[SF] Scarface Part 14

Scarface

14

Kyuhyun menaruh ponselnya setelah menghubungi Hyukjae. Rekan kerjanya itu menceritakan sedikit mengenai Kang Haneul yang datang ke kantor. Kyuhyun kini bisa mengerti kenapa Haneul mengiriminya pesan, tapi ia masih tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Haneul. Selain itu, melalui balasan pesannya, Haneul hanya mengatakan bahwa ia menunggu kabar dari Kyuhyun.

Sebelum menghubungi Hyukjae, Kyuhyun menelepon Ahra. Ia merasa sangat bersalah karena tidak bisa membantu kakaknya untuk menyiapkan acara pertunangan. Walaupun hanya sekedar persiapan kecil karena sebagian besar persiapan sudah dilakukan oleh Ahra dan Eomma mereka, Kyuhyun tetap saja merasa bersalah karena terlalu sibuk bekerja. Tapi Ahra selalu menjadi kakak yang perhatian padanya. Ahra bisa mengerti kesibukan Kyuhyun dan mengatakan bahwa acara pertunangan hanya sebuah acara kecil. Kyuhyun bisa membantu untuk persiapan pernikahan dan memberikan Ahra hadiah yang besar. Kyuhyun hanya tertawa dan memberi lelucon kalau dia akan menjadi supir duapuluhempat jam jika Ahra akan melahirkan –yang bahkan Kyuhyun saja tidak tahu kapan itu terjadi. Sesaat sebelum menutup telepon, Kyuhyun meminta Ahra untuk memberitahu orangtua mereka untuk tidak khawatir. Kyuhyun sudah berusia tigapuluhdua tahun, tapi dia akan selalu menjadi anggota keluarga termuda yang selalu diperhatikan. Eomma mereka bahkan tidak akan malu memanjakan Kyuhyun dihadapan semua orang. Walaupun itu terlihat memalukan.

Kyuhyun menghela nafas. Kakak perempuannya akhirnya akan segera menikah. Setelah melakukan acara perjodohan selama satu tahun terakhir dan mengalami penolakan berulang-kali, Ahra menemukan pria yang baik. Setidaknya pria itu tidak cukup terobsesi dengan pekerjaannya dan akan mengabaikan kakaknya setelah mereka menikah. Well, pria itu sedikit jauh lebih baik dari Choi Siwon.

Kyuhyun memaki dirinya.

Tidak bisakah kau berhenti memikirkan pria itu untuk…? Pikiran Kyuhyun terhenti. Lalu ia kembali mengerang kesal. Hentikan memikirkan apapun mengenai Choi Siwon!

Kyuhyun mungkin dalam masa penyangkalan sejak kejadian “penculikan” itu. Setelah Siwon mengantarkannya pulang, Kyuhyun bahkan hampir tidak bisa menghentikan semua kilasan mengenai Choi Siwon dalam pikirannya.

Choi Siwon yang menyebalkan. Choi Siwon yang bersikap dingin. Choi Siwon yang terlihat khawatir padanya. ChoiSiwon yang bersikap sangat brengsek.

Oh, Kyuhyun teringat ucapan Changmin saat mereka bertemu di pabrik. Choi Siwon mempunyai sisi kepribadian yang menarik –atau mungkin menurut Changmin sangat membingungkan. Kyuhyun sangat setuju. Sejak pertemuan pertama mereka, Kyuhyun telah melihat banyak sisi sifat pria Choi itu. Jujur saja, Kyuhyun dibuat kebingungan oleh Choi Siwon.

Kyuhyun kembali menghela nafas. Ia beranjak dari kursi dan membuka jendela balkon. Udara dingin langsung menerpa wajahnya tapi Kyuhyun tidak berniat untuk mengambil jaket atau bahkan selimut. Kyuhyun berjalan menuju ujung balkon dan memandang kearah langit Ansan.

Tidak terlihat banyak bintang, tapi paling tidak jauh lebih baik daripada langit Seoul. Bahkan langit di Jeju, jauh lebih baik lagi dari di Ansan.

Pulau Jeju dengan langit yang cerah dan salju yang menutupi semua permukaan sejauh mata memandang. Sebuah meja dengan dekorasi elegan. Menu makan malam yang menggiurkan. Rangkaian bunga yang mengagumkan. Dan tubuh Kyuhyun yang tergeletak di tanah yang perlahan ditutupi salju.

Kyuhyun memejamkan matanya dengan erat. Berusaha keras untuk menghilangkan memori tersebut.

*****

Changmin melempar dokumen itu keatas meja. Ia meluruskan kakinya disofa panjang tersebut dan melirik Siwon yang sepertinya sangat fokus dengan dokumen ditangannya. Changmin mendesis jengkel. Saudaranya benar-benar maniak kerja. Bahkan saat mereka di Ansan untuk melepaskan stress, Siwon masih sempat membawa beberapa dokumen.

Changmin menghela nafas, “Kau tahu, Kyuhyun mungkin akan sangat membantu untuk masalah dengan Kim Junhyeok. Itu akan lebih cepat daripada kita menyelesaikannya sendiri.”

Siwon menurunkan dokumen dari wajahnya dan menatap Changmin, “Kalau begitu kau yang tanyakan padanya.”

“Ini project kerjasama-mu, Choi Siwon. Ingat, aku yang menyelesaikan dokumen London disaat kau malas bekerja tempo hari,” tukas Changmin.

Siwon kembali membaca dokumen tersebut, “Kalau begitu lupakan. Aku tidak ingin melibatkan orang lain lagi.”

“Terserah. Itu adalah masalahmu sendiri, aku hanya memberi saran,” ujar Changmin.

Siwon menghela nafas panjang lalu menaruh dokumen itu diatas meja. Changmin menyeringai padanya. Sepertinya Siwon pun tidak berdaya untuk mengurus masalah kerjasama dengan Kim Junhyeok. Pria Choi itu bangkit dan berjalan menuju salah satu lemari pendingin kecil yang berisi beberapa kaleng minuman. Siwon mengeluarkan satu kaleng beer dan menawarkan pada Changmin, tapi saudaranya itu menolak.

Changmin kemudian bangun dan menatap Siwon dengan serius. “Kau tahu, Kim Junhyeok akan melibatkan anaknya dalam kerjasama ini. Kau bahkan melihat salah satu pasal dalam kontrak itu, bukan,” tuturnya.

Siwon mengernyit sembari kembali duduk. “Aku membacanya berulang kali, Shim. Tapi anaknya masih sekolah menengah, bukan? Bahkan tahun ini baru akan mengikuti ujian masuk universitas. Aku tidak mengerti kenapa dia harus memasukkan itu kedalam kontrak.”

“Tsk, kau seperti tidak tahu saja bagaimana obsesi orangtua pada anaknya sebagai pewaris. Kau bahkan mengalaminya sendiri. Lagipula kerjasama ini berjalan sampai sepuluh tahun mendatang, bukan? Anaknya mungkin akan terlibat setelah dia lulus kuliah atau bahkan lebih cepat,” kata Changmin.

Siwon menaruh kaleng beer yang sudah hampir habis diatas meja –agak jauh dari beberapa dokumen. Siwon tidak ingin mengambil resiko untuk tidak sengaja menyenggol kaleng beer dan membuat dokumen itu basah dan hancur. “Hanya anak kandungnya? Dia mempunyai dua anak sekarang, kenapa anak tirinya tidak dilibatkan juga?” tanya Siwon lagi.

Changmin mengangkat bahu. “Kurasa hanya Ayah mertuanya. Selain itu, anak tirinya mungkin sudah menjadi target keluarga istri barunya. Dan yang kudengar anak tirinya akan masuk UAL. Jadi, walaupun Kim Junhyeok memasukkan kedua nama anaknya dalam daftar pewaris perusahaan keluarga Kim, tapi peluang lebih besar jatuh pada putra kandungnya.”

Siwon mendecih, “Sepertinya kau mempunyai banyak waktu untuk mencari tahu mengenai kehidupan pribadi seseorang. Kau bahkan mencari tahu mengenai orang-orang di sekitar Cho Kyuhyun. Kau tahu, Kang Haesa dan kembarannya itu.”

“Well, itu hanya hasil dari rasa penasaran. Setidaknya aku tidak pernah mengabaikan pekerjaannku sendiri,” ujar Changmin. Siwon memutuskan untuk tidak mengubris ucapan Changmin. Entah itu rasa penasaran atau saudarnya yang mempunyai waktu luang, Siwon tidak peduli.

Siwon kembali membaca dokumen dan membuat Changmin mengerang sebal, “Sampai ratusan kali kau membacanya, kau tidak akan bisa mencari jalan keluar tanpa bantuan orang yang mempunyai pengalaman hukum. Temui Kyuhyun sekarang! Hanya meminta bantuan konsultasi hukum! Kau tidak mungkin akan menerkamnya lagi sama seperti kau lakukan di toilet waktu itu.”

Siwon rasanya ingin melempar Changmin ke kandang Poison saat menyebut insiden toilet itu lagi. Changmin sepertinya sudah menjadikan insiden toilet bar itu sebagai peringat teratas untuk mengejek atau mengancam Siwon.

Siwon melemparkan tatapan kesal pada Changmin sebelum akhirnya ia berdiri sembari mengambil satu dokumen dan berjalan menuju pintu. Changmin hanya tertawa penuh kemenangan. Paling tidak, kini Changmin bisa menandingi Siwon.

“Hahh… Kehidupan Choi Siwon memang selalu menarik.”

*****

Joonmyeon menoleh ketika ayahnya berjalan masuk kedalam kamarnya. Joonmyeon yang hendak pergi tidur menatap ayahnya yang kini berjalan menuju meja belajar untuk menarik sebuah kursi. Joonmyeon menaruh buku yang tengah dibacanya dan fokus pada ayahnya.

Junhyeok menatap Joonmyeon dan tersenyum. “Appa belum pernah bertanya mengenai hal ini padamu. Bagaimana Sara dan Yifan?”

“Maksud Appa?” tanya Joonmyeon.

Junhyeok menghela nafas, “Kau tahu maksud Appa, nak. Kau hanya bertemu dengan Sara hanya beberapa minggu sebelum pernikahan. Walaupun kau satu sekolah yang sama dengan Yifan, tapi kalian berbeda kelas. Bahkan Appa tidak bertan pendapatmu mengenai pernikahan ini.”

