

“Aku akan memberitahu Max agar menyusul kalian. Aku mungkin juga akan menyiapkan bantuan tambahan. Oh, mungkin juga meminta bantuan dari ayahmu, Anna,” ujar Steve.

Anna dan Dennis kemudian bergegas meninggalkan Lab. Cukup beruntung kecepatan lift di Lab sangat luar biasa cepat, hingga kurang dari sepuluh detik, Anna dan Dennis sudah berada di area parkir. Anna mengikuti Dennis yang berlari menuju mobilnya. Begitu keduanya sudah berada di kursi masing-masing dan memakai seatbelt, Anna bersiap menyalakan mesin mobil.

Namun, Dennis menahan kemudinya. “Kau punya lisensi mengemudi?”

“Aku punya!!” seru Anna yang langsung menginjak pedal gas dan melajukan mobil Dennis dengan kecepatan hampir maksimum. Walaupun mereka sedang tergesa, namun bagaimana pun juga Anna tidak berani untuk melanggar aturan lalu lintas di Seoul.

Disaat Anna fokus menyetir, Dennis mencari foto Andrew di ponselnya dan berkonsentrasi untuk melacak posisinya. Dengan peta diatas pangkuannya, Dennis berusaha mengikuti posisi Andrew. Anna melirik Dennis yang sedang bekerja. Dia ingin bertanya, tapi Anna tidak ingin mengacaukan konsentrasi Dennis. Anna hanya berusaha fokus menyetir dan menyalip beberapa mobil di depan mereka.

Dennis kemudian memasukkan alamat yang dituju oleh Andrew ke dalam mesin GPS. “Ikuti arahannya. Aku tidak akan bisa memberikan arahannya padamu. Kita masih harus melacak Marc, bukan?”

Anna mengangguk dan kembali membiarkan Dennis melacak Marc kembali. Gadis itu mengikuti arahan dari GPS dengan sigap, bahkan ketika mereka memasuki jalan bebas hambatan, Anna langsung memacu mobil Dennis dengan kecepatan maksimum. Dia tidak ingin terlambat datang. Firasatnya sudah cukup buruk sejak mengalami mimpi buruk semalam.

Pria yang dilihatnya sebagai Jake Mason, pria yang melakukan sepuluh pembunuhan terhadap sepuluh super human dan mengambil kemampuan mereka dengan memakan otak mereka, adalah pria yang sama yang ditemui Anna di Berlin. Pria yang selalu meminta bantuannya untuk menyerap kemampuan dari super human yang datang padanya. Anna tidak mendapatkan jawaban apapun mengenai kapan Jake datang ke Korea atau bagaimana dan kenapa Jake melakukannya kejahatan seperti itu. Anna sudah menyerap semua kemampuan Jake. Seharusnya dia menjadi manusia normal. Jika Jake menginginkan kemampuan itu, kenapa dia harus meminta Anna menyerap semua kemampuannya? Karena itu, Anna merasakan sesuatu yang janggal dengan kilasan masa depan yang dilihatnya terkait dengan Jake Mason tersebut

Pikirannya terhadap Jake Mason teralihkan ketika Dennis mengumpat.

“Posisi Marc masih di sana. Tapi aku merasa dia bukanlah Marc yang asli. Apa kau mempunyai petunjuk jika ada kemampuan untuk meniru orang lain atau semacamnya?” tanya Dennis.

Anna menggeleng. “Selama di Berlin, aku tidak pernah bertemu dengan orang yang mempunyai kemampuan seperti itu. Tanyakan pada Prof. Jung, apakah mereka mempunyai database mengenai kemampuan seperti itu. Tapi aku pernah mendengar beberapa cerita rakyat mengenai shape-shiftter. Mereka bisa merubah bentuk fisik tubuh mereka menjadi bentuk aneh atau meniru orang lain. Anda pernah membaca novel Harry Potter? Shape-shiftter mirip seperti metamorphagus dan animagus. Kurang lebih.”

