[SF] Scarface Part 45

wedding ring

45

Kyuhyun memperhatikan semua perhiasan yang terpajang di etalase kaca toko yang ia datangi bersama Ahra untuk mencari cincin pernikahan. Walaupun seharusnya yang datang untuk memilih adalah Ahra dan Jisung, tapi calon kakak iparnya itu mempercayakan Kyuhyun untuk memilihnya. Kyuhyun tahu persis alasan sebenarnya. Jisung pasti terlalu sibuk untuk meluangkan waktu datang ke toko perhiasan.

Tapi Kyuhyun tidak keberatan. Toh, dia adalah seorang pengangguran –saat ini– dan tidak mempunyai kesibukan lain. Setidaknya Kyuhyun mempunyai alasan untuk pergi keluar rumah. Sejak dia tidak pergi ke kantor, Kyuhyun berusaha mencari cara untuk menyibukkan diri. Itu juga sebagai alasan agar Kyuhyun tidak harus menemui Hyun Seol. Setelah pertemuan pertama, ibunya memintanya untuk kembali menemui gadis tersebut.

Kyuhyun harus lebih cepat mencari alasan untuk menolak gadis tersebut.

“Kyuhyun…”

Kyuhyun menoleh dan menghampiri Ahra yang sedang melihat-lihat beberapa pasang cincin yang ditunjukkan oleh pegawai toko. Ahra tersenyum pada Kyuhyun dan memperlihatkan sepasang cincin. “Kalau yang ini, bagaimana menurutmu?”

Kyuhyun memperhatikan sepasang cincin tersebut. “Itu cukup bagus. Tapi kenapa tidak lihat yang lain dulu. Hanya untuk perbandingan saja.”

Sang pegawai toko tersenyum lalu mengeluarkan sepasang cincin lainnya. “Bagaimana kalau yang ini?”

Kyuhyun mengambil kotak yang disodorkan pegawai itu dan memperhatikan design sepasang cincin tersebut. Terlihat cukup simple namun elegan. Tidak terlalu begitu mencolok, tapi masih memberikan kesan yang mewah. “Ini bagus,” tukasnya sembari memperlihatkannya pada Ahra.

Ahra tersenyum. “Jadi yang ini saja?”

Kyuhyun hanya mengangguk kecil.

“Calon suami anda mempunyai selera yang cukup baik dalam memilih perhiasan. Cincin tersebut adalah design terbaru dari toko kami dan cukup banyak pelanggan yang menyukainya. Kalau boleh tahu, kapan pernikahan anda berdua?” tanya sang pegawai.

Kyuhyun menatap pegawai tersebut dengan jengkel. Sedangkan Ahra hanya tertawa kecil melihat reaksi Kyuhyun. “Maaf, tapi dia ini adalah adikku. Calon suamiku tidak bisa datang,” ujarnya.

“Oh? Maafkan saya. Saya pikir anda berdua adalah calon pengantinnya. Tidak banyak calon pengantin yang datang tanpa pasangannya. Jadi, saya hanya berpikir kalau anda berdua adalah pasangan. Mohon maaf atas kelancangan saya.”

“Tidak apa-apa. Aku akan memilih yang ini saja. Tolong diurus pembayarannya,” tutur Ahra lagi.

Pegawai itu mengangguk dan meninggalkan Ahra dan Kyuhyun.

Kyuhyun mendesah jengkel sembari melipat kedua tangannya di depan dada. “Apa aku harus menuliskan di keningku bahwa aku ini adalah adikmu? Apa maereka tidak melihat kemiripan dari wajah kita?”

Ahra kembali tertawa. Kyuhyun selalu bereaksi seperti itu jika ada orang yang menganggap mereka sebagai pasangan ketika pergi bersama. “Jangan berlebihan seperti itu. Mereka tidak tahu, Kyuhyun. Lagipula mana mungkin mereka bisa menebak hanya dengan melihat kemiripan wajah kita?” tukasnya sembari mengusap lengan Kyuhyun.

“Terserah. Noona mau mengurus pembayarannya, bukan? Aku akan ke toilet sebentar. Kita bertemu di restaurant saja?” tukas Kyuhyun.

Ahra mengangguk. “Nanti akan kutelepon jika sudah selesai. Kau bisa memilih restaurantnya.”

