[SF] And We…

And We…

Kyuhyun menatap sepasang sepatu yang berada di foyer dengan cukup lama. Ia tidak pernah tahu bagaimana orang itu selalu bisa keluar dari waktu ‘kerja’nya dengan mudah. Ini bukanlah yang pertama dan Kyuhyun tahu tidak akan menjadi yang terakhir.

Terlebih ketika waktunya telah tiba.

Kyuhyun menghembuskan nafas dan melepaskan sepatu di foyer –tepat di samping sepasang sepatu tersebut. Dengan berhati-hati, ia berjalan di hallway menuju ruang tengah. Entah apa yang tengah menantinya. Orang itu selalu mempunyai ‘kejutan’ yang berbeda pada setiap pertemuan mereka.

Namun, langkahnya terhenti ketika Kyuhyun berada di ruang tengah. Ia menatap nanar pada sosok pria yang berdiri tidak lebih dari dua meter dari posisinya. Pria yang tengah tersenyum lebar dan memperlihatkan dimple di kedua pipinya. Tangannya terulur dengan memegang buket bunga lily dan baby’s breath.

Kyuhyun memandang pria itu dengan lekat.

“Selamat atas tur konsermu, Kyuhyun. Kau telah bekerja keras,” ucap pria itu.

Kyuhyun tidak mengatakan apa pun. Bahkan ekspresinya tidak mengalami perubahan sedikit pun. Ia melepaskan tas ranselnya dan membiarkannya jatuh ke lantai begitu saja. Tidak peduli di dalam ta situ terdapat barang berharganya –PSP serta konsol game lainnya. Perlahan, kakinya kembali melangkah. Berjalan menghampiri pria tersebut. Langkahnya terhenti tepat dihadapan buket bunga yang masih terulur padanya. Kyuhyun menatap bunga lily itu dengan serius.

Pria itu sedikit memiringkan kepalanya. Ekspresinya terlihat bingung dengan reaksi diam Kyuhyun.

“Sayang, kau baik-baik saja?” tanya pria itu khawatir.

Kyuhyun menarik nafas lalu menggumam pelan. Ia mengambil buket bunga itu dari tangan si pria.

“Kau menyukainya?”

Kyuhyun kembali menggumam. Kali ini pandangannya tidak terlepas dari buket bunga yang kini berada di tangannya. Ini bukan pertama kalinya Kyuhyun mendapatkan bunga, dan juga ini bukanlah yang terakhir.

“Sekarang kau ganti bajulah dan istirahat. Mungkin tidur selama satu atau dua jam. Aku akan mengurus makan malam untukmu. Aku tahu kalau kau pasti lelah sekali setelah dari Jepang lalu ke Hongkong dan kemudian Thailand. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, aku yang akan merapikan semua kopermu dan memasukkan semua pakaian kotor ke laundry. Kau hanya perlu beristirahat yang cukup.”

Kyuhyun kemudian menatap pria itu lalu segera memeluknya dengan erat. Sang pria termenung untuk sesaat. Namun, ia tersenyum dan membalas pelukan tersebut. Tangannya bergerak mengusap rambut Kyuhyun dengan lembut.

Pria itu mengecup leher Kyuhyun dan berbisik, “Apa kau begitu merindukanku, sayang?”

Kyuhyun hanya mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya.

“Aku juga merindukanmu, Kyuhyun. Sangat merindukanmu.”

Kyuhyun menenggelamkan wajahnya di bahunya dan bergumam, “Aku pulang, Siwon.”

Siwon masih tersenyum dan menarik nafas. “Selamat datang, Kyuhyun.”  Dan ia kembali mencium leher serta sisi kepala Kyuhyun beberapa kali.

*****

Sudah beberapa menit berlalu tapi posisi Kyuhyun dan Siwon belum banyak mengalami perubahan. Keduanya masih saling berpelukan di ruang tengah dan tidak ada satu dari mereka yang ingin melepaskan terlebih dahulu.

Siwon sebenarnya tidak keberatan, tapi ia mungkin lebih memilih jika mereka meneruskannya dalam posisi duduk di sofa –agar lebih nyaman. Jujur saja, kaki Siwon mulai terasa sakit karena terlalu lama berdiri. Namun, dia tidak ingin bergerak dari posisi nyamannya saat ini.

Hingga, Siwon merasakan sesuatu yang aneh.

“Kyuhyun…”

Kyuhyun tidak merespon. Tapi Siwon bisa merasakan ada perubahan pada Kyuhyun. Tubuh kekasihnya sedikit berguncang dan bahunya terasa basah. Mata Siwon membulat.

“Kyuhyun, kau menangis?” tanya Siwon yang hendak melepaskan pelukan agar ia bisa melihat wajah Kyuhyun, tapi kekasihnya itu menolak dan malam lebih mengeratkan pelukannya.

Siwon menarik nafas dan mengusap lembut punggung dan kepala Kyuhyun. Ia benar-benar tidak tahu kenapa Kyuhyun bisa menangis seperti ini. Kekasihnya bukan tipe pria yang begitu sensitive hingga bisa menangis. Walaupun begitu Siwon tahu persis selama beberapa konser terakhirnya, Kyuhyun selalu menangis di atas panggung.

Jujur saja, itu membuat Siwon merasa begitu tidak berdaya. Kyuhyun hanya seorang diri di atas panggung dan menangis. Walaupun itu bukan sepenuhnya tangis kesedihan, tapi Siwon tidak bisa melihat air mata jatuh di wajah Kyuhyun.

“Kyuhyun…” ucapnya lembut seraya kembali berusaha melepaskan pelukan. “Lihat aku, sayang..”