Dennis mengernyit. Dia memang pernah membaca novel Harry Potter, tapi dia tidak pernah terpikir kalau kemampuan itu benar-benar ada. Walaupun dia mempunyai kemampuan spesial, tapi kemampuan merubah bentuk seperti itu menurutnya hanya sebuah fiksi. “Apa hal itu benar-benar ada di dunia nyata?” tanya Dennis yang sedikit mengencangkan seatbelt-nya. Anna menyetir terlalu cepat. Walaupun kondisi jalanan tidak terlalu ramai, tapi Dennis tidak ingin berakhir di rumah sakit.

Anna mengangkat bahunya. “Entahlah. Aku membaca beberapa cerita rakyat mengenai itu, tapi aku tidak mempercayai semuanya. Oh, Korea Selatan juga mempunyai cerita mengenai shape-shiftter.”

Dennis mengernyit. “Apa?”

“Mengenai gumiho. Cerita mengenai rubah dengan sembilan ekor yang berubah menjadi wanita muda cantik untuk merayu para pria. Itu termasuk shape-shiftter. Menurutku. Anda adalah orang Korea, tapi tidak mengetahuinya? Itu benar-benar mengejutkan.”

Dennis hanya mendengus.

*****

Nathan menatap Marc palsu dengan rasa ketakutan yang luar biasa. Ketika Nathan memperlihatkan data mengenai kerusakan yang terjadi di mesin utama, Marc palsu itu malah menyalakan alarm tanda bahaya. Dengan sengaja, Marc palsu itu membuka pintu palka utama yang menahan radiasi tetap berada dalam ruangan mesin utama yang terletak di lantai dua dan lantai satu. Sontak suara alarm berbunyi keras dan membuat semua orang panik untuk melakukan evakuasi.

Nathan berteriak pada Marc palsu tersebut dan mendorongnya menjauh dari komputer utama. Nathan berusaha menghentikan prosedur utama darurat ketika kondisi seperti ini terjadi. Namun, apapun yang dilakukannya tidak menghentikan pintu palka terbuka. Dalam lima menit hingga sepuluh menit, pintu palka akan terbuka dengan sempurna. Nathan belum menemukan kerusakan yang terjadi di mesin utama, jadi dia hanya mengharapkan kalau kerusakan mesin tidak akan menimbulkan kebocoran pada reaktor nuklir yang terdapat dalam mesin tersebut. Kalau terdapat kebocoran reaktor nuklir dan pintu palka terbuka, mungkin akan terjadi ledakan besar. Efek jangka panjangnya adalah kontaminasi luar biasa akibat ledakan nuklir tersebut.

Marc palsu melihat Nathan yang terlihat begitu panik dan kemudian tertawa. Semua pegawai di ruangan itu sudah melakukan evakuasi sejak alarm berbunyi. Nathan berbalik dan menatap Marc palsu itu seolah dia akan membunuhnya. “Apa yang kau lakukan Marcus Cho?! Apa kau tidak sadar dengan tindakanmu ini?! Kenapa kau melakukan ini pada project-mu sendiri?!!” teriak Nathan dengan marah.

Tapi Marc palsu itu masih tertawa. “Nathan Kim, kenapa kau terlihat begitu khawatir? Kau bisa menghentikannya dengan menggunakan kemampuanmu itu.”

“Apa maksudmu? Kemampuan apa yang kau maksud, Marcus?!” Nathan masih berteriak pada Marc palsu.

Marc palsu menghentikan tawanya. Ia menyeringai licik pada Nathan. “Kenapa kau masih memanggilku dengan nama Marcus? Apa kau tidak menyadarinya, Nathan Kim? Ah, mungkin kau dan Marcus tidak terlalu dekat hingga kau tidak bisa menyadarinya.”

Nathan menatap Marc palsu dengan nanar. Ia memperhatikan ekspresi Marc palsu itu dengan lebih lekat. Saat ini Marc palsu itu menyeringai padanya, namun Nathan merasa itu bukanlah Marcus Cho yang dikenalnya. Marcus Cho yang asli tidak mempunyai ekspresi seperti pembunuh berdarah dingin seperti apa yang sedang disaksikan Nathan saat ini.