Kyuhyun mengangguk kecil lalu berjalan keluar toko tersebut. Mereka sebenarnya berada di Legiun. Itu pun karena Jisung mengatakan ada beberapa toko perhiasan yang mempunyai koleksi yang sedikit unik dibandingkan toko lainnya.

Sebenarnya Kyuhyun tidak ingin kembali ke Legiun. Bukan karena kejadian di ice-rink sebelumnya. Tapi lebih pada ini adalah milik Choi Group. Walaupun Siwon pernah berkata kalau anggota keluarga Choi Group tidak terlalu sering datang ke Legiun, tapi Kyuhyun hanya berharap dia tidak bertemu anggota keluarga Choi mana pun. Terutama Choi Yoojin.

Atau mungkin Choi Daehan.

Kyuhyun menarik nafas dan mulai mencari toilet terdekat.

*****

Siwon mengernyit. “Kenapa aku harus pergi sendiri?”

“Karena hari ini aku ada kencan buta,” tutur Changmin.

Hari ini adalah pertemuan lanjutan dengan UK Corporate untuk membicarakan mengenai kerja-sama mereka. Waktu dan tempatnya sudah ditentukan. Tapi Changmin yang datang membawakan dokumen UK Corporate mengatakan pada Siwon kalau dia tidak bisa menemani Siwon datang ke pertemuan tersebut.

Alasannya bahwa dia mempunyai janji kencan buta. Well, kencan buta yang diatur oleh Cha Rae Won. Changmin sendiri sedikit terkejut saat Yunho mengiriminya pesan mengenai kencan buta tersebut. Terlebih dia juga terkejut karena Jihyun menyetujui kencan buta tersebut. Tapi itu mungkin karena Jihyun tidak mengetahui orang yang datang.

Oh, Changmin belum siap dengan penjelasannya. Jadi, dia mungkin harus bersiap dengan kemungkinan terburuk. Jihyun akan langsung pergi begitu melihat Changmin sebagai kencan butanya.

“Kencan buta? Kau tidak mengatakan apapun mengenai hal itu padaku sebelumnya,” tutur Siwon.

Changmin memutar bola matanya. “Ini juga sedikit tiba-tiba. Tapi Rae Won yang mengatur kencan buta ini. Jika aku tidak datang, dia mungkin akan memukuliku habis-habisan.”

Siwon kembali mengerutkan keningnya. “Rae Won mengatur kencan buta untukmu? Itu sesuatu yang baru. Siapa kencan butamu?”

Changmin terdiam sejenak. Well, Siwon tidak mengetahui apapun mengenai rencananya dengan Yunho untuk berusaha mendekati Jihyun lagi. Itu pun karena Changmin merasa Siwon tidak akan tertarik. Sejak dia berhubungan dengan Kyuhyun, pusat dunia Siwon seakan hanya terfokus pada Cho Kyuhyun. Lagipula ini masih baru kencan pertama. Belum tentu berhasil.

Changmin mengangkat bahunya. “Yunho bilang gadis itu kenalan dari teman Rae Won. Aku hanya diminta bertemu dengannya. Setelah pertemuan ini, aku bisa memilih ingin mengenal gadis itu atau menghentikannya.”

Siwon menatap Changmin dengan penuh selidik. Rasanya begitu aneh jika Changmin menjadi begitu akrab dengan Rae Won. Terlebih hampir sepuluh tahun pernikahan Yunho dan Rae Won, Changmin tidak pernah sekalipun makan bersama dengan Rae Won. Tapi begitu mendengar Rae Won mengatur kencan buta untuk Changmin, tidak pelak membuat Siwon merasa curiga.

“Sejak kapan hubunganmu dengan Rae Won menjadi lebih baik seperti ini? Terlebih ini adalah kencan buta. Rae Won tidak mungkin menawarkan diri atas usul tersebut. Kalau kau juga tidak mungkin. Apa Yunho?”

Changmin mendesah. “Aku hanya punya waktu satu tahun untuk mencari calon istri, Siwon. Jika kencan buta yang diatur oleh Rae Won adalah cara terbaik untuk berkenalan dengan seorang gadis, maka aku tidak akan keberatan. Kau tahu bagaimana menyeramkannya kakek, bukan? Percayalah, aku tidak mau menikah karena perjodohan.”

“Ini berkaitan dengan gadis kencan butamu itu, bukan? Tunggu, Rae Won tidak mungkin mengenalkanmu dengan sembarang gadis. Kau pasti akan menolak mentah-mentah kencan buta itu. Apa kau mengenal gadis itu?” tukas Siwon.