“Appa baru bertanya sekarang, agar aku tidak bisa menghentikan pernikahan, bukan?” tukas Joonmyeon. Junhyeok mengerutkan keningnya. Tapi Joonmyeon langsung tersenyum. “Hanya bercanda. Walaupun aku sempat merasa kecewa karena Appa tidak mengenalkanku dengan Mom lebih cepat, tapi aku bisa mengerti. Mom sangat baik walaupun aku tidak bisa membandingkannya dengan Eomma, tapi Mom adalah Mom, bukan? Jadi, aku cukup senang mendapatkan ibu baru.”

Junhyeok menghela nafas lega. “Lalu bagaimana dengan Yifan? Kalian sepertinya masih terlihat canggung.”

Joonmyeon terdiam untuk beberapa detik sebelum bicara, “Yifan? Dia saudara yang baik. Well, mungkin karena masalah kelas di sekolah, kami tidak bisa akrab dengan cepat. Tapi setidaknya kami tidak pernah bertengkar atau terlibat masalah, bukan?”

“Itu benar. Appa sangat bangga pada kalian berdua,” Junhyeok tersenyum karena sepertinya Joonmyeon tidak menunjukkan penolakan terhadap pernikahannya. “Ah, satu hal lain yang ingin Appa bicarakan.”

“Er.. Mengenai perusahaan?”

“Bagaimana kau tahu?”

Joonmyeon hanya tersenyum, “Well, aku bahkan sudah mulai bertanya kenapa Appa belum bertanya padaku mengenai masalah perusahaan. Jadi, apa aku harus mulai terlibat di perusahaan?”

Junhyeok menarik nafas perlahan, “Tidak dalam waktu dekat ini. Mungkin dalam tiga atau empat tahun. Tapi Appa sudah mulai mengerjakan sesuatu untuk membantumu. Setidaknya, posisimu di perusahaan nanti cukup kuat. Perintah dari Kakekmu.”

Joonmyeon menunduk menatap buku ditangannya. Perusahaan yang dipimpin oleh Junhyeok sebenarnya adalah milik keluarga mendiang ibunya. Junhyeok sudah bekerja di perusahaan itu lama sekali, bahkan orangtua Joonmyeon bertemu di perusahaan tersebut. Sejak sepuluh lalu, Junhyeok diberi kepercayaan untuk menduduki posisi penting di perusahaan. Junhyeok selalu bekerja keras untuk perusahaan bahkan ketika istrinya meninggal, Junhyeok hanya mengambil cuti selama dua hari lalu kembali bekerja.

Junhyeok selalu menanggung beban tanggung-jawab pada perusahaan, pada Kakeknya. Bahkan untuk pernikahan kedua yang dijalani oleh Junhyeok saja, ayahnya harus benar-benar meyakinkan Kakeknya kalau Joonmyeon tidak akan kehilangan apa yang menjadi hak-nya di perusahaan. Kini tanggung-jawab Junhyeok akan segera dipindah-alihkan pada Joonmyeon. Mungkin dala waktu beberapa tahun setelah dia menyelesaikan kuliah.

“Aku mengerti. Paling tidak, aku mendengarnya dari Appa dan bukan Kakek,” tutur Joonmyeon.

Junhyeok tersenyum tipis lalu menghampiri tempat tidur putranya. Junhyeok duduk di tepi tempat tidur dan mengusap kepala Joonmyeon dengan penuh kasih sayang. “Semua ini adalah untukmu, Joon. Apapun yang Appa lakukan selama ini adalah untukmu. Kau tahu itu, bukan?”

Joonmyeon hanya mengangguk.

Kemudian Junhyeok berdiri lagi. “Tidurlah. Ohya, Mom sudah memberitahu kalau kalian akan pergi ke Guangzhou?”

“Sudah. Appa tidak akan ikut?”

Junhyeok menggeleng. “Appa sudah mempunyai janji dengan Choi Group. Bersenang-senanglah dengan keluarga Mom, okay?” Joonmyeon kembali mengangguk.

Junhyeok tersenyum dan beranjak meninggalkan kamar tersebut, tapi kembali menoleh pada putranya. “Terakhir, Mom bilang kalau teman-temanmu mengajakmu liburan ke Thailand? Kapan tepatnya?”

“Aku belum tahu. Tapi kalau Appa tidak…”

“Tanyakan pada temanmu kapan mereka akan pergi. Jika waktunya memang memungkinkan, Appa mungkin memberikan ijin padamu. Okay? Selamat tidur Joonmyeon,” Junhyeok lalu meninggalkan kamar putranya.

Huh? Appa mungkin memberikan ijin? Er.. tidak mungkin semudah ini, kan?

*****

Siwon mengetuk pintu kamar Kyuhyun. Walaupun tidak ingin, tapi ucapan Changmin ada benarnya. Paling tidak, Siwon hanya meminta saran pada sang pengacara. Heck, Siwon bahkan akan menawarkan uang pada Kyuhyun untuk konsultasi singkat ini. Siwon mengernyit saat tidak mendengar sahutan apapun. Mungkinkah Kyuhyun sudah tidur? Tapi ini bahkan belum pukul sembilan malam. Atau Kyuhyun selalu tidur lebih cepat?

Siwon memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan mungkin akan bertanya besok pagi. Tapi belum bergerak satu langkah pun, Siwon mengubah keputusannya dan membuka pintu secara perlahan. Hanya untuk memastikan apakah Kyuhyun benar-benar sudah tidur atau belum.

Siwon membuka pintu dan mengernyit ketika ia melihat tempat tidur yang kosong. Apa dia ada di lantai bawah?

Siwon kemudian merasakan hembusan angin dingin. Rasanya sangat aneh. Siwon sepertinya ingat kalau semua heather di rumah tersebut sudah dipasang pada suhu hampir tigapuluh derajat. Cukup hangat untuk terhindar dari udara dingin. Selain itu tidak mungkin heather di kamar Kyuhyun rusak dalam waktu beberapa jam. Siwon berada di kamar tersebut hampir dua jam sebelum Kyuhyun terbangun dan suhunya cukup hangat.

Siwon menyalahkan rasa penasaran Changmin yang menular padanya. Tapi ia berjalan memasuki kamar tersebut dan melihat jendela balkon terbuka. Mata Siwon melebar ketika melihat sosok Kyuhyun yang berdiri dibalkon bahkan tanpa jaket untuk menghangatkan diri dari udara dingin.

Siwon mendesis jengkel dan menaruh dokumen yang dibawanya diatas meja terdekat. Kemudian ia mengambil selimut dari tempat tidur. Jika dia ingin masuk rumah sakit karena hypothermia lagi, setidaknya dia bisa melakukannya di rumah sendiri dan bukannya disini.

Dengan membawa selimut itu, Siwon berjalan mendekati Kyuhyun. Kemudian ia menyampirkan selimut itu pada tubuh Kyuhyun. Sontak Kyuhyun berbalik dan terkejut melihat kedatangan Siwon di kamarnya.

“A-apa yang kau lakukan..?” tanya Kyuhyun.

Siwon mendesis jengkel. “Seharusnya itu adalah pertanyaanku. Apa yang kau lakukan diluar sini, eoh? Kau tidak tahu berapa suhu malam ini? Minus enam derajat, Cho Kyuhyun. Kau ini sebenarnya bodoh atau menginginkan dibawa ke rumah sakit lagi eoh? Ini bahkan belum sebulan dari kejadian di Jeju!”

Siwon mengomeli Kyuhyun sembari merapatkan selimut itu. Siwon menyampirkan selimut dari atas kepala hingga menutupi kaki Kyuhyun. Kemudian ia menarik tubuh pria itu masuk dan menutup jendela. Siwon lalu menatap Kyuhyun dengan jengkel.

“Sepertinya baru beberapa jam yang lalu, ketika kau berterimakasih padaku karena telah menyelamatkanmu untuk kedua-kali. Dan aku tidak ingin menerima ucapan rasa terima-kasih yang ketiga-kalinya dalam satu hari yang sama,” ujar Siwon lagi.

Kyuhyun hanya memperhatikan Siwon dengan takjub. Lagi-lagi Kyhuyun melihat satu sifat lainnya yang dimiliki Siwon. Kyuhyun mungkin akan berpikir kalau Siwon itu mempunyai kepribadian ganda atau semacamnya. Siwon mengerutkan dahi ketika Kyuhyun tidak mengatakan apapun padanya.

“Kau kenapa? Kenapa hanya diam, eoh?”

Kyuhyun menggeleng. “Rasanya sangat aneh. Kau selalu bersikap berbeda padaku.”

“Berbeda? Tsk… Aku akan bersikap sama padamu jika kau…” ucapan Siwon terhenti. Ia bahkan tidak tahu apa yang harus dikatakannya pada Kyuhyun. Siwon juga baru menyadari bagaimana sikapnya pada Kyuhyun. Walaupun Changmin sering-kali membicarakannya, tapi Siwon baru menyadarinya.

Kyuhyun masih memperhatikan Siwon. “Jika apa?”

Siwon menghela nafas panjang. “Lupakan! Sebenarnya aku ingin bertanya mengenai sesuatu, tapi melihat tindakan bodohmu itu, akan kutanyakan besok,” Siwon lalu mengambil dokumen yang diatas meja. Ia menatap Kyuhyun sekali lagi, sebelum menghela nafas untuk kesekian-kalinya.

Siwon menyodorkan dokumen itu pada Kyuhyun, “Bisa baca ini sebentar? Aku hanya ingin meminta saran dari seseorang yang mempunyai pengalaman hukum. Baca saja dan berikan saran padaku. Kutanyakan lagi besok.”

Kali ini Kyuhyun yang menghela nafas. Ia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan membiarkannya jatuh ke lantai. Kemudian ia mengambil dokumen tersebut. Kyuhyun membacanya sekilas. Siwon mendesis melihat selimut yang dibiarkan jatuh. Ia mengambil selimut itu dan menyampirkannya lagi di bahu Kyuhyun, membuat pria itu menatapnya. Siwon bahkan berdiri terlalu dekat padanya.

“Kau bisa membacanya nanti atau besok,” ucap Siwon lembut sembari merapatkan selimut tersebut.

Siwon terdiam ketika ia merasakan hembusan nafas Kyuhyun pada wajahnya. Ia baru menyadari kalau dia berdiri terlalu dekat pada Kyuhyun. Siwon membalas tatapan Kyuhyun. Satu hal yang disadari oleh Siwon, Kyuhyun hanya berbeda beberapa senti darinya. Siwon selalu menyangka kalau Kyuhyun memiliki tinggi yang sama atau mungkin lebih tinggi. Tapi kenyataannya, sang pengacara sepertinya lebih pendek dua atau tiga sentimeter darinya. Bukan perbedaan yang mencolok, tapi jika mereka berdiri dengan sedekat ini, perbedaan itu sangat terlihat.