Dan ketika ia berhasil melepaskan pelukan Kyuhyun, pria itu menunduk untuk menyembunyikan wajah memerahnya dari Siwon. “Hey sayang…”

Siwon mengangkat wajah Kyuhyun. Ia terdiam sejenak ketika melihat wajah Kyuhyun yang basah karena air mata serta mata dan hidung yang memerah. Siwon tidak pernah melihat Kyuhyun menangis seperti ini. Dengan lembut, ibu jari Siwon menghapus air mata di pipi Kyuhyun.

“Apa yang kau tangisi, Kyuhyun?” tanyanya lembut.

Kyuhyun menarik nafas –berusaha mengontrol emosinya. “Tidak tahu,” ucapnya dengan suara serak. “Air matanya jatuh begitu saja. Aku bahkan tidak bisa berhenti.”

Siwon mengulas sebuah senyuman. Kyuhyun menghapus air mata dari wajahnya dan berusaha berpaling dari Siwon.

“Ah… ini memalukan sekali,” gumamnya.

Siwon menggeleng. “Tidak, itu tidak memalukan.”

Kyuhyun melirik kekasihnya. “Sepertinya aku terlalu sensitif. Bahkan di beberapa konser terakhir, aku selalu menangis. Itu bahkan lebih parah karena aku menangis dihadapan banyak orang.”

Siwon kembali tersenyum. Tangannya menangkup wajah Kyuhyun dan kembali menghapus sisa air mata di wajah Kyuhyun, termasuk di bawah hidung Kyuhyun. Dengan cepat, Kyuhyun menepis tangan Siwon dengan jengkel. Pria itu hanya tertawa kecil.

“Menangis itu bukan sesuatu yang memalukan, Kyuhyun. Itu adalah sesuatu yang manusiawi. Well.. Jika membuatmu lebih baik, sebagian besar member juga pernah menangis dihadapan banyak orang. Ingat ketika kita, terakhir kali, mendapatkan Golden Disk? Aku juga menangis, bukan?”

Kyuhyun mendengus. “Itu berbeda.”

“Tidak ada yang berbeda, Kyuhyun. Tangisan tetaplah sebuah tangisan. Entah itu tangis kesedihan ataupun tangis kebahagiaan. Itu membuatmu sangat manusiawi.”

“Itu… Tidak memalukan?”

Siwon menggeleng.

“Lalu bagaimana jika Hyukjae dan hyung lainnya menggodaku?”

“Well, kau tinggal membalasnya, bukan? Hyukjae bahkan lebih sering menangis di depan umum ketimbang dirimu.”

Kyuhyun mengangguk dan tersenyum tipis. Siwon ikut tersenyum dan mengecup ujung hidung Kyuhyun yang masih terlihat merah.

Kyuhyun hanya tersenyum tipis lalu mencium aroma bunga lily yang diberikan oleh Siwon. “Terima kasih,” gumamnya.

“Terima kasih kembali,” tukas Siwon berbisik.

Lalu diikuti oleh sebuah kecupan manis pada bibir Kyuhyun. Dengan cepat, Kyuhyun melingkarkan kedua tangannya di bahu Siwon dan membalas ciuman tersebut.

Siwon tertawa kecil dengan perubahan emosi Kyuhyun yang begitu cepat. Namun, dia tetap mencium bibir Kyuhyun dengan lembut. Satu tangan Siwon bergerak ke belakang kepala Kyuhyun dan tangan lainnya menyentuh punggung kekasihnya.

Kyuhyun mendesah pelan dalam ciuman tersebut. Tangannya mendekap tubuh Siwon semakin erat dalam rengkuhannya. Bahkan hingga buket bunga itu jatuh ke lantai. Mulut Kyuhyun terbuka ketika lidah Siwon menggoda permukaan bibirnya. Ia mengerang lembut saat tangan Siwon bergerak semakin sensual –begitu juga dengan seluruh tubuhnya.

Kyuhyun melenguh.

Pautan bibir mereka terlepas. Kyuhyun mengambil nafas banyak-banyak. Hell, Siwon masih saja dengan mudah mencuri nafasnya. Bahkan hanya dengan sebuah sentuhan. Kyuhyun menatap Siwon dengan lekat.

Ujung jemari Siwon kemudian menyusuri setiap gurat wajah Kyuhyun.

Sebuah senyuman terulas dalam wajah Siwon. “Aku mencintaimu, Kyuhyun.”

“Aku mencintaimu, Siwon.”

“Well…” Senyuman itu berubah menjadi sebuah seringai. “Itu sudah seharusnya, bukan?”

Dengan cepat, Siwon mengangkat tubuh Kyuhyun dan menggendongnya. Kyuhyun hampir berteriak karena terkejut. Ia memeluk erat Siwon. Tapi kemudian Kyuhyun tertawa lepas. Heck, bagaimana bisa Siwon masih begitu kuat menggendongnya dengan berat tubuh Kyuhyun saat ini.

Kyuhyun menatap Siwon. “Apa tidak berat?”

“Berat sekali!” goda Siwon.

Kyuhyun mendengus dan menepuk bahu Siwon. Pria itu hanya tertawa dan mengecup bibir Kyuhyun. “Kau tidak berat, sayang.”

Kyuhyun tidak mengatakan apa pun. Dia hanya kembali memeluk Siwon dan menenggelamkan wajahnya di bahu Siwon ketika pria itu membawanya ke kamar.

*****

NOTE: Karena Kyuhyun nangis mulu di beberapa konser terakhir jadi….

Ah, sudahlah…