“Ka-kau bukan Marcus Cho? Si-siapa kau sebenarnya?!”

Marc palsu itu tersenyum. “Ah, akhirnya.” Kemudian Marc palsu itu mulai merubah bentuk fisiknya. Perlahan wajah Marc itu menghilang dan digantikan oleh wajah yang begitu menyeramkan. Nathan menyaksikan perubahan itu dengan mata membesar. Wajahnya semakin memucat dan nafasnya hampir berhenti saat itu juga. Ketika Marc palsu itu sudah berubah kembali ke bentuh tubuh yang sebenarnya, pria itu kembali menyeringai pada Nathan.

“Halo, Nathan Kim. Namaku adalah Eric Mason dan aku menginginkan kemampuanmu. Tapi untuk mendapatkan kemampuan luar biasamu itu, sayang sekali aku harus membunuhmu.”

*****

Saat Andrew tiba di kawasan industri Shiwa dan mendapati semua pegawai sedang melakukan evakuasi dan prosedur isolasi lokasi project nemesis dan melakukan pen-sterilan wilayah sejauh sepuluh kilometer untuk sebagai pencegahan awal jika terjadi kebocoran reaktor nuklir. Andrew berlari menuju gedung utama project nemesis. Namun, salah seorang pegawai yang mengenali dirinya dengan cepat menahan Andrew agar tidak mendekati gedung utama project nemesis.

Pegawai itu menahan kedua lengan Andrew dengan erat. “Direktur Choi? Apa yang anda lakukan disini? Anda tidak boleh berada disini sekarang! Situasi saat ini sedang dalam kondisi darurat. Anda harus pergi dari sini sekarang juga.”

“Apa yang terjadi? Kenapa alarm evakuasinya berbunyi? Apa terjadi masalah?!” tanya Andrew.

Pegawai itu melepaskan kedua lengan Andrew. “Pagi ini, kami mendapat laporan bahwa ada kerusakan pada mesin utama. Kami masih melakukan penyelidikan dimana ada apa kerusakan tersebut. Namun, sepertinya kerusakaan cukup parah hingga menimbulkan kebocoran reaktor nuklir. Alarm evakuasi baru saja berbunyi dan sesuai prosedur kami melakukan evakuasi dan pensterilan wilayah project nemesis. Dalam waktu lima menit, pusat keamanan nuklir nasional akan mengirimkan team karantina.”

Andrew mendengarkan penjelasan singkat pegawai tersebut dengan baik. Ya, yang terpenting saat ini adalah melakukan prosedur evakuasi. Sepertinya Marc melakukan evaluasi akhir yang cukup baik. Kemudian Andrew teringat kalau dia harus bertemu dengan Nathan Kim, orang yang bertanggung-jawab atas project nemesis di lapangan. “Dimana Nathan Kim? Aku perlu mendengarkan laporan langsung darinya.”

“Nathan mungkin masih berada di ruang pusat kontrol utama di lantai tiga. Dia dan Marcus mungkin sedang berusaha untuk melakukan prosedur pencegahan dan menghentikan mesin utama,” kata pegawai itu lagi.

Saat mendengar nama Marc, sontak mata Andrew membesar dan melihat kearah gedung project nemesis yang mulai kosong. Gedung tersebut memiliki lima lantai dimana dua lantai pertama terdapat mesin utama sebagai penyokong project nemesis, lantai tiga sebagai pusat kontrol utama mesin project nemesis dan dua lantai paling atas adalah pusat kendali utama distribusi energi nuklir dari project nemesis. Saat gedung ini selesai dibangun, Marc menyombong pada Andrew. Selain karena biaya pembangunan project nemesis yang begitu besar, jika project ini berhasil diluncurkan, keuntungan yang diterima oleh Skyline akan meningkat hingga tigapuluh persen. Tidak heran, Marc begitu gigih mempertahankan project nemesis.

“Direktur, anda harus pergi dari sini sekarang!”