Heck, Siwon bahkan tidak menyadarinya ketika insiden toilet.

Shit.

Siwon dengan cepat tersadar tapi dia sama sekali tidak bergerak dari posisi tersebut. Bahkan tangannya masih belum melepaskan selimut yang kini menutupi bagian tubuh Kyuhyun.

Melihat ekspresi Siwon yang terlihat aneh –well, Kyuhyun memang selalu merasa Siwon itu aneh sekali– Kyuhyun memutuskan untuk bertanya. Lagipula ia mulai merasa sangat canggung dengan jarak diantara mereka. “Ada apa?” tanyanya dengan berbisik.

Siwon perlahan menarik tangannya, tapi dia masih mempertahankan jarak diantara mereka. Kemudian ia menarik dokumen itu dari tangan Kyuhyun. Sang pengacara masih terlihat bingung dengan sikap Siwon yang kembali berubah. Sepertinya baru dua menit lalu, Siwon mengomelinya tapi kini Siwon terlihat tidak tahu harus mengatakan apa pada Kyuhyun.

Apa dia memang selalu bersikap ini pada semua orang? Atau hanya padaku saja, pikir Kyuhyun.

“Aku benci kalau Shim Changmin selalu benar,” gumam Siwon tanpa sadar. Kemudian Siwon menaruh dokumen itu diatas meja lalu berjalan keluar dari kamar Kyuhyun.

“Huh?”

Kyuhyun semakin tidak mengerti dengan ucapan Siwon atau apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu. Kyuhyun mengerutkan keningnya dan menghela nafas. Hell, sejak pertemuannya dengan Choi Siwon, Kyuhyun merasa selalu saja terjadi hal-hal yang mengejutkan. Termasuk berkaitan dengan sikap Choi Siwon.

“Aku butuh tidur.”

*****

Yifan membuka lemari pendingin dan mengeluarkan satu botol minuman. Setelah menutup pintu lemari pendingin itu, Yifan hendak kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan lukisannya. Tapi ia melihat pintu yang menuju halaman belakang sedikit terbuka.

“Mom tidak mungkin lupa menutupnya, kan?” gumamnya.

Yifan lalu berjalan menuju pintu tersebut untuk hendak menutup dan menguncinya, tapi ia malah melihat sosok Joonmyeon. Yifan mengerutkan keningnya. Seingatnya, Joonmyeon sudah masuk ke kamarnya setelah selesai makan malam. Yifan ingin sekali menghampirinya tapi dia sama sekali tidak memakai jaket dan udara malam ini cukup dingin.

Yifan mungkin akan dimarahi Joonmyeon lagi seperti tadi sore. Mengingat kejadian itu, tanpa sadar Yifan tersenyum. Kembali memperhatikan Joonmyeon yang kini berjalan berputar di halaman, akhirnya Yifan memutuskan untuk keluar.

Yifan memeluk tubuhnya sendiri. Dia mungkin akan menyesali keputusannya. “Kim Joonmyeon! Apa yang sedang kau lakukan disana?!” teriak Yifan. Dia tidak mungkin menghampiri Joonmyeon dengan pakaian tipis bukan. Selain itu halaman ditutupi salju dan dia hanya memakai sandal rumah.

Joonmyeon menoleh dan menghampiri Yifan. Melihat pakaian Yifan saat ini, Joonmyeon langsung mendorong pemuda tinggi itu masuk. Setelah menutup dan mengunci pintu, Joonmyeon mendekati Yifan.

“Kenapa kau belum tidur?” tanya Joonmyeon.

Yifan menghela nafas lalu menuju meja counter. Ia mengambil satu mug dan menuangkan air hangat. “Itu seharusnya adalah pertanyaanku. Minum ini,” tukasnya sembari menyodorkan mug itu pada Joonmyeon.

Joonmyeon melirik mug tersebut.

“Ambil. Aku juga akan menuangkan air hangat untukku sendiri,” ujar Yifan lagi.

Kemudian Joonmyeon mengambil mug tersebut dan meminumnya. Air hangat itu langsung memberikan sensasi hangat pada seluruh tubuhnya. Yifan juga menuangkan segelas air hangat untuk dirinya sendiri. Joonmyeon menaruh mug diatas meja dan melepaskan jaket tebal.

“Kenapa kau belum tidur? Ini sudah pukul sebelas,” kata Joonmyeon.

Yifan melirik Joonmyeon. “Menyelesaikan lukisan –lukisan lainnya. Kau sendiri, kenapa berada di halaman?”

Joonmyeon mengambil mug miliknya dan menghabiskan air hangat tersebut. Kemudian ia menaruh mug itu di wastafel. “Hanya tidak bisa tidur. Aku akan kembali ke kamar. Selamat malam, Yifan.”

Ketika Joonmyeon beranjak kembali ke kamar, Yifan dengan cepat menahan lengan pemuda tersebut dan memeluknya dari belakang. Yifan mengeratkan pelukannya pada bahu Joonmyeon hingga ia tidak bisa melepaskan diri. Joonmyeon yang begitu terkejut, tentu saja melakukan penolakan. Ia berusaha melepaskan diri tapi kekuatan Yifan tidak begitu sebanding dengan dirinya.

“Apa yang kau lakukan?! Lepaskan…”

“Sstt! Jangan berisik, Joon. Atau orangtua kita akan menemukan kita disini dalam posisi seperti ini,” bisik Yifan, tepat di telinga Joonmyeon. Tentu saja, peringatan tersebut membuat Joonmyeon menghentikan aksi penolakannya. Ia membiarkan Yifan memeluk tubuhnya.

Joonmyeon menghela nafas perlahan. Ia merasa sangat malu karena tubuhnya sangat berbeda jauh dengan Yifan. Joonmyeon terlihat sangat kecil dalam pelukan Yifan. Tapi, entah mengapa Joonmyeon mulai menyukai perbedaan tersebut. Ia merasa aman bersama Yifan.

Disaat Joonmyeon sudah tidak menolaknya, Yifan menikmati momen tersebut. Ia menenggelamkan wajahnya diantara surai rambut Joonmyeon. Yifan sangat menyukai aroma mint dari shampoo yang sering dipakai Joonmyeon. Sensasinya begitu menenangkan.

“Kenapa kau berada di halaman? Jika kau tidak bisa tidur, setidaknya kau tetap berada di kamar yang hangat. Untuk apa harus keluar disaat udara dingin seperti ini? Ada yang kau pikirkan?” tanya Yifan pelan.

Joonmyeon terdiam sejenak. Ia merasa canggung dengan hembusan nafas Yifan pada lehernya. Ini adalah pertama-kalinya bagi Joonmyeon mendapatkan perlakuan yang cukup intim. Walaupun ia menyukai sensasi aman jika bersama Yifan, tapi tidak bisa dipungkiri kalau hatinya merasa tidak nyaman.

“Kenapa Joonmyeon?” bisik Yifan lagi.

Suara husky Yifan langsung bereaksi pada tulang punggung Joonmyeon. Pemuda Kim itu menggigit bibirnya. “A-aku hanya…” Joonmyeon seperti kehilangan suaranya. Kemudian pemuda itu menenangkan dirinya lalu melepaskan diri dari pelukan Yifan. Beruntung Yifan tidak menahannya.

Joonmyeon lalu berbalik untuk menatap Yifan. “Aku hanya butuh udara segar. Ini sudah malam, Yifan. Sebaiknya kau tidur. Selamat malam…”

Ketika Joonmyeon berniat untuk meninggalkannya, secara reflek, Yifan menarik Joonmyeon dan menciumnya. Terkejut dengan perbuatan Yifan, Joonmyeon berusaha mendorong tubuh Yifan. Tapi pemuda itu menahan kedua tangannya hanya dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memegangi wajah Joonmyeon. Joonmyeon memejamkan matanya dan menahan bibirnya dengan erat. Tapi sentuhan bibir Yifan yang terasa berhati-hati, membuat Joonmyeon lemah.

Yifan menghentikan ciuman mereka dan menatap Joonmyeon. Ekspresi Joonmyeon terlihat tidak nyaman, bahkan ia masih memejamkan matanya ketika ciuman itu sudah berhenti. Yifan memaki dirinya.

“Maafkan aku. But, please…” bisik Yifan.

Joonmyeon bisa mendengar suara Yifan dan merasakan gerakan bibir Yifan pada permukaan bibirnya. Tapi dia tidak mengatakan apapun. Joonmyeon berusaha mencari alasan untuk menolak Yifan.

“Please Joonmyeon,” bisik Yifan sembari melepaskan kedua tangan Joonmyeon.

Suara Yifan malah semakin melemahkan dirinya. Joonmyeon menarik nafas dan bisa merasakan aroma tubuh Yifan dengan jelas. Perlahan ekspresi wajah Joonmyeon berubah menjadi lebih tenang. Ia membuka matanya dan mendapati wajah Yifan yang sangat dekat.

Selain itu, sentuhan tangan besar Yifan pada wajah Joonmyeon membuatnya semakin tidak berdaya. Inikah rencana Yifan? Inikah cara Yifan agar aku tidak bisa melupakan dirinya? Joonmyeon bertanya pada dirinya.

“Joon..”

Pada akhirnya, hari ini Joonmyeon kalah lagi pada Yifan.

Joonmyeon menatap Yifan dan mengangguk. Yifan tersenyum mendapatkan persetujuan dari Joonmyeon. Dengan hati-hati, Yifan menarik tubuh Joonmyeon dan kembali mencium pemuda tersebut. Joonmyeon menahan nafasnya ketika sensasi lembut itu kembali datang. Joonmyeon memperhatikan ekspresi Yifan yang sedang menciumnya. Walaupun ia tidak membalas ciuman Yifan, tapi saudara tirinya tersebut terlihat sangat puas dengan apa yang didapatkannya. Yifan menciumnya dengan sangat lembut. Bahkan sentuhan tangannya terkesan berhati-hati agar tidak melukai Joonmyeon.

Pada satu sentuhan Yifan, pertahanan diri Joonmyeon berakhir. Dengan berhati-hati, Joonmyeon mulai membalas ciuman Yifan. Awalnya, Yifan terlihat terkejut tapi kemudian ia menyesuaikan diri dengan Joonmyeon.

Joonmyeon membuka mulutnya dan membiarkan Yifan menciumnya. Kedua tangan Joonmyeon kemudian berada pada bahu Yifan seakan memberi isyarat agar Yifan menyesuaikan tinggi tubuhnya. Yifan tersenyum dan malah membawa Joonmyeon untuk duduk diatas meja counter. Heck, bahkan Joonmyeon sama sekali tidak menyadari perubahan posisi tinggi mereka.