Oh, Changmin membenci sepupunya tersebut. Siwon tidak akan berhenti sampai Changmin mengatakan semuanya. Tapi sebenarnya tanpa Changmin mengatakan secara langsung, Siwon mempunyai intuisi yang bagus. Dia pasti bisa akan menebaknya dengan mudah. Inilah kenapa Changmin tidak ingin berlama-lama bicara dengan Siwon ketika dia sedang menyimpan sebuah rahasia.

“Changmin-ah, apa Rae Won mengatur kencan buta untukmu dengan Yang Jihyun?” ucap Siwon dengan sebuah seringai di wajahnya.

Well, Changmin benar-benar membenci Choi Siwon.

*****

“Pertemuannya hari ini, bukan?” ucap Uhm Ki Joon sembari sibuk dengan layar komputer dihadapannya.

Pegawai yang selalu setiap bersamanya mengkonfirmasinya. “Benar, Tuan. Pertemuannya akan dilakukan Hotel Cassie pukul empat sore nanti.”

Uhm Ki Joon mengernyit. Tangannya terus sibuk mengetik pada keyboard. “Hotel Cassie? Hotel milik keluarga Ahn Jisung? Kebetulan sekali.”

Sang pegawai hanya mengangguk dan tidak mengatakan apapun lagi. Ki Joon menarik nafas perlahan dan kemudian mengangkat kepalanya. Ia tersenyum pada pegawainya. “Baiklah, kita lakukan sesuai rencana. Oh, lalu bagaimana dengan jadwal persidangan? Apa kita sudah mendapatkan kabar dari Jaksa Min?”

“Jaksa Min mengirim email mengenai jadwal persidangan Seon Hwan. Sidang pertama akan dilaksanakan hari Senin. Selain itu, Jaksa Min juga memberikan laporan mengenai penyelidikan kasus penculikan dan pemukulan sebelumnya. Para tersangka akan langsung mendapat hukuman tanpa persidangan karena bukti-bukti yang sudah cukup kuat,” tutur pegawai itu.

Ki Joon mengangguk. “Kurasa tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mereka, bukan? Kecuali mereka buka mulut mengenai kejadian itu.”

“Kami sudah memastikan semuanya, Tuan. Anda tidak perlu khawatir.”

Ki Joon tersenyum puas. Kemudian ia memeriksa jam di pergelangan tangannya. “Apakah tiketnya sudah sampai?”

Pegawai itu kemudian mengambil sebuah amplop putih dari saku jas dalamnya. Ia menaruhnya di atas meja. “Penerbangan pukul delapan malam. Sesuai dengan keinginan anda, Tuan.”

“Kerja bagus. Baiklah, mari kita mulai permainannya.”

*****

Sooyoung dan Rae Won berada di toko nomor empatpuluhdua Legiun. Mereka sedang berbelanja bersama. Sesuatu yang tidak mereka lakukan bersama selama lima tahun terakhir. Tapi sejak Sooyoung mendengar kabar mengenai kencan buta untuk Changmin, dia menghubungi Rae Won untuk bertanya mengenai hal tersebut.

Well, walaupun Yunho mengatakan pada Rae Won untuk tidak mengatakannya pada siapapun, tapi tidak ada yang bisa menghindari Choi Sooyoung. Jadi, dibandingkan dia harus menyusahkan diri untuk berkilah, Rae Won memberikan penjelasan yang secukupnya saja. Rae Won tidak sampai memberitahu mengenai kenapa ia memilih gadis bernama Yang Jihyun sebagai kencan buta untuk Changmin.

“Bukankah status mereka sedikit berbeda? Maksudku mengenai keluarga,” ucap Sooyoung yang mengetahui kalau Yang Jihyun bekerja sebagai salah satu pegawai toko yang mereka datangi.

Itu pun karena Sooyoung merasa penasaran dengan gadis tersebut.

Rae Won yang sedang sibuk memilih pakaian hanya mengangkat bahu. “Yunho bilang tidak peduli dengan status social ataupun status keluarga. Asalkan gadisnya memiliki sifat dan sikap yang baik serta latar belakang keluarga yang juga baik, Changmin tidak akan berkomentar apa-apa. Walaupun aku sendiri merasa para orangtua akan memberikan reaksi negatif. Tapi ini hanya sekadar kencan buta. Belum tentu akan berlanjut.”