Andrew kembali menatap pegawai tersebut. Ia menarik nafas perlahan. “Dengarkan perintahku baik-baik. Kau yang bertanggung-jawab untuk saat ini. Pastikan semua pegawai berada di tempat yang aman dan lakukan karantina dan prosedur screening untuk memastikan mereka tidak terkena kontaminasi radiasi. Saat team karantina dari pusat keamanan nuklir datang, lakukan koordinasi dengan mereka. Berikan laporan pada team leader Ji di Skyline.”

“Lalu bagaimana dengan anda, Direktur? Apa anda akan masuk ke dalam? Itu sangat berbahaya, Direktur Choi. Saya tidak bisa….”

“Ini adalah perintah dari Direktur! Lakukan perintahku. Cepat tinggalkan tempat ini!” Andrew berteriak.

Andrew tidak pernah berteriak seperti itu pada pegawainya. Tapi saat ini situasinya tidak mendukung Andrew untuk tetap bertindak dengan sabar dan memberikan penjelasan pada pegawai tersebut –entah siapa namanya, Andrew tidak terlalu peduli untuk bertanya. Pegawai itu sedikit terkejut dengan teriakan Andrew. Namun, dia menuruti perintah Andrew dan berlari meninggalkan gedung tersebut. Andrew kembali menatap gedung besar yang berdiri kokoh dihadapannya tersebut. Andrew menarik nafas sebelum berlari masuk ke dalam gedung tersebut.

Andrew berlari menuju anak tangga dan bergegas untuk pergi ke lantai tiga. Andrew perlu memastikan dengan matanya sendiri kalau Marc dalam kondisi aman dan tanpa terluka sedikit pun. Inilah mungkin yang dilihat oleh Anna dan Victoria dalam kilasan masa depan mereka. Andrew yang berlari dan menyelamatkan semua orang termasuk Marc. Kemudian ia yang akan menghentikan mesin utama. Andrew tidak memperdulikan keberadaan pembunuh itu untuk saat ini atau bahkan nyawanya. Jika Andrew harus mati demi untuk menyelamatkan banyak nyawa, dia pun rela.

Toh, pada akhirnya semua manusia akan mati.

Steve mungkin akan memakinya seperti ketika Andrew menyuruh Sully untuk menyelamatkan Marc. Itu pun jika dia selamat dan hidup. Tapi lihat sisi lainnya, jika dia mati, Andrew tidak akan mendengarkan suara Steve yang memakinya, mengatakan kalau dirinya sangat bodoh. Andrew menertawai pikirannya sendiri. Bagaimana bisa dia menginginkan kematiannya sendiri untuk menghindari makian dari Steve.

Andrew sampai di lantai tiga dan bergegas menuju sebuah ruangan besar dimana pusat kendali mesin utama berada. Namun, langkahnya terhenti tepat diambang pintu karena Andrew melihat seorang pria yang sedang berada diatas tubuh Nathan yang berguncang hebat. Tapi Andrew melihat kalau tubuh Nathan terlihat tidak bergerak sama sekali. Kemudian telinganya dikejutkan oleh suara teriakan Nathan ketika pria itu menggerakan dua jarinya dengan gerakan seperti akan memotong tepat dikening Nathan. Darah keluar dari kulit Nathan dan menyadarkan Andrew kalau dia harus melakukan sesuatu sebelum pria itu membunuh Nathan.

Andrew berkonsentrasi pada pria itu untuk mencari alat elektronik yang mungkin dibawanya. Andrew menemukan ponsel pada saku celana pria itu, kemudian dalam hitungan detik ponsel itu tiba-tiba meledak hingga membuat pria itu terlempar menjauhi tubuh Nathan. Andrew bergegas menghampiri Nathan dan membantunya untuk bangun. Andrew memperhatikan luka di kening Nathan. Ia mengeluarkan saputangan dari sakunya untuk menutupi luka dikening Nathan.

“Kau baik-baik saja?” tanya Andrew.