Ciuman Yifan membuatnya melupakan hampir semua beban pikirannya. Saat ini Joonmyeon hanya menikmati setiap sentuhan hangat dan lembut yang Yifan berikan padanya. Kenikmatan pertama yang dirasakan Joonmyeon. Namun, sensasi sentuhan tersebut hilang dalam sekejap. Yifan menghentikan ciuman mereka dan mengambil sedikit jarak. Tapi kedua tangan besarnya masih memegangi Joonmyeon.

Joonmyeon menarik nafas banyak-banyak. Rasanya dia habis berlari marathon. Joonmyeon memperhatikan wajah Yifan dan dengan satu keberanian, Joonmyeon mengusap pipi Yifan dengan lembut.

Yifan tersenyum dan menikmati sentuhan ujung jemari Joonmyeon pada kulitnya.

“Aku sudah bilang kalau aku menyukaimu, bukan?” ucap Yifan.

Joonmyeon hanya mengangguk. Ia tidak berani mengeluarkan suaranya. Yifan masih tersenyum.

“Well, kini aku akan mengatakan kalau aku mencintaimu, Kim Joonmyeon.”

*****

Siwon mengerang dan mengeliat ketika cahaya matahari perlahan menyinari kamarnya melalui jendela kamar. Siwon memejamkan matanya untuk beberapa detik dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Walaupun usianya sudah tigapuluhtiga tahun, tapi cara tidur dan bangun Siwon persis seperti anak kecil. Kemudian pria itu menyibak selimut dan bangun. Matanya masih terpejam. Siwon mengangkat kedua tangannya keatas untuk peregangan dan menguap. Lalu ia mengacak rambutnya dan membuka matanya secara perlahan. Ini adalah ritual bangun paginya.

Perlahan Siwon tersadar kalau dia berada di Ansan dan bukannya Seoul. Ditambah kejadian kemarin siang saat Kyuhyun jatuh dari kuda, membuat Siwon semakin sadar. Siwon mengerang kesal dan menjatuhkan tubuhnya lagi. Ia menatap pada langit-langit kamarnya dan mendesah. “Jadi, hari itu benar-benar terjadi,” gumamnya.

“Apanya yang benar-benar terjadi?”

Siwon sontak menoleh ketika mendengar sahutan orang lain. Semakin terkejut ketika melihat Kyuhyun ada di kamarnya dan sedang membaca dokumen yang ada di meja. Siwon lalu bangun dan turun dari tempat tidurnya dengan cepat. Cukup beruntung, Siwon tidak tidur dengan kebiasaannya –tidur hanya dengan kaus tipis dan boxer bahkan ketika cuaca dingin, tapi dengan kaus panjang serta celana panjang. Setidaknya, dia tidak perlu menahan malu karena pakaiannya melainkan kebiasaannya saat bangun di pagi hari. Ritual memalukan itu! bahkan Changmin masih mengejeknya karena ritual tersebut.

Kyuhyun bahkan lebih terkejut karena reaksi Siwon ketika melihatnya. Well, mungkin seharusnya Kyuhyun menunggu pria itu bangun dan turun untuk sarapan. Tapi Changmin bilang kalau Siwon selalu bangun terlambat pada hari Sabtu dan Minggu. Jadi, Changmin menyarankan Kyuhyun untuk ke kamar pria itu untuk membahas mengenai dokumen yang ingin ditanyakan Siwon semalam. Hell, keputusannya ternyata salah.

Siwon masih terkejut dengan keberadaan Kyuhyun lalu mengambil selimut dan menutupi tubuhnya. “Ke-kenapa kau di kamarku? Se-sekarang jam be-berapa?”

“Hampir pukul sembilan. Changmin bilang kau selalu bangun terlambat ketika hari libur. Selain itu, kau juga mengatakan aku bisa membaca dokumen yang ingin kau tanyakan pagi-pagi, bukan? Dan Changmin yang mengijinkanku masuk ke kamarmu. Maaf jika membuatmu tidak nyaman…” Kyuhyun lalu berdiri, “Aku akan kembali nanti.”

“Ah! Tunggu!” seru Siwon yang kemudian disesalinya.

Tapi Kyuhyun kini memperhatikan pewaris Choi Group itu dengan lekat. Siwon terlihat masih sangat terkejut. Ia melemparkan selimutnya. “A-aku akan sikat gigi dan cuci muka terlebih dahulu.”

Dengan cepat Siwon langsung masuk kedalam kamar mandi. Kyuhyun bahkan hampir melompat karena Siwon menutup pintu dengan sangat keras. Kyuhyun menghela nafas dan kembali duduk di sofa.

“Mungkin tidak seharusnya aku masuk ke kamarnya. Bahkan walaupun kami sama-sama pria, tapi…” Kyuhyun menundukkan kepalanya, “Apa yang kau lakukan, Cho Kyuhyun! Tindakanmu itu memalukan sekali.”

*****

“Choi Group?” seru Joonmyeon.

Junhyeok tersenyum dan menghabiskan kopinya. Saat sarapan, Junhyeok memberitahu Joonmyeon sedikit mengenai kontrak kerjasama antara HJ Company dengan Choi Group dimana kemungkinan besar Joonmyeon akan ikut terlibat di masa depan nanti setelah dia lulus kuliah.

“Kakekmu mengatakan bahwa kau membutuhkan posisi kuat di perusahaan. Jadi, kami rasa kontrak kerjasama ini adalah salah satu project bagus untukmu. Setelah kontrak ditanda-tangani, kau akan mendapatkan dokumen untuk setiap perkembangan project tersebut. Jadi, saat kau masuk perusahaan, kau sudah siap,” tutur Junhyeok.

Joonmyeon menghela nafas lalu menyantap serealnya. Well, Joonmyeon tidak begitu menyukai sereal tapi pagi ini Joon bersyukur karena dia hanya makan sereal. Pembicaraan dengan ayahnya mengenai Choi Group membuat perutnya mual dan kepalanya menjadi berputar. Heck, Joonmyeon bahkan tidak mengetahui istilah-istilah bisnis yang diucapkan ayahnya.

“Walaupun Choi Siwon sepertinya terlihat ragu dengan kontrak kerjasama ini, tapi Appa akan mengusahakannya untukmu. Kau hanya perlu belajar dengan giat dan bersiap untuk posisimu nanti,” ujar Junhyeok lagi.

Sara memperhatikan Joonmyeon lalu menyodorkan segelas jus pada putranya tersebut. “Junhyeok, jangan bicara mengenai pekerjaan di meja makan. Kita sudah sepakat, bukan? Selain itu, bukankah seharusnya kau sudah pergi?”

Junhyeok melirik jam di pergelangan tangannya. “Oh, kau benar. Baiklah Appa harus pergi menemui Kakekmu. Kita bicara mengenai ini nanti, okay?”

Kemudian Junhyeok mengambil mantelnya dan bergegas pergi. Joonmyeon kembali menghela nafas dan menyingkirkan mangkuk serealnya yang bahkan belum habis.

“Terima kasih, Mom. Aku mungkin akan butuh obat sakit kepala jika Appa masih bicara mengenai hal-hal bisnis,” gumam Joonmyeon pelan.

Sara tersenyum prihatin pada Joonmyeon. “Mom bukan bermaksud berpihak pada Appa, tapi kau harus bersabar. Appamu juga terlihat stress karena hal ini. Tapi ini adalah demi kebaikanmu juga, sayang.”

Joonmyeon mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Sara. “Aku mengerti, Mom. Ohya, Kyungsoo akan datang untuk memberitahu mengenai keberangkatan ke Thailand. Tapi berhubung Appa sudah pergi, jadi Mom harus bertemu dengannya.”

Sara mengangguk. “Jika kau sudah selesai, kau bisa kembali ke kamarmu. Panggilkan Yifan, eoh. Suruh dia turun untuk sarapan. Sepertinya dia begadang lagi untuk melukis. Kau tidak keberatan, bukan?”

“Eoh, akan kupanggilkan. Terima kasih untuk sarapannya, Mom.” Joonmyeon lalu bangkit dan berjalan menuju anak tangga. Tapi dia menoleh dan melihat Sara tengah membersihkan meja makan. Joonmyeon lalu kembali menghampiri Sara. “Aku akan membantu Mom dulu, lalu memanggil Yifan.”

Sara tersenyum dan membiarkan Joonmyeon membantunya.

*****

Siwon keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar dan menutup pintunya. Kyuhyun sedikit menoleh dan kembali membaca dokumen ditangannya. Siwon menarik nafas lalu mengambil duduk pada sofa tepat dihadapan Kyuhyun. Siwon memperhatikan sang pengacara dengan lekat.

“Jadi, bagaimana menurutmu?” tanya Siwon.

Kyuhyun menghela nafas dan menaruh kembali dokumen tersebut diatas meja. Kemudian Kyuhyun menatap Siwon, “Seharusnya tidak akan ada masalah apapun. Tapi ada yang ingin kutanyakan.”

Siwon terdiam dan melirik dokumen diatas meja, “Mengenai apa?”

“Ada nama Kim Joonmyeon pada salah satu pasal kontrak tersebut. Well, aku tidak akan bertanya siapa Kim Joonmyeon atau apapun, tapi disana tertulis usianya baru delapanbelas tahun. Apa orangtua-nya sendiri yang memasukkan namanya?” tanya Kyuhyun dengan berhati-hati.

Siwon memperhatikan Kyuhyun dengan gugup, “Kenapa? Apa melanggar hukum melibatkan anak dibawah umur?”

“Well, jika Kim Joonmyeon tidak mengetahui apapun mengenai kontrak tersebut, akan bisa menimbulkan masalah nantinya. Jadi, orangtuanya yang melibatkannya dengan sepengetahuan Kim Joonmyeon atau…”

“Kurasa Kim Junhyeok –maksudku ayahnya yang memasukkan namanya kedalam kontrak. Well, aku tidak terlibat langsung saat meeting pembuatan kontraknya tapi bisa dipastikan kontraknya tidak akan menyalahi hukum,” jelas Siwon.

Kyuhyun mengangguk dan menarik nafas. Kemudian ia tersenyum tipis, “Kurasa kalian bisa melakukan kontrak tersebut. Euhm… Ada lagi yang ingin kau tanyakan? Karena sejauh ini, kontraknya cukup aman. Tapi kau mungkin harus memastikan lagi, mengingat kasus dengan Kim Jinhyeok. Aku yakin Choi Group tidak ingin terlibat masalah yang hampir sama.”