“Itu memang benar. Tapi gadis itu tidak mengetahui siapa yang akan datang?” tanya Sooyoung.

Rae Won melirik ke arah Jihyun yang sedang melayani pelanggan lain. Ia tersenyum tipis. “Tentu saja tidak. Apa kau pikir jika gadis itu tahu kalau yang akan menjadi kencan butanya adalah Shim Changmin dari Choi Group, dia akan menyetujuinya?”

Kali ini Sooyoung yang mengangkat bahu. “Entahlah. Dia bisa saja menerima dan berusaha untuk menggoda Changmin. Well, kau tahu bagaimana para gadis berusaha menggoda Siwon dan Changmin selama ini. Oh, aku bahkan sedikit kasihan pada Taemin. Dia sering-kali mendapat masalah di kampus karena gadis-gadis.”

“Hey, aku tidak akan mengatur kencan ini jika aku tahu kalau Jihyun lebih tertarik pada nama dan kekayakan keluarga Choi. Aku tidak seburuk itu, Soo. Lagipula tidak ada yang tahu kalau aku ini istri Jung Yunho.”

“Tapi kali ini kau datang bersamaku. Mereka tahu kalau aku adalah keluarga Choi,” sahut Sooyoung.

Rae Won tertawa kecil. “Mereka mungkin hanya berpendapat kalau kita ini hanya bersahabat dan bukannya kerabat. Sudah, berhenti bicara mengenai keluarga Choi. Aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya.”

Sooyoung memutar bola matanya. Lalu tiba-tiba ponselnya berbunyi. Pemanggilnya adalah seorang pegawai dari children care Legiun. Sooyoung segera menerima telepon tersebut. “Halo, Dami-sshi.”

“Nyonya Choi, maafkan saya. Tapi Jinhae menghilang.”

“Ne?!!” seru Sooyoung.

Rae Won menatapnya dengan penasaran.

“Hi-hilang bagaimana? Bagaimana Jinhae bisa hilang, Dami-sshi?! Tolong jelaskan padaku!” ucap Sooyoung sembari berjalan keluar dari toko. Oh, ini adalah pertama-kali Jinhae menghilang di Legiun. Jujur saja, Legiun sangat besar. Saat tahun pertama saat Legiun dibuka secara umum, tercatat ada sekitar duapuluh kasus anak hilang. Sejak itu, pihak management berusaha meningkatkan sistem keamanan terutama untuk mencari anak hilang.

Rae Won mengikuti Sooyoung yang terlihat panik.

“Saya tidak pernah melepaskan perhatian saya selama Jinhae bermain. Tapi ada sedikit insiden kecil. Beberapa anak mulai bertengkar karena berebut mainan. Saya hanya berusaha membantu pegawai lain untuk melerai. Di saat itulah Jinhae pergi keluar dari children care. Ada yang membuka pintu dan lupa menutupnya kembali. Saya sudah menghubungi pihak keamanan dan beberapa pegawai juga sedang mencarinya saat ini. Maafkan saya, Nyonya.”

Sooyoung memejamkan matanya sejenak. Di saat seperti ini dia tidak boleh panik dan menyalahkan orang lain. Jinhae terkadang memang agak sulit untuk dikendalikan. Bahkan ia pernah beberapa-kali kabur dari sekolahnya hanya untuk pergi membeli ice-cream.

“Baiklah, aku mengerti. Aku juga akan mencarinya. Berikan nomor dari pihak keamanan. Dami-sshi, jangan terlalu menyalahkan dirimu. Kau tahu bagaimana sikap Jinhae, bukan?” Kemudian Sooyoung memutuskan sambungan telepon.

Rae Won menatapnya dengan lekat. “Jinhae menghilang?”

“Hm. Dia kabur dari children care. Hahh… dia mungkin pergi ke toko ice-cream. Selama di perjalanan dia sudah meminta untuk dibelikan ice-cream,” tutur Sooyoung.

“Toko ice-cream berada di lantai tiga, bukan? Sedangkan children care ada di lantai satu. Apa mungkin Jinhae bisa menaiki escalator seorang diri? Pasti ada orang yang melihatnya dan melaporkan ke pihak keamanan,” tutur Rae Won.

Mereka berdua bergegas menuju escalator terdekat untuk menuju toko ice-cream di lantai tiga. Setidaknya itu adalah tempat pertama yang mungkin dituju oleh Jinhae.