Nathan mengangguk dan mengambil saputangan itu dari tangan Andrew dan menekan lukanya sendiri agar darahnya tidak keluar lebih banyak. Nathan terlihat begitu shock dengan apa yang terjadi, terutama dengan ledakan kecil itu. Andrew mungkin harus memberi penjelasan padanya nanti setelah mereka selamat –atau Nathan selamat dan bisa bertanya pada Marc atau siapapun. Andrew kemudian beralih pada pria yang kini terlempar hingga ke pojok ruangan. Sepertinya pria itu terluka akibat ledakan ponselnya sendiri, namun Andrew tidak cukup beruntung karena pria itu masih sadar dan masih bisa berdiri.

Pria itu menyeringai pada Andrew.

“Wah.. Wah.. Direktur Andrew Choi yang datang rupanya. Kemampuanmu technokinesist-mu memang luar biasa, Direktur Choi. Aku bahkan tidak menyangka kalau kau bisa meledakkan ponselku,” kata pria itu, Eric Mason.

Andrew mengeraskan rahangnya. Dia berusaha untuk bertindak gila disaat berhadapan dengan pembunuh itu. Tidak ada yang tahu, kemampuan apa saja yang sudah dimilikinya sedangkan Andrew hanya bergantung pada satu kemampuannya. Dia seperti kalah jumlah dengan pembunuh itu, walaupun mereka saling berhadapan. Selain itu, Andrew tidak bisa melibatkan Nathan yang tidak mengetahui apapun. Kemudian Andrew melirik Nathan. Jika pembunuh itu berniat membunuh Nathan, maka apakah Nathan juga memiliki kemampuan seperti dirinya?

Eric menyeringai ketika Andrew memperhatikan Nathan dengan lekat. “Sepertinya kau mulai menyadarinya. Ya, pegawaimu itu mempunyai kemampuan hebat dan aku menginginkannya. Jadi, sebelum aku bertindak kasar padamu, menyingkirlah. Kau akan mendapatkan ajalmu nanti.”

Andrew kemudian berdiri, diikuti oleh Nathan. Andrew menatap Eric dengan lekat. “Nathan, apa kemampuanmu?” tanya Andrew pada Nathan tanpa menghilangkan fokus perhatiannya pada pria yang kini berdiri dihadapan mereka.

“Katakan Nathan. Katakan pada Direktur Choi, kemampuan apa yang kau miliki dan jangan menyangkal kalau kau berbeda,” kata Eric.

Andrew ingin sekali menyuruh Eric untuk menutup mulutnya. Tapi dia tidak mempunyai waktu untuk melakukan itu. Dalam hitungan menit, mungkin mesin utama akan meledak dan efek radiasinya akan segera menyebar jika mereka terlambat melakukan pencegahan bukan hanya keselamatan Marc yang menjadi taruhannya, melainkan keselamatan seluruh negeri.

Andrew melirik Nathan yang terlihat ragu untuk bicara. “Tidak apa-apa, Nathan. Aku juga mempunyai kemampuan yang berbeda darimu. Katakan saja apa kemampuan yang kau miliki, lagipula kita tidak pernah tahu kapan pria itu akan kembali menyerang lagi.”

Nathan menoleh pada Eric yang masih memperlihatkan seringai menyeramkannya. Kemudian dia menarik nafas dan berbisik pelan pada Andrew. “Generate and manipulated radiation. Kemampuanku adalah untuk menciptakan dan mengontrol radiasi nuklir. Bahkan aku bisa membuat EMP jika diperlukan.” Sontak Andrew menatap Nathan dengan serius. Disisi lain, seringai Eric semakin lebar, bahkan pria itu terlihat jauh lebih menyeramkan daripada Joker.

“Radiasi nuklir? Apakah Marc mengetahui kemampuanmu ini?” tanya Andrew lagi.

Mata Nathan membesar. “Marc juga mempunyai kemampuan seperti dirimu?!” seru Nathan. Melihat reaksi terkejut Nathan, Andrew berasumsi kalau keduanya tidak mengetahui kemampuan masing-masing. Tapi cukup beruntung, Marc sepertinya tidak pernah menyentuh Nathan. Marc sepertinya sangat berhati-hati untuk menyentuh orang lain, sesuai dengan permintaan Andrew. Untuk saat ini, Andrew bisa bernafas lega.