Siwon menghela nafas lega. Setidaknya kontraknya tidak akan melanggar hukum di masa depan. Saat membaca kontrak tersebut pun, Siwon merasa ragu dengan pasal yang akan melibatkan Kim Joonmyeon, putra Kim Junhyeok. Tapi jika Kyuhyun mengatakan kalau tidak akan masalah, Siwon tidak perlu khawatir lagi.

“Syukurlah. Terima kasih atas bantuanmu. Er… Apa aku harus…?”

“Well, tambahkan saja dalam tagihan jasaku untuk kasus Kim Jinhyeok,” tukas Kyuhyun cepat.

“Oh? O-okay…” ucap Siwon dengan sedikit canggung.

Kemudian Kyuhyun tertawa kecil membuat Siwon semakin canggung. Kyuhyun menghentikan tawanya, “Aku hanya bercanda. Hanya memastikan keabsahan isi kontrak, bukan hal besar. Oh, sebaiknya kau segera turun untuk sarapan. Kita bertemu lagi hari Senin untuk sidang putusan, Siwon-sshi.”

Kyuhyun berdiri dan berjalan menuju pintu. Siwon mengikutinya dengan bingung. Ucapan Kyuhyun terakhir, terdengar kalau dia akan pulang ke Seoul. Setahu Siwon, kakeknya akan tetap di Ansan setidaknya sampai nanti sore. Apa Kyuhyun akan pulang sendirian?

“Kau mau pulang ke Seoul?” tanya Siwon.

Kyuhyun yang baru membuka pintu langsung menoleh. “Begitulah. Besok adalah hari pertunangan kakakku. Jadi, aku harus pulang hari ini.”

“Oh. Benar. Maafkan aku.”

Kyuhyun menggeleng, “Tidak ada yang perlu dimaafkan, Siwon-sshi.”

“Ah, benar. Maaf lagi. Tapi…” Siwon bahkan tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Sedangkan Kyuhyun masih menunggu pria itu untuk menyelesaikan bicaranya. Siwon melirik Kyuhyun dan menghela nafas. “Aku bukan bermaksud tidak sopan, tapi apa keluargamu menyebar undangan untuk acara pertunangan ini?”

“Sepertinya begitu. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan, jadi tidak tahu banyak mengenai persiapannya. Kenapa?”

Siwon menggeleng. Kyuhyun hanya memandanginya hampir tanpa ekspresi. Pria itu sama sekali tidak bisa membaca apa yang sedang dipikirkan oleh Siwon. Tapi Kyuhyun sepertinya mulai terbiasa dengan sikap Siwon yang seperti itu.

Kyuhyun menarik nafas, “Okay, kalau begitu sampai bertemu di pengadilan.”

“Ya, okay. Hati-hati di jalan,” kata Siwon.

Kyuhyun lalu membuka pintu dan berjalan keluar. Namun, hanya beberapa detik kemudian Siwon teringat kalau Kyuhyun datang bersama mereka, jadi bagaimana Kyuhyun bisa pulang ke Seoul? Siwon lalu mengejar Kyuhyun dan melihat pria Cho itu hendak menuruni tangga.

“Hey, kau naik apa untuk pulang ke Seoul? Kita pergi bersama, bukan?” tanya Siwon lagi.

Kyuhyun terlihat mulai dengan jengkel. Jika Siwon hendak bertanya mengenai itu, kenapa tidak dari tadi saja. “Bis ke Seoul. Kakekmu mengatakan itu adalah ide buruk karena kalian yang mengajakku kesini, tapi naik bis adalah transportasi satu-satunya untuk ke Seoul.”

“Well, kita bisa pergi bersama. Maksudku, aku juga mau pulang ke Seoul lebih awal. Kakek, Jinri dan Changmin mungkin bisa kembali dengan helicopter karena Changmin kesini dengan itu. Jika tidak keberatan menunggu setengah jam, kita bisa pergi bersama,” tutur Siwon dengan cepat.

Kyuhyun mendesah, “Duapuluh menit, Choi Siwon.”

“Okay, duapuluh menit!” kemudian Siwon kembali masuk ke kamarnya.

Kyuhyun melihat pintu tertutup lalu menuruni anak tangga. “Aku mungkin tidak akan terbiasa dengan sikap aneh Choi Siwon.”

*****

Changmin melihat Kyuhyun sedang duduk di balkon belakang yang menghadap langsung ke padang rumput dimana Jinri kembali berkuda. Well, gadis itu memang jarang sekali datang ke Ansan, tapi sekali datang Jinri bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan Luna. Changmin lalu duduk disamping Kyuhyun dan tersenyum pada sang pengacara. Kyuhyun membalas senyuman tersebut.

“Ini mungkin tidak diperlukan, tapi rasanya aku harus meminta maaf padamu. Kau jelas-jelas mengatakan bahwa kau tidak bisa berkuda, tapi aku tetap memaksamu. Jadi, maafkan aku. Semoga kau tidak terlalu trauma dengan kuda,” kata Changmin dengan berhati-hati.

Kyuhyun menarik nafas perlahan. Well, hanya dengan mendengar kata kuda saja sudah membuat Kyuhyun teringat kejadian kemarin. Mungkin dia harus bertemu dengan psikiater jika bertambah parah nantinya –semoga saja tidak. “Seperti katamu, hal itu tidak diperlukan. Aku baik-baik saja. Well, sedikit trauma tapi semoga saja tidak terlalu parah. Kuyakin, hanya memerlukan waktu beberapa hari.”

Changmin sedikit berjengit mendengar Kyuhyun berharap kalau traumanya tidak bertambah parah. “Well, jika kau butuh psikiater, tolong beritahu aku atau Siwon. Kau tahu, sebagai rasa tanggung-jawab atas apa yang terjadi padamu. Oh, mungkin sebaiknya kau harus ke rumah sakit untuk check-up. Kemarin kau jatuh cukup keras. Walaupun dokter Ji mengatakan…”

“Shim Changmin-sshi!”

Changmin berhenti bicara. Ia menatap Kyuhyun dengan lekat. “Ya?”

“Jangan bersikap menyebalkan seperti saudaramu. Kumohon. Jika aku merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhku, aku akan langsung pergi ke rumah sakit. Okay? Kita sudah sepakat?” kata Kyuhyun.

Changmin hanya mengangguk. Kyuhyun menghela nafas dan kembali memperhatikan Jinri yang masih sibuk berkuda. Suasananya begitu sunyi dan canggung. Changmin bahkan yang biasanya suka sekali bicara kini tidak tahu harus bicara apa. Sesekali Changmin melirik kearah dalam rumah. Kakeknya setelah sarapan langsung menyibukkan diri dengan beberapa orang yang dikenalnya di Ansan, sedangkan Choi Siwon? Heck, Changmin bahkan tidak tahu apakah saudaranya itu sudah bangun atau belum.

Kemudian Changmin melirik Kyuhyun. Changmin teringat kalau dia yang menyuruh Kyuhyun untuk menunggu di kamar sampai Siwon bangun untuk membicarakan mengenai masalah kontrak dengan Kim Junhyeok.

“Siwon sudah bangun?” tanya Changmin.

Kyuhyun mengangguk. “Mungkin sedang bersiap-siap.”

Changmin mengernyit. “Bersiap-siap? Dia mau pergi?”

“Dia bilang ingin pulang ke Seoul, jadi dia menawarkan tumpangan. Katanya, kau, Jinri dan Presdir Choi akan pulang dengan helicopter. Selain itu, aku datang ke Ansan bersama kalian, jadi…” Kyuhyun lalu hanya mengangkat bahunya.

Kali ini Changmin mulai merasa aneh dengan sikap Siwon. Biasanya sepupunya itu tidak akan menawarkan diri untuk hal-hal seperti ini. Bukan hanya pada wanita, bahkan pada Changmin pun atau saudaranya yang lain –kecuali Jinri– Siwon tidak akan mau mengantarkan orang lain. Well, okay, kecuali jika Siwon harus terpaksa.

Kyuhyun mungkin datang bersama Siwon dan lainnya, tapi Changmin berpikir kalau Siwon tidak akan mengantarkannya pulang juga. Kecuali jika Kakek mereka yang memaksa Siwon. Okay, Presdir Choi Daehan adalah seorang pria bertanggung-jawab, selalu mementingkan apa yang terbaik bagi keluarga dan perusahaan sekaligus pria tua yang suka sekali memaksa dan mendikte. Changmin tidak akan dicoret dari daftar ahli waris hanya karena menyebut Kakeknya sebagai pria tua –karena itu adalah kenyataannya.

Tapi mendengar Siwon akan mengantarkan Kyuhyun, oh mungkin perkataan yang tepat adalah Siwon dan Kyuhyun akan pulang bersama ke Seoul tanpa Changmin, Jinri atau Choi Daehan, itu terdengar sangat aneh. Changmin mungkin harus bicara dulu pada Siwon, sebelum mereka kembali ke Seoul.

Changmin lalu bangkit dan berjalan masuk –menaiki anak tangga. Kyuhyun meliriknya dan kembali menghela nafas. Sikap Changmin terlihat aneh setelah mendengar kalau Siwon menawarkan tumpangan, yang lebih mudah dikatakan kalau Kyuhyun dan Siwon akan pulang bersama ke Seoul. Changmin terlihat canggung dan terkesan tidak mempercayai ucapannya. Kemudian pria itu langsung pergi. Menemui Siwon, mungkin.

“Salah, mungkin aku tidak akan pernah terbiasa dengan sikap aneh seluruh keluarga Choi,” gumamnya.

*****

Joonmyeon membukakan pintu untuk Kyungsoo. Setelah Joonmyeon memberitahu Kyungsoo kalau ayahnya mungkin akan memberikan ijin padanya untuk ikut ke Thailand, sahabatnya itu langsung datang untuk memastikan secara langsung. Perintah Baekhyun lebih tepatnya. Baekhyun sudah merencanakan liburan ini sejak awal semester. Dia bahkan sudah mencari beberapa hotel dan tempat-tempat wisata di sekitar Bangkok. Jadi, Baekhyun tidak akan membuat acara liburan mereka hancur hanya karena alasan sepele. Seperti Joonmyeon yang dijinkan pergi tapi kemudian tidak jadi. Atau Joonmyeon yang tidak mendapatkan kepastian apapun dari ayahnya –sama seperti aplikasi HanEum-nya.

Kyungsoo berjalan masuk dan melepaskan sepatunya. Joonmyeon memperhatikan sahabatnya dengan sedikit ragu. Kyungsoo tidak perlu datang ke rumahnya ketika suhu dingin seperti ini. Kyungsoo benci suhu dingin tapi dia tetap datang.

“Ayahmu dimana?” tanya Kyungsoo.