“Jinhae bukan seperti anak usia lima tahun pada umumnya. Jika dia tidak bisa naik eskalator dia akan mencari cara untuk naik lift.”

*****

“Kapan pamanmu akan datang untuk memberitahu soal ijin pergi hiking?” tanya Baekhyun.

Itu sudah ke-sekian ratus kali sejak Joonmyeon memberi pesan mengenai pamannya yang berusaha bicara pada kakeknya mengenai ijin pergi hiking ke gunung taebaek. Kyungsoo memutar bola matanya dengan jengkel sedangkan Joonmyeon kembali tertawa.

“Besok, Baek. Saat pamanku datang untuk pemeriksaan, aku akan mendengar jawabannya,” tutur Joonmyeon.

Kyungsoo mendesah. “Baekhyun-ah, Joonmyeon sudah mengatakan itu ratusan kali. Dan kau terus memberikan pertanyaan yang sama. Hentikan itu. Besok kita akan mendengar kabarnya dari Joonmyeon mengenai ijin itu.”

Baekhyun hanya menyeringai. “Aku hanya ingin memastikan saja, Soo.”

“Tenang saja, Baekhyun. Jika paman sudah memberitahuku, aku akan langsung mengirim pesan padamu. Kau akan menjadi orang pertama yang mendengarnya dariku,” tutur Joonmyeon.

Baekhyun kembali menyeringai sedangkan Kyungsoo hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya tersebut.

Hari ini, mereka kembali mengajak Joonmyeon pergi keluar rumah. Sebenarnya itu atas usul Sara yang tidak ingin melihat Joonmyeon terus-menerus berada di rumah. Setidaknya dengan pergi keluar, itu bisa melatih kondisi tubuh Joonmyeon menjadi seperti sebelumnya. Tapi karena kondisi Joonmyeon yang masih harus beradaptasi, mereka hanya pergi ke taman dekat rumah Joonmyeon.

Mereka bertiga masing-masing duduk di ayunan yang ada di taman tersebut. Suasana taman cukup sepi. Tidak banyak anak-anak kecil yang keluar untuk bermain. Mungkin suhunya masih terlalu dingin. Baekhyun saja harus merapatkan syalnya hingga hampir menutupi wajahnya.

“Kalian tahu, ini rasanya sangat aneh,” tukas Baekhyun yang sedang mengayun pelan.

Kyungsoo dan Joonmyeon menatap sahabatnya. Posisi Baekhyun berada di tengah keduanya, jadi mereka lebih mudah memandang Baekhyun.

“Apanya yang aneh?” tanya Kyungsoo.

Baekhyun menatap Kyungsoo. “Bulan depan kita sudah kelas tiga. Lalu beberapa bulan kemudian akan mengikuti ujian masuk universitas. Rasanya waktu berjalan cepat sekali. Sepertinya baru tahun lalu kita bertemu di upacara penerimaan siswa baru.”

“Dan saat itu kau takut sekali pada Kyungsoo,” tukas Joonmyeon sembari tertawa.

Kyungsoo ikut tersenyum tipis. Baekhyun mendengus jengkel. “Siapa yang tidak takut jika ditatap tajam seperti itu? Bahkan senior kita juga takut padamu, Soo. Kau ingat namanya?”

“Senior Kim?”

Baekhyun mengangguk. “Benar! Senior Kim. Dia bahkan tidak bisa menatap matamu secara langsung. Itu benar-benar memalukan terlebih karena dia kakak kelas kita. Tapi dalam setahun kita akan berpisah. Kyungsoo mungkin akan diterima di HanEum. Joonmyeon pasti akan masuk Universitas Seoul…”

“Hey, itu berlebihan!” sahut Joonmyeon.

Tapi Baekhyun mengabaikan ucapannya. “Entah bagaimana dengan aplikasi Juilliard-ku. Ah… Mungkin seharusnya aku mengikuti Kyungsoo untuk memilih HanEum.”

Kyungsoo kali ini mendengus. “Kau pasti bisa masuk Juilliard. Tapi jika kau gagal, kurasa HanEum masih akan membuka penerimaan mahasiswa sampai tahun depan. Memang kapan pengumuman dari Juilliard?”

Baekhyun mengangkat bahu. “Mereka akan menghubungi pihak sekolah. Bisa enam bulan dari sekarang atau lebih. Apa yang dikatakan Joonmyeon memang benar. Juilliard rasanya terlalu ambisius.”