“Jangan biarkan Marc menyentuh kulitmu secara langsung, okay. Ingat itu baik-baik, Nathan. Oh, mungkin jika kita selamat, kita harus bicara lebih banyak mengenai kemampuanmu itu,” kata Andrew dengan tegas.

Jika aku masih hidup, pikir Andrew.

Kemudian Andrew beralih pada pria dihadapannya. Eric sepertinya masih betah di ruangan itu walaupun dalam hitungan menit, jika Andrew tidak bisa mematikan mesin utama, bisa dipastikan ledakan yang dilihat oleh Anna dan Victoria akan benar-benar terjadi. Andrew harus mencari cara untuk mereka keluar dari ruangan itu tanpa terluka untuk menghentikan mesin utama nemesis. Well, mungkin seharusnya Andrew tidak pergi sendirian tapi kini dia mengetahui kalau Marc dalam kondisi aman. Walaupun entah dimana keberadaannya kini, itu sudah sangat melegakan Andrew.

Andrew menarik nafas. “Siapa kau? Kau mengetahui namaku, bukankah sangat tidak sopan jika kau tidak memperkenalkan diri?”

Eric mengulas sebuah senyuman licik. “Itu memang benar. Kurasa aku harus bersikap sopan pada korbanku. Halo, Direktur Choi. Namaku Eric Mason, senang akhirnya bisa bertemu denganmu. Apa kabar sepupumu, Direktur? Kuharap dia tidak terluka cukup parah karena kecelakaan sinkhole tempo hari.”

Andrew terdiam untuk sejenak. Dia teringat dengan asumsi Anna mengenai orang yang mempunyai kemampuan terrakinesist, sebagai alternatif penjelasan penyebab kemunculan sinkhole tersebut. Jadi, apakah Eric mempunyai kemampuan itu? Lalu bagaimana dengan kemampuannya yang lain? Andrew hanya berharap Anna dan Dennis atau bahkan siapapun segera datang. Walaupun mereka tidak mempunyai banyak waktu, Andrew akan berusaha mengulur waktu.

“Kau yang membuat sinkhole tersebut? Jadi, salah satu kemampuanmu adalah terrakinesist?”

Eric menyeringai. “Oh, sekarang kau mempunyai waktu untuk mengobrol mengenai kemampuanku? Disaat gedung ini akan segera hancur dan melepaskan semua elemen radioaktif itu dan membuat kontaminasi luar biasa? Kau tahu, perusahaanmu bisa ikut hancur bersama gedung ini.”

Andrew mengumpat dalam hati. Dia hanya ingin mencuri waktu agar dia bisa memikirkan bagaimana untuk menyelamatkan Nathan dan semua orang. Tapi Eric Mason jauh lebih cerdik darinya.

“Aku benci mengakuinya, Direktur. Tapi dia benar. Kita harus mencari cara untuk menghentikan mesin utama. Aku bisa menggunakan kemampuanku untuk mengontrol radiasinya. Jadi, apa kemampuanmu bisa digunakan saat ini?” kata Nathan.

Andrew harus membenci kenyataan tersebut. Tapi Nathan dan Eric benar. Mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk mengobrol. Rencananya untuk mengulur waktu gagal. Atau malah seharusnya Andrew tidak harus berpikir untuk mengulur waktu di saat seperti ini. Andrew melirik Nathan. “Kau bisa mengontrol radiasinya tanpa terpapar? Aku akan mematikan mesinnya dari sini. Selain itu, aku masih mempunyai banyak pertanyaan pada Eric.”

Well, technokinesist bukanlah kemampuan yang buruk. Sampai bertemu lagi Nathan dan tolong jangan pergi terlalu jauh. Itu akan jauh lebih memudahkanku untuk membunuhmu,” ujar Eric.