Joonmyeon menghela nafas, “Kau benar-benar ingin bertemu dengan Appa.”

“Well, kau bilang ayahmu bertanya mengenai jadwal keberangkatan ke Thailand. Well, Baekhyun memberi perintah kalau aku harus memberikan ini pada ayahmu,” ujar Kyungsoo sembari mengeluarkan beberapa lembar kertas dari saku mantelnya.

Joonmyeon mendesis. Baekhyun terlalu prefeksionis. Dia bahkan membuat jadwal perjalanan mereka. “Appa sedang pergi menemui Kakek. Ayo, bertemu dulu dengan Mom. Kurasa kau bisa memberi itu pada Mom.”

Kyungsoo mengangkat bahu dan mengikuti Joonmyeon berjalan menuju dapur. Disana, Kyungsoo melihat seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik. Ini adalah pertama-kalinya, Kyungsoo bertemu dengan Sara secara langsung. Saat di festival, Kyungsoo hanya melihatnya sekilas.

Sara tersenyum ketika melihat Joonmyeon masuk bersama Kyungsoo. “Ah, Kyungsoo?”

“Ne.. Er, bisa kupanggil Ajhumma? Atau Aunt mungkin?” tukas Kyungsoo. Joonmyeon menepuk lengan Kyungsoo dengan agak keras.

Sara masih tersenyum. “Ajhumma tidak begitu buruk, Soo. Kau mau coklat panas?”

“Well, hati-hati, Soo. Jika kau sering datang kesini, Mom akan memberikanmu satu mug coklat panas. Dalam waktu satu bulan, berat badanmu akan naik,” komentar Joonmyeon.

Sara cemberut dengan komentar putranya, “Jadi, kau tidak mau minum coklat panas buatan Mom lagi? Kau takut gemuk?!”

Joonmyeon menyeringai, “Ani, aku akan minum semua coklat panas buatan Mom. Tapi aku hanya berharap tidak setiap hari.”

“Baiklah, terserah. Tapi Kyungsoo mau satu gelas?” Sara kembali fokus pada Kyungsoo.

Joonmyeon melihat sahabatnya itu mengangguk dan Sara menyiapkan satu gelas mug coklat panas. Kyungsoo kemudian duduk pada salah satu stool dan melirik Joonmyeon.

Joonmyeon tersenyum dan sedikit mendekati Kyungsoo. Cukup dekat untuk berbisik, “Mom selalu senang membuat coklat panas terutama ketika suhu dingin seperti sekarang. Jadi, nikmati saja untuk sekarang ini.”

Kyungsoo mengangguk dan Joonmyeon mengambil jarak. Sara lalu menyodorkan segelas mug pada Kyungsoo. Joonmyeon cukup beruntung Sara tidak memberikan satu untuknya. Joonmyeon mulai kelebihan coklat.

Kyungsoo tersenyum pada Sara, mengucapkan terima kasih dan menyeruput coklat panas tersebut dengan hati-hati. Sara ikut tersenyum. Setidaknya hari ini, dia berhasil membuat satu coklat panas. Well, Sara dan obsesinya pada coklat panas.

“Jadi?” tanya Sara.

Kyungsoo menaruh mugnya dan menyodorkan kertas pada Sara. “Jadwal keberangkatan untuk ke Bangkok. Saat Joonmyeon memberitahu kalau ayahnya mungkin memberi ijin, Baekhyun menyuruhku untuk memberikan itu. Pada ajhusi atau ajhumma. Kurasa sama saja.”

Sara membaca dengan serius jadwal tersebut. Ia menatap Kyungsoo dan Joonmyeon bergantian. Joonmyeon hanya mengangkat bahu, “Baekhyun terlalu prefeksionis. Bisa berikan itu pada Appa, Mom? Kyungsoo mungkin terlalu…” Joonmyeon melirik sahabatnya yang kembali meminum coklat panas, “terlalu sibuk untuk menunggu Appa pulang.”

Sara mengangguk, “Baiklah. Mom akan berikan ini. Lalu bagaimana dengan visanya? Kalian akan berangkat awal bulan Februari. Masih cukup mengurus visa?”

Kyuhyun kali ini menyeringai, “Salah satu temanku, ayahnya bekerja di bagian imigrasi kedutaan. Jadi, tidak akan ada masalah.”

“Okay. Lalu apa Kyungsoo akan ikut makan siang?”

“Sepertinya. Lagipula ada sesuatu yang ingin kami bicarakan. Thanks Mom,” Joonmyeon melirik Kyungsoo, “Kita bicara di kamarku. Bawa coklat panasmu, Soo.”

Kyungsoo turun dari stool dan membawa mug putih. Ia tersenyum pada Sara, “Terima kasih coklat panasnya, Ajhumma. Aku menantikan makan siangnya,” tukas Kyungsoo.

Sara tertawa kecil dan membiarkan Kyungsoo mengikuti Joonmyeon ke kamarnya. Sepertinya Kyungsoo anak yang baik. Dan semua teman-teman Joonmyeon yang belum ditemuinya, termasuk pemuda bernama Baekhyun tersebut. Sara menghela nafas.

“Seandainya Yifan bisa seterbuka Joonmyeon.”

*****

“Dia menciummu lagi? Dan kau tidak menolaknya?”

Joonmyeon memperhatikan ekspresi Kyungsoo. Sahabatnya tidak lagi memperlihatkan ekspresi terkejut yang sama seperti sebelumnya, jadi Joonmyeon mengira kalau Kyungsoo benar-benar mencoba untuk mengontrol ekspresi emosinya. Ekspresi Kyungsoo terlihat sangat tenang, walaupun dengan mata besarnya, Kyungsoo terlihat normal. Selain itu, Joonmyeon belum melihat Yifan lagi. Saat Joonmyeon memanggilnya untuk sarapan, Yifan hanya menyahut dari balik pintu. Setelah apa yang terjadi semalam, apa Yifan mulai menyesali perbuatannya dan menghindari Joonmyeon?

Hah, benar-benar menyebalkan.

“Itu buruk, khan?” tukas Joonmyeon sembari menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur.

Kyungsoo yang duduk di kursi meja belajarnya hanya memperhatikan sahabatnya tersebut. “Kurasa tidak. Selama dia masih berada didekatmu, dia mungkin akan tetap melakukan itu. Mendekatimu, memberikan sinyal-sinyal aneh yang membuatmu bingung. Tapi musim semi tahun depan, dia akan berada di London. Dan kau mempunyai waktu 12 bulan untuk belajar melupakannya. Well, kalau kau masuk Seoul-dae, kau akan disibukkan dengan tugas-tugas kuliah dan tidak akan sempat memikirkannya. Atau membalas email, jika dia mengirimimu.”

Joonmyeon merasa ucapan Kyungsoo sangat masuk akal. Selama beberapa bulan ini, Joonmyeon hanya perlu bertahan –mempercayai status mereka sebagai saudara tiri dan berusaha tidak memikirkan perasaan Yifan. Terdengar kejam, tapi itulah yang terbaik.

“Lalu bagaimana dengan Appamu? Perusahaan maksudku,” tanya Kyungsoo.

Joonmyeon meliriknya, “Appa bilang aku mungkin akan terlibat dalam tiga atau empat tahun lagi. Untuk saat ini Appa sedang mempersiapkan sesuatu. Yang kudengar pagi ini, ada kaitannya dengan Choi Group.”

Kyungsoo mengerutkan dahi, “Choi Group? Presdir Choi Daehan itu? Dan Choi Siwon yang salah satu pengusaha tertampan Asia itu?”

Joonmyeon mengangguk. Kyungsoo hanya berdecak kagum. Semua orang tahu bagaimana reputasi Choi Group dimata kalangan pengusaha. Bahkan Choi Group memberikan kontribusi besar bagi perbaikan ekonomi Korea saat krisis ditahun 2008. Dan kini, sahabatnya itu mungkin akan mempunyai hubungan bisnis dengan Choi Group disaat usianya masih sangat muda. Well, terima kasih pada Kakek Joonmyeon –Park Heoju.

“Hanya mendengar nama Choi Group sudah membuatku sakit kepala. Aku bahkan tidak mengetahui apapun mengenai dasar bisnis. Appa dan Kakek mungkin akan menunggu sampai aku benar-benar siap dengan bisnis. Itu menggelikan,” ujar Joonmyeon sembari memperhatikan langit-langit kamarnya.

Kyungsoo menghela nafas, “Ya, terdengar sangat menggelikan. Kim Joonmyeon, siswa kesayangan Kang Ssaem, peraih point tinggi dalam festival tahunan selama dua tahun, akan kuliah di jurusan bisnis dan meneruskan perusahaan keluarga. Menyia-nyiakan bakatnya.”

“Itu tidak membantu, Soo.”

“Sorry, tapi itu kenyataannya.”

Joonmyeon menghela nafas dan memejamkan matanya sejenak. “Yeah, kenyataan yang sangat kubenci.”

*****

Siwon menarik nafas sembari terus berfokus menyetir. Sementara Kyuhyun yang duduk disampingnya hanya sibuk dengan tablet pc miliknya. Sepanjang perjalanan menuju Seoul, keduanya hampir tidak berbicara. Siwon hanya bicara sekedar ini-itu dan Kyuhyun menanggapinya dengan singkat.

Suasananya benar-benar canggung –bahkan lebih canggung saat mereka makan malam kemarin. Siwon berusaha merilekskan tubuhnya dan memutuskan untuk menyalakan music player yang terpasang pada dashboard mobil. Alunan music mulai memenuhi mobil.

Kyuhyun melirik Siwon sembari mendengarkan music tersebut. “Musik klasik?”

Siwon terkejut dengan pertanyaan Kyuhyun. “Eoh. Kenapa kau tidak menyukainya?”

“Tidak, aku menyukainya. Walaupun Bach bukanlah musisi favoritku,” ujar Kyuhyun yang kembali berfokus pada pekerjaannya.

Siwon melirik Kyuhyun. “Darimana kau tahu kalau ini adalah Bach?”

“Entahlah, aku hanya merasa pernah mendengar ini disuatu tempat. Fokus menyetir saja, Choi Siwon. Ada hal yang harus kukerjakan, jadi jangan banyak bicara,” kata Kyuhyun.

Siwon hanya terdiam. Kyuhyun memulai kembali pekerjaannya. Kasus barunya setelah kasus Choi Group jauh lebih rumit dan kliennya bisa saja kalah dalam pengadilan. Selain itu, Pengacara Kang dan kliennya yang baru memberikan peringatan pada Kyuhyun agar lebih berhati-hati dalam mengusut kasus ini. Kyuhyun menghela nafas panjang. Mungkin dia tidak harus mengambil kasus ini sendirian. Hyukjae bisa saja membantunya, tapi sang klien menekankan bahwa Kyuhyun harus bekerja sendiri untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti hal-hal yang terjadi ketika ia menangani kasus Choi Group.