“Tapi kudengar Yixing juga mengirim aplikasi ke Juilliard,” ucap Joonmyeon.

“Aku tidak akan khawatir padanya. Yixing itu jenuis dalam membuat musik. Dia pasti akan diterima, tapi masalahnya adalah keluarga Yixing di Changsa. Entahlah, dia belum bercerita lagi mengenai hal itu,” tukas Baekhyun.

Joonmyeon dan Kyungsoo tidak mengatakan apapun. Pembicaraan ini terdengar begitu muram. Pembicaraan mengenai masa depan mereka. Joonmyeon tidak ingin memikirkan bagaimana masa depannya nanti. Dia sudah mempunyai bayangan mengenai ruangan kantor dengan tumpukan dokumen yang membingungkan. Joonmyeon bahkan belum memulai toturingnya, tapi dia sudah merasa depresi hanya dengan memikirkannya.

“Joon-ah…” ucap Baekhyun tiba-tiba.

Joonmyeon sontak menatap Baekhyun. “Ya?”

“Saudaramu akan masuk UAL, bukan? Dia mendapatkan undangan khusus dari pihak UAL.”

Joonmyeon mengangguk kecil. Ia tidak tahu kenapa Baekhyun tiba-tiba bertanya mengenai Yifan. Ia sedikit melirik pada Kyungsoo yang sepertinya juga tidak tahu apa alasan pertanyaan Baekhyun tersebut. “Kenapa kau bertanya?”

Baekhyun tersenyum tipis lalu menggeleng. “Tidak. Hanya bertanya saja. Sepertinya dia sangat beruntung. Bukan hanya dia sangat berbakat dalam melukis, tapi sepertinya hidupnya berjalan begitu baik tanpa ada masalah. Sejak dia datang ke KAMSH, semua guru dan siswa kelasnya menyukainya. Aku yakin keluarganya juga begitu.”

“Entahlah. Aku masih belum begitu akrab dengannya. Tapi jika hanya menilai apa yang terlihat, sepertinya memang begitu,” tutur Joonmyeon.

Kyungsoo menarik nafas dan kembali mengayun. Kali ini agak lebih kencang. “Kenapa kau penasaran, Baek? Rasanya kau tidak pernah menunjukkan rasa ketertarikan pada siswa kelas Seni.”

“Kurasa itu karena dia adalah saudara Joonmyeon. Apa kau tidak terkejut kalau Joonmyeon menjadi saudara tiri Kevin –ah… dia meminta untuk memanggilnya dengan nama Yifan, bukan? Itu benar-benar sesuatu yang sama tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jika semua orang di sekolah mengetahuinya, pasti akan ramai sekali,” ujar Baekhyun.

Joonmyeon dan Kyungsoo menatap Baekhyun dengan horror. Entah apa yang terjadi jika fakta mengenai Kim Joonmyeon dari kelas Musik dan Wu Yifan dari kelas Seni adalah saudara tiri.

“Yak!! Jangan coba-coba mengatakan hal ini pada orang lain!” seru Kyungsoo.

Baekhyun mendengus. “Aku mengerti. Bukan hanya Joonmyeon yang menginginkan menjalani tahun terakhir ini dengan tenang, aku juga demikian. Joon-ah, kita kembali sekarang? Aku lapar sekali. Ibumu bilang akan membuatkan makan siang, bukan?”

*****

Kyuhyun memasuki area ice-skating. Entah apa yang membawanya ke tempat ini. Setelah dari toilet, Ahra masih belum memberikan kabar apapun. Jadi, ia berpikir kalau urusan pembayaran cincin tersebut masih cukup lama. Dibandingkan dia harus menunggu sendirian di restaurant, Kyuhyun memilih untuk berkeliling sejenak.

Hanya saja, langkah kakinya membawanya ke area ice-skating.

Kyuhyun menarik nafas perlahan. Dia memasuki area yang belum dibuka secara umum tersebut. Walaupun tindakannya salah, tapi Kyuhyun hanya ingin melihat ice-rink sebentar saja. Dia melewati area duduk untuk para pengunjung dan berjalan terus menuju ice-rink.