Nathan menatap Eric dengan ekspresi takut karena ucapannya tadi. Eric sepertinya masih mempunyai keinginan besar untuk membunuhnya. Ia lalu mengangguk pada Andrew. Kemudian tanpa mengalihkan perhatiannya dari Eric, Nathan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Nathan bergegas menuju lantai dua untuk melihat seberapa buruk radiasinya. Nathan akan berusaha mengontrol jumlah radiasinya agar tidak terlalu membahayakan. Walaupun dia tidak begitu yakin berapa lama dia bisa menahannya.

Eric menghela nafas dan mengambil sebuah kursi untuk duduk. Ia melirik luka yang diakibatkan oleh ledakan ponselnya. Darah masih mengalir keluar dari lukanya. “Ah, sangat disayangkan aku tidak mendapatkan Sully Choi. Kemampuannya sangat berguna disaat terluka seperti ini. Kau benar-benar bergerak cepat untuk menyelamatkannya. Boleh aku bertanya siapa informanmu? Aku yakin kau tidak tahu mengenai Sully Choi, terlebih dengan keberadaannya.”

Andrew tidak terkejut jika Eric sudah mengetahui kalau dia yang menyelamatkan Sully. Mungkin salah satu kemampuan Eric adalah melacak keberadaan super human seperti yang dimiliki oleh Dennis. Walaupun tidak seratus persen yakin, tapi kemungkinan itu tetap ada. Lagipula Eric sudah mempunyai sepuluh kemampuan dari sepuluh super human yang dibunuhnya dan ia hanya mengetahui sedikit.

Eric masih menunggu jawaban Andrew, kemudian alarm peringatan kembali berbunyi. Mesin utama project nemesis mengalami malfungsi dan harus segera dimatikan. Kemudian terdengar peringatan untuk mematikan sumber energi mesin. Tapi jika pasokan sumber energinya dihentikan sebelum mesin utama dimatikan, tidak ada jaminan kalau semuanya akan berakhir begitu saja. Yang terburuk adalah ledakan itu akan tetap terjadi jika kebocoran itu benar-benar ada.

Ketika Andrew teralihkan perhatiannya pada peringatan yang diberikan oleh komputer tersebut, Eric melihat kesempatan untuk melakukan serangan, ia perlahan bangkit dan langsung menyerang Andrew dengan kemampuan telekinesist-nya. Eric melontarkan tubuh Andrew kearah komputer-komputer tersebut dan membuat sistem komputer mengalami kerusakan. Tubuh Andrew terjatuh ke lantai dengan keras. Ia merintih kesakitan dan berusaha untuk bangkit. Namun, Eric menahan tubuh Andrew dengan kemampuan lainnya.

Andrew berusaha melepaskan diri walaupun tubuhnya berteriak kesakitan, namun Eric berhasil menahannya dengan kuat. Eric kemudian berlutut disamping tubuh Andrew. Ia tersenyum licik dan menyentuh kening Andrew. “Kau tahu, Direktur Choi? Tepat di hari Marcus Cho datang ke tempat ini, aku juga berada disini. Memeriksa setiap bagian gedung dan membuat sedikit kerusakan. Dan akan kuberitahu sedikit rahasia lainnya. Project nemesis akan tetap hancur sesuai dengan masa depan yang kau dapatkan dari informan-mu. Oh, kau belum memberitahu siapa informanmu,” kata Eric.

Andrew berusaha menjauhkan kepalanya dari tangan Eric, namun si pembunuh itu juga menahan kepalanya. Kini, semua tubuh Andrew seperti membatu. Seperti ada sebuah beban besar yang menahannya untuk tidak bergerak. Andrew menatap Eric dengan nanar. “Lepaskan aku, Eric! Jika aku tidak menghentikan mesin itu, kita semua akan mati disini. Semua kemampuan yang kau miliki akan berakhir dengan sia-sia.”

Eric kembali tertawa. “Diantara kita, jika ada yang harus mati maka itu adalah dirimu, Direktur Andrew Choi. Bukan diriku.”