Kyuhyun memperhatikan luka ditangan kirinya. Walaupun sudah terlihat lebih baik, tapi bekasnya masih terlihat. Mungkin Kyuhyun bisa mempertimbangkan saran Haneul untuk melakukan tindakan operasi untuk menghilangkannya. Tapi apakah perlu sampai sejauh itu? Selain itu, sejak Kyuhyun membalas pesan Haneul, pria itu sama sekali belum menghubunginya lagi. Mungkinkah terjadi sesuatu?

Siwon melirik Kyuhyun lagi. Ia mendapati Kyuhyun tengah memperhatikan luka ditangan kirinya. Oh, Siwon baru menyadarinya lagi. Luka Kyuhyun sepertinya sudah sembuh, tapi malah meninggalkan bekas. Siwon menarik nafas panjang.

“Jika merasa lelah, tidurlah. Kita baru sampai Seoul, mungkin satu atau dua jam lagi. Hentikan dulu pekerjaanmu. Ini hari Sabtu. Apakah semua pengacara bekerja setiap hari?” ujar Siwon.

Kyuhyun menatap Siwon. Kemudian dia menyimpan tablet pc-nya didalam ransel dan menaruhnya dibawah kaki. “Bangunkan aku setengah jam lagi, eoh?”

Siwon hanya menggumam dan Kyuhyun pun memejamkan matanya.

Begitu Kyuhyun sudah tertidur, Siwon menghela nafas lega. Setidaknya mereka tidak perlu terjebak dalam situasi canggung. Selain itu, music masih mengalun dengan lembut.

Siwon melirik Kyuhyun yang sepertinya tertidur dengan lelap. “Mungkin aku harus berhenti dulu di rest area,” gumamnya.

*****

Kyuhyun terbangun dan menyadari kalau mereka berada di rest area. Mesin mobil masih menyala tapi Kyuhyun sama sekali tidak melihat keberadaan Siwon dimana pun. Kyuhyun melepaskan seatbelt dan sedikit melakukan peregangan. Kyuhyun melirik jam digital pada dashboard mobil.

“Sepertinya aku tidur cukup lama. Kenapa tidak membangunkanku?”

Kyuhyun lalu melihat sosok Siwon berjalan menuju mobil dengan membawa satu kantung plastic. Siwon membuka pintu mobil dan terkejut melihat Kyuhyun sudah terbangun. Siwon memanjat masuk lalu menutup pintu kembali.

“Kau sudah bangun?”

Kyuhyun mengangguk, “Baru saja. Kenapa tidak…”

Siwon menyodorkan kantung plastic itu pada Kyuhyun. “Kau pasti lapar. Makanlah.”

Kyuhyun menaruh kantung itu diatas pangkuannya dan melihat isi kantung tersebut. Siwon membeli beberapa snack, dua nasi kotak dan beberapa botol minuman. Kyuhyun menatap Siwon, “Dua nasi kotak? Kau belum makan?”

“Terlalu ramai, jadi aku beli praktis. Makan saja duluan. Well, aku tidak bisa membiarkan pengacara Choi Group kelaparan, bukan?” tukas Siwon.

Kyuhyun menghela nafas lalu mengeluarkan satu kotak dan satu botol dan memberikannya pada Siwon. “Kau juga makan dulu. Setidaknya untuk menghindari kecelakaan karena kau kurang fokus menyetir karena lapar.”

Siwon mengambil kotak dan botol tersebut. Kyuhyun lalu mengeluarkan kotak nasi untuknya. Kemudian ia menaruh kantung plastic itu diatas dashboard. Kyuhyun membuka kotak nasinya sementara Siwon masih memperhatikannya.

Kyuhyun menyadari hal tersebut, “Kenapa tidak makan?”

Siwon hanya mengangguk. “Makan saja duluan. Aku sudah makan kimbab sembari membeli yang lainnya.” Siwon mengambil kantung itu untuk menyimpan kotak nasinya. Kyuhyun menghela nafas dan mulai melahap kotak nasi miliknya.

Siwon tersenyum dan membuka satu botol minuman. Ia meneguknya hingga sepertiga bagian habis. Kyuhyun memasukkan eggroll kedalam mulutnya dan melirik Siwon. “Kenapa tersenyum?” tanyanya.

“Usia kita tidak berbeda jauh, bukan? Tapi sepertinya kau jauh terlihat lebih muda dari usiamu. Mungkin karena sikapmu,” kata Siwon.

Kyuhyun mengerutkan dahi. “Sikapku? Mungkinkah kau akan mengatakan kalau sikapku kekanakan?”

“Aku tidak mengatakannya. Tapi terkadang kau bersikap kau masih berusia duapuluhtahunan dan bukan pria usia tigapuluhdua tahun. Bukan hal buruk,” tutur Siwon.

Kyuhyun menutup kembali kotak nasinya. Dia hanya menghabiskan setengah. Siwon lalu menyodorkan botol minuman miliknya pada Kyuhyun. Pria itu menatap Siwon sebentar lalu mengambil botol minumannya. Siwon tersenyum tipis melihat Kyuhyun meneguk hampir habis.

Siwon berusaha menyembunyikan senyumannya ketika Kyuhyun kembali menatapnya dengan aneh. Siwon kembali memperhatikan tangan kiri Kyuhyun. “Jadi, lukanya meninggalkan bekas.”

Kyuhyun melihat tangan kirinya. “Tidak terlalu buruk.”

“Tapi tetap saja menganggu. Kau tidak mau menghilangkannya? Well, Choi Group bisa membiayai operasinya. Ingat, kau masih tanggung-jawab kami,” kata Siwon.

Kyuhyun merinding mendengar ucapan Siwon. Dirinya adalah tanggung-jawab Choi Group. Tapi itu hanya berlaku sampai masa persidangan kasus Choi Group selesai, bukan? Artinya, Kyuhyun adalah tanggung jawab Choi Group sampai hari Senin nanti. Tapi entah kenapa Siwon mengatakannya bahwa selamanya dia akan menjadi tanggung-jawab Choi Group.

Kyuhyun menarik nafas. “Tidak perlu. Bekas lukanya akan tetap ada. Bisa kita pulang sekarang?”

Siwon menatap Kyuhyun untuk beberapa lama sampai ia mengangguk. Kyuhyun menaruh kotak makannya didalam kantung dan menaruh kantung tersebut di kursi belakang. Siwon memakai seatbelt dan menunggu sampai Kyuhyun juga melakukan hal yang sama.

Kemudian Siwon melajukan mobilnya.

*****

Siwon memperhatikan Kyuhyun yang kembali tertidur saat perjalanan. Bahkan pria itu belum terbangun ketika Siwon menghentikan mobilnya didepan rumah Kyuhyun sepuluh menit yang lalu. Siwon menyadarkan punggungnya dengan rileks. Kemudian ia menarik nafas dan mengusap wajahnya dengan diikuti helaan nafas frustasi. “Aku mungkin terlalu lama sendiri. Changmin tidak mungkin benar,” gumamnya.

Siwon melirik Kyuhyun lagi. “Oh ya Tuhan. Kau tidak mungkin sedang menghukumku, bukan?” Siwon memejamkan matanya dan mulai mengatur nafasnya.

Siwon lalu menyentuh bahu Kyuhyun untuk membangunkan pria tersebut. Kyuhyun perlahan membuka matanya dan mulai menyadari bahwa mereka sudah sampai. Kyuhyun melepaskan seatbelt dan menoleh pada Siwon.

“Berapa lama kau menunggu sampai kau membangunkanku?” tanya Kyuhyun.

Siwon menghela nafas. “Mungkin sepuluh menit.”

Kyuhyun mengambil tas ranselnya dan menatap Siwon dengan lekat. “Terima kasih telah mengantarkanku pulang. Dan juga untuk yang kemarin.”

Siwon mengangguk. “Kau harus tetap ke rumah sakit untuk memeriksakan diri.”

“Aku tahu. Baiklah, sampai bertemu hari Senin di pengadilan, Choi Siwon,” kata Kyuhyun dengan senyuman.

Siwon kembali hanya mengangguk. Kyuhyun menatap Siwon untuk beberapa detik sampai ia membuka pintu dan memanjat turun. Kyuhyun tersenyum lagi pada Siwon sebelum berjalan melewati pagar rumah. Siwon masih memperhatikan Kyuhyun sampai pria itu masuk kedalam rumah. Siwon menarik nafas panjang dan memeluk kemudi. Ia melirik rumah besar tersebut dan mengerang frustasi.

“Aku benar-benar mengacaukannya.”

*****

NOTE: Euhm… Siwon makin lama makin aneh. Hahahaha… Part ini banyakan WonKyu, jadi misalkan kalo di part berikutnya (bukan berarti part 15 loh ya) banyakan KrisHo, jangan protes ya. Biar ngimbangin ajah. Err.. btw ini alurnya masih lama. Kemungkinan partnya jauh lebih banyak dari fanfic-fanfic sebelumnya. Masih kemungkinan ya? karena paling banyak itu Only One dengan 25 part. Ini baru 14 tapi masih dipertengahan alur.

Aku juga mau minta maaf kalo misalnya jarang banget update.