Namun, Kyuhyun sedikit mengernyit ketika ia melihat pintu ice-rink yang terbuka. Mungkin ada seseorang yang melakukan pemeriksaan seperti yang dilakukan Siwon sebelumnya. Tapi Kyuhyun semakin penasaran ketika ia mendengar suara tawa anak kecil. Ia hampir berlari menuju ice-rink.

“Oh?!”

Kyuhyun melihat seorang anak kecil berada di ice-rink. Anak kecil yang kemungkinan usianya masih lima tahun itu terlihat begitu senang meluncur di atas es dengan menggunakan sepatunya. Kyuhyun kemudian memeriksa sekeliling apakah ada orangtua anak kecil tersebut. Atau mungkin pegawai keamanan.

Namun, dia tidak menemukan siapapun.

Kyuhyun mendesah pelan. Dia tidak bisa membiarkan anak kecil itu bermain di ice-rink tanpa pengawasan orang dewasa. Jadi, dia memutuskan untuk bicara pada anak kecil tersebut.

“Hey, gadis kecil.”

Gadis kecil itu sontak menoleh pada Kyuhyun. Ekspresinya terlihat polos sekali.

Kyuhyun berusaha untuk tersenyum dan terlihat ramah. Anak kecil itu mungkin akan menganggapnya orang jahat. “Hey, kau sedang apa? Kau tidak boleh memasuki area ini. Ayo keluar.”

Si gadis kecil itu menggeleng. “Tidak mau. Jinhae mau main seluncur,” tukasnya sembari meluncur lagi.

Kyuhyun sedikit meringis. Well, dia tidak pernah berurusan dengan anak kecil seperti ini. Jadi, dia tidak bisa memikirkan cara yang tepat untuk membujuknya keluar dari ice-rink. “Jinhae? Jadi,namamu Jinhae?”

Jinhae berhenti meluncur dan menatap Kyuhyun. Posisinya kini berada di tengah arena es. Jadi, Kyuhyun tidak berani untuk menghampiri gadis kecil itu. “Ne! Namaku Han Jinhae.”

“Baiklah. Jinhae, di mana ibumu? Kau ke sini dengan ibumu, bukan?” tanya Kyuhyun dengan sabar.

“Eomma? Eomma sedang pergi belanja dengan Bibi Rae Won. Jinhae ditinggal bersama Dami.”

Kyuhyun mengernyit mendengar ucapan Jinhae. Jika sang ibu pergi untuk berbelanja kenapa harus membawa anaknya dan malah dititipkan ke children care? Tapi yang aneh lagi, kenapa pihak children care bisa kehilangan anak seperti ini? Kyuhyun menarik nafas perlahan. “Jinhae, lalu bagaimana Jinhae bisa ke sini? Apa Dami tahu Jinhae pergi ke sini?”

“Tidak! Jinhae pergi diam-diam. Ada beberapa anak yang bertengkar, jadi Jinhae pergi saja. Sebenarnya Jinhae mau ice-cream.”

Oh, Kyuhyun mempunyai ide. “Ice-cream? Jinhae mau ice-cream? Kalau begitu…” Kyuhyun tidak tahu harus menyebut dirinya sebagai apa. Mungkin Paman? “Paman akan belikan Jinhae ice-cream lalu mengantarkan Jinhae menemui Dami lagi. Bagaimana?”

Mata Jinhae sontak langsung berbinar-binar saat ia mendengar kata ice-cream. “Benar? Paman akan belikan Jinhae ice-cream? Jinhae mau ice-cream tiga rasa!!” serunya.

Kyuhyun tersenyum. “Oh, Paman akan belikan sesuai keinginan Jinhae. Jadi, sekarang Jinhae harus keluar dari ice-rink. Lalu kita akan pergi beli ice-cream,” tuturnya sembari mengulurkan tangan. Dia masih berada di luar arena es.

Jinhae bersorak senang lalu berlari menghampiri Kyuhyun. Namun berlari di atas es itu sangat berbahaya. Kyuhyun sontak menyuruhnya untuk berhenti. “Jinhae-ah, jangan berlari seperti itu. Nanti kau bisa jatuh. Berjalanlah dengan perlahan menuju Paman, okay? Jinhae mengerti?”

Jinhae mengangguk. “Mengerti. Jinhae ‘kan anak pintar.”

Kemudian Jinhae mulai berjalan perlahan menghampiri Kyuhyun. Sesekali Jinhae meluncur. Walaupun hal itu membuat Kyuhyun semakin cemas karena Jinhae bisa saja terjatuh dan melukai kepalanya. Oh, Jinhae terluka adalah hal terakhir yang diinginkan Kyuhyun. Dia tidak ingin membuat masalah, apalagi dengan orangtua Jinhae. Kyuhyun mungkin berniat untuk membantu, tapi kalau pada akhirnya Jinhae terluka, pasti dia yang akan disalahkan.

Kyuhyun tersenyum ketika Jinhae semakin dekat padanya. Tangan Kyuhyun masih terulur. Namun, ketika Jinhae mulai meluncur lagi, dia terjatuh dan kepalanya terbentur. Sontak Jinhae menangis karena kesakitan. Tanpa berpikir panjang Kyuhyun memasuki ice-rink dan menghampiri gadis kecil tersebut.

Kyuhyun mengangkat tubuh Jinhae dan memeluknya dengan erat. Dia memeriksa kepala Jinhae, berharap tidak terluka dan berdarah. Setelah memastikan kalau Jinhae tidak mengalami luka apapun, Kyuhyun mulai berusaha menenangkannya. Dengan erat, ia memeluk tubuh Jinhae dan mengusap punggungnya dengan lembut.

“Jangan menangis lagi. Jinhae ‘kan anak pintar. Paman akan belikan semua ice-cream yang Jinhae inginkan, eoh. Jangan menangis lagi, ya.” Kyuhyun memeluknya dengan erat sembari terus menenangkannya.

Perlahan tangisan Jinhae mereda. Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menatap wajah Jinhae yang basah karena air mata. Kyuhyun tersenyum tipis dan menghapus jejak air mata tersebut. “Sudah tidak apa-apa? Atau masih merasa sakit?”

“Sedikit sakit,” ucap Jinhae yang masih sedikit sesegukan. “Terima kasih Paman.”

Kyuhyun mengangguk. Tapi kemudian tersadar dia berada di ice-rink. Kyuhyun menatap ke sekelilingnya dan dia hanya melihat lapisan es. Tubuhnya kemudian menjadi tegang dan nafasnya mulai tercekat. Kyuhyun tahu kalau tubuhnya mulai gemetaran. Sensasi rasa sakit itu kembali muncul dari bagian belakang kepalanya dan mulai menyebar ke seluruh tubuhnya. Kyuhyun berusaha untuk tetap bernafas, namun rasa ketakutan dan kesakitan itu mulai menguasainya.

Shit, mungkin seharusnya aku kembali bertemu dengan dokter Noh, seperti yang dikatakan Eomma.

“Paman? Paman tidak apa-apa?” tanya Jinhae yang menatapnya dengan cemas.

Kyuhyun menatap Jinhae dan menggeleng. Ia memejamkan matanya sejenak. Berusaha untuk menenangkan diri seperti yang pernah dikatakan oleh dokter Seo sebelumnya. Kyuhyun mulai menghitung dari angka satu sampai sepuluh.

Namun, pada hitungan sepuluh, kondisi Kyuhyun tidak lebih baik.

“Paman kenapa?” suara kecil Jinhae tidak membuat Kyuhyun lebih tenang. Itu malah membuatnya lebih panik. Dia tidak seorang diri, melainkan bersama dengan seorang anak kecil.

Kyuhyun membuka matanya. Ia menahan tubuhnya di atas lapisan es dengan susah payah. Perlahan Kyuhyun mengangkat kepalanya dan menatap Jinhae. Ia berusaha untuk tetap tersenyum agar Jinhae tidak ketakutan. “Jinhae-ya, bisa bantu Paman? Kau harus membantu Paman berjalan keluar dari ice-rink ini.”

“Seperti membantu orangtua saat menyebrang?”

Kyuhyun mengangguk. “Benar, seperti membantu orangtua menyebrang. Jinhae pintar sekali.”

Jinhae tersenyum lebar lalu meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya erat dengan tangan kecilnya. Kyuhyun tersenyum tipis lalu berusaha untuk berdiri. Mereka hanya perlu berjalan beberapa langkah lagi untuk keluar dari ice-rink. Dengan langkah kecil, Kyuhyun dan Jinhae mulai berjalan di atas lapisan es. Kyuhyun harus memberanikan dirinya. Dia tidak bisa mengalami episode dihadapan Jinhae.

Setelah beberapa menit yang penuh perjuangan, akhirnya mereka bisa keluar dari ice-rink. Kyuhyun langsung jatuh di