Eric kemudian mengarahkan dua jarinya diatas kening Andrew. Kemudian dia menggerakkan kedua jarinya seperti ketika Eric akan memotong kepala para korbannya. Andrew berteriak kesakitan ketika kulitnya mulai terbelah. Darah segar keluar dari luka dikening Andrew. Eric masih tertawa penuh kepuasan dan berhenti. Ia menikmati setiap detik rasa kesakitan yang dirasakan oleh Andrew.

Eric menarik nafas. “Ada permintaan terakhir sebelum aku memotong kepalamu, Andrew Choi?”

Andrew memejamkan matanya dan merasakan darah yang mengalir dari luka dikeningnya. Rasa sakit itu begitu luar biasa. Andrew bahkan kini mengharapkan kalau ledakan itu terjadi dan membunuh mereka berdua. Jika Andrew harus mati, dia tidak ingin mati dengan kesakitan. Atau mati sendirian. Setidaknya Eric Mason juga harus mati bersamanya.

“Tidak ada permintaan terakhir?” kata Eric dengan menyeringai. Dia kembali mengarahkan dua jarinya tepat diatas luka yang masih baru pada kening Andrew.

“Bagaimana kalau kau melepaskan saudaraku?”

Andrew mengenali suara itu. Dia ingin menoleh tapi kepalanya tidak bisa digerakkan dan luka keningnya masih meninggalkan rasa sakit yang luar biasa. Hanya Eric yang menoleh kearah pintu dan ia melihat sosok Marc berdiri disana. Marc berjalan masuk mencondongkan sebuah senjata kearah Eric.

Eric kembali menatap Andrew. “Lihat siapa yang datang untuk menyelamatkanmu, Andrew? Oh, tunggu, kau tidak bisa melihatnya bukan?” Eric kemudian berusaha untuk berdiri.

Marc mengulas sebuah senyuman. “Halo, siapapun namamu.”

“Halo, tuan Marcus Cho. Senang bisa melihatmu hidup.”

*****

NOTE: Well, sebenarnya ini masih ada lanjutannya mengenai keberadaan Marc. Tapi itu nanti di postingan berikutnya ajah kali ya… Okay, setengah dari jumlah kemampuan yang dimiliki oleh Eric Mason (yang dikira Anna sebagai Jake Mason) udah ketahuan. Di chapter berikutnya, nanti bakal ketahuan siapa Eric Mason dan beberapa hal lainnya…

Untuk Scaface, diusahakan minggu depan ya..

Music: VIXX – Alive (Moorin School OST. Part 1)

5 thoughts on “[MM] Super Human – 1st Story [16]

  1. HAAAAAAAAAAAAAAAAAA………
    Kenapa Kyu nongol tapi harus bersambung?????
    Ga tahan pingin lanjutanya
    Please jangan lama……
    ditunggu banget

  2. Kyaaa!!!gemes…gemes..gemes.
    Siwon yang tetap melakukan apa yang ingin atau mmng harus ia lakukan.Dan si Eric yang sebenarnya apa tujuan dia untuk mmbuat bnyk ketidak nyamanan itu.Huft..serba deg-degan.
    Tambah gemes juga pas datang’y Mark..dan TBC kkkkkk.
    Penasaran apa yang akan terjadi.Pertempuran hebatkah?
    Semoga..keadaan dapat terkendali dengan baik.Karna keadaan seperti’y sangat memanas.

    Fighting eonni…gumawo.

  3. kasian andrew diarela berkorban demi narc dan yg lainnya.
    marc datang apa nantinya marc dan andrew sama” terluka parah?eric bener” dech kejam banget.semiga pertolongan segera datang kasian kalo marc juga harus terluka lagi untuk nylametin andrew.
    makin ga sabar nich nunggu chapter 17 nya.
    ditunggu ya…

  4. wahhhhh kyu datang…. pas tbc lagi… aduhhh eonni penasaran banget. mau diapain tuh si eric….. gak sabar sama lanjutannya…

    scarface tetep di tunggu eonn heheheh,..

    diera eonni makasi… dan fighting…

Leave a reply to andinganiskatrina Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.