43 thoughts on “[SF] Scarface Part 14

  1. hahahah akhirnya update lagi eon… seneng deh… eh ya gpp eon klu eon updatenya lama heheh tetep tak tunggu kok heheeh….

    siwon bingung sendiri sama perasaannya sendiri heheheh semakin seru eon…. trus semangatttt….

    eonn semangattt terus update nya…. fighting

  2. oooowwwhhh waktu kyukyu di krudungin selimut dari atas sampe bawah pasti kyukyu imut bangeeeeeettt#gigit bantal
    padahal ngarep bngt di part ini ada adegan mengejutkan#plakk
    haahhh siwon udah mulai galau kan pasti sama perasaan dia ke kyukyu,kkk,jngn lama2 y di buat galaunya,kasiaaaan
    btw,aku anggep ini kado utahku ya,terimakasih sudah update hehe

  3. yeyeye….dah update…pasti slalu pengen teriak pas ff ni update…karena senang bgt pas tau ni ff dah update lagi…
    nggk pa2 kalau Part nya lebih banyak daripada ff sblmnya…krena ku aja yg baca nggk berasa kalau dah nyampe chap 14..malah seneng deh kalau Part nya banyak…hehe…ceritanya bisa bner2 thap per tahap jelas n alur nya nggk kecepatan…pokoknya ceritanya daebak,bgus,dan tman2nya… n slalu ku tunggu,,,wonkyu nya…hehe

  4. yeyeye….dah update…pasti slalu pengen teriak pas ff ni update…karena senang bgt pas tau ni ff dah update lagi…
    nggk pa2 kalau Part nya lebih banyak daripada ff sblmnya…krena ku aja yg baca nggk berasa kalau dah nyampe part 14..malah seneng deh kalau Part nya banyak…hehe…ceritanya bisa bner2 thap per tahap jelas n alur nya nggk kecepatan…pokoknya ceritanya daebak,bgus,dan tman2nya… n slalu ku tunggu,,,wonkyu nya…hehe

  5. wah krisho udh kissing kissing mulu y???
    hahahaha…
    wonkyu kapan?? kayaknya perkembangan wonkyu emang lambat bgd y?
    slain siwon yg msih ragu akan perasaannya
    kyu jg yg belum ada rasa sama siwon jd pasti lama
    dan lovey dovey nya pasti akan lbh bnyak krisho dbnding wonkyu, hehehehe
    jdi suho toh yg bakal jdi slh satu partner bisnisnya siwon..
    owh okay deh..

  6. Nanya bolehhh .. Kisahnya kyuwon ama kris dan jungmyoon itu sama ngga siii atau nyambung gituuu … Soalnya aku lrbih sering baca kisah kyuwonnya hehehhe .. Hwaiting .. Maap klo commennt nya ngga jelassss

  7. Eonniii…
    Gomawo udah update :* .
    Gomawo jg utk moment WonKyu :* .
    Aah Siwon memang bnr2 aneeh 😀 ..

    Btw, sepertiny aku akan sedikit bingung ngebaca part2 selanjutny krn aku g pernah baca part KrisHo 😛 . Sedangkan sekarang mrk akan bertemu :3 Hhehe…

  8. Yifan sama joonmyoon udach beberapa kali ciuman. Tapi si wonkyu masihh slow aja kisah cintanya…. kkk
    Ehmm.. g’ nyangka alur ceritanya ternyata nyambungnya di bisnis keluarga…. kkkk…. sekrng udach g’ penasaran lagi gmn ketemunya si wonkyu sama joonmyoon yifan.
    So fighting author….I’ll be waiting next chapter

  9. jln critanya mnrik bgt, aku lbh suka yg kyak gni, jd mreka saling jtuh cinta scra ga sdar, aplg klo ada prgulatan batin>bhasanya> dr pairnya mkin mnrik
    lanjut chingu

  10. boleh gigit Siwon ga? klo ga gigit bugsy aja deh :3
    err greget bgt sma sikap Siwon yg err lelet sma perasaan nya,mngkin memang butuh wktu lama buat bkin WonKyu sadar -_-
    aaiih ~ Krisho aja udh ciuman,kalian kapan? mksd nya saat keadaan sadar bkn mabuk saat ditoilet kkk ~
    klo jarang apdet sih udh maklum,toh masing2 punya kesinukan kan? jdi yaa enjoy aja hihi
    yossh..!! ditunggu next nya ^^

  11. lucu ngeliat tingkah siwon kalau didekay kyuhyun
    siwon seperti orang bingung, aneh 🙂
    ditunggu moment manis wonkyunya

    apa cerita wonkyu & krisho saling berhubungan??

  12. Walaupun jalan cerita wonkyu belom ketahap yg lebih serius tapi aku suka sama perkembangan kedekatan
    Wonkyu semakin lama semakin ada benih benih cinta diantara mereka😁
    Walaupun chap depannya wonkyu ga banyak ceritanya tapi moment nya dibanyakin
    Ya eonnie 😊 hehehehehe

  13. Padahal ini udah panjangmtapi tetap ja ngerasa kurang.huffpt
    Hmm wonkyu cuma banyakan dikit aj jadi ntar next chap beda krisho ma wonkyu jangan byk2 juga ya kyk chap 12.heee
    Btw thank u tuk ff nya yg selalu buat ketagihan

  14. aaiiiissshhh……..kenapa sich wonkyu masih sj merasa galau dng perasaan masing2? itu krn mereka masih terlalu cuek dng apa yg mereka rasakan. makin lama makin gregeten ama hubungan wonkyu, mereka itu enaknya di apain ya?? please..someone..siapa aja kek, changmin atau kakek choi(?) utk membantu wonkyu agar mereka sadar dng semua yg terjadi selama ini. masak mereka kalah ama anak ABG sich? kalah ama krisho? krisho aja smp kissing lebih dr sekali lho, wonkyu…masak cuma sekali?? dan itu gak di sengaja,please deh. hemmm….jd choi siwon bakalan bekerja sama dng suho tp utk saat ini ayahnya suho yg mewakilinya. bisa di pastikan kl nantinya wonkyu ama krisho bisa saling mengenal(?) bisa sj nantinya mereka bisa curhat2an gitu, he..he…he.., choi siwon…tingkahnya semakin membingungkan tiap kali bersama babyku. perasaannya semakin gak menentu hny gara2 seorang CHO KYUHYUN. gak papa deh kl partnya makin panjang, ttp akan sll di tunggu.

  15. Aku baru sempat baca kak :’)
    Ah akhirnya KrisHo dan WonKyu mulai dipertemukan (?) ^^
    Di chapter ini memang lebih banyak WonKyu, tapi KrisHo hubungannya sudah jauh daripada WonKyu. Hahaha
    Ya iyalah, WonKyu aja masih berusaha denial. duh~
    Suka banget sama sikapnya Kris. Duh yakin deh, Joon gak bakal lupa gitu aja sama Kris! 🙂
    Ditunggu part selanjutnya kak. Kk juga sibuk, wajar lah jarang update. Tapi seneng kk gak nelantarin ff ini gitu 😉

  16. Ternyata ada benang merah antara krisho dan wonkyu. Kerjasama antara ayah joon dan choi grup mempertemukan kedua pasangan itu.hubungan wonkyu lebih lanbat di banding krisho. Mungkin karena krisho adalah pasangan muda yang lebih mengutamakan perasaan menggebu sedangkan wonkyu adalah pasangan dewasa yang mengutamakan logika. Masih menunggu bagaimana siwon menyadari perasaannya kepada kyuhyun,yang sepertinya mereka belum mau menerima kalau mereka saling tertarik. Berharap banget part depan hubungan wonkyu lebih ada kemajuan.
    Semangat diera

  17. aaah…bnyk wonkyu sih
    tp moment nya kurang hot??
    hahahha

    ok siiip
    gpp lama yg pnting updatenya
    jgn lama pke banget
    keep writing

  18. ahh .. senangnya udah mulai ada perkembangan buat mereka ber-empat … wonkyu nya masih bingung-bingungan … krisho udah makin mesra .. selalu ga sabar nunggu part berikutnya… author fighting~

  19. WonKyu…KrisHo.
    Sprtinya mrka mmng bnr2 sdng mnghdapi kebingungan tntng hbnga mrka.Terutama WonKyu.
    Ada apa dngn Siwon???
    Mmng ad apa dirumah besar itu??!!!

  20. jadi siwon sudah mulai ada “rasa” gt? tp dy masih menyangkal?
    makin penasaran sama kisah mereka.. gimana jd nya..
    kyu juga masih blur..
    sama seperti krisho yaa..
    usaha kris mulai menunjukkan hasil., tinggal melihat bagaimana usaha siwon..

  21. siwon mulai frustasi ma perasaannya emang bener kayaknya perkataan changmin
    lama” jadi jatuh cinta beneran ma kyuhyun

    aku juga baru ngehh kalo kasus choi group ada hubungannya ma keluarga joonmyeon hahh ternyata semua saling berhubungan

    kevin nyium joon itu bikin gimana gitu hahahahaha jadi mikir yang aneh” apalagi pas kevin dengan sedikit penekanan ke joon buat menyambut ciumannya dan kevin sampai mindahin joon kemeja counter asli merinding sendiri
    sampai akhirnya kata cinta itu terucap dari bibir kevin

  22. Galaunya Pak Boss ga selesai-selesai ya hahahahaha, sekali-kali bikin Kyu yg galau donk. Gantian gitu hehehehe.. Gregetan ngeliat mereka berdua, ihhhh gemesssss

    Krisho kissing again, dan yang sekarang lebih hot. Just wow. Ga yang tua yg muda semuanya galau sama perasaannya masing2. Uuhhhh.. Eh ada satu typo yg keliatan bgt, waktu percakapan antara Joonie, Kyungsoo, and Mom Sara. Di situ ditulis Kyuhyun yang seharusnya Kyungsoo 🙂

    Kim Junhyeok dan Kim Jinhyeok apakah ada hubungannya? Bukan orang yang sama kan? Yang satu appanya Joonie, yang satu yg lagi bermasalah dengan Choi grup itu? Kim Junhyeok baru akan kerjasama dengan Choi grup kan, bukan yg lagi sengketa di pengadilan itu kan? Sorry banyak nanya, abisnya namanya hampir mirip

  23. Siwon makin aneh ih,,
    Kyu siap2 ajja bakalan jdi tawanannya si abang kuda. . kkk~

    Udh da pandangan sih hbungan antara wonkyu ama krisho. Cma msih rada gk ngeh apa yg bkin kisah cinta mreka berhubungan. . heeee ^^

  24. Siwon smakin mnyadari perasaannya,,pling tdk siwon smakin brsikap peduli dn perhatian pda kyu mski secara sembunyi2…heheheheheheee

  25. siwon bener-bener aneh, sikap nya selalu berubah-ubah terhadap kyu tapi semakin kesini perasaan siwon terhadap kyu semakin terlihat meskipun masih belum menyadari sepenuhnya tapi siwon mulai sadar dia menyukai kyu sedangkan kyu kayanya belum merasakan apapun selain selalu terpikirkan tentang hal yang berhubungan dengan siwon

  26. Suka deh liat interaksi sara sama jun 💙 Kayaknya sara sayanggg bgt sama jun hehehe.
    Siwon labil banget sumpah sikapnya berubah2 mele sama kyu :”””)) tapi gapapa at least he cares :””)

  27. Krisho makin deket aja meskipun suho selalu memberi batasan kalau mrk adl saudara, tp setiap berhadapan dg kris dia selalu lemah dan tak bs menolak…
    Apakah disini siwon yg memiliki rasa suka dan menyadarinya terlebih dahulu, krna yg trlihat galau adl siwon sdangkan kyuhyun sprtnya msh biasa” saja??

Leave a reply to Hanna shinjiseok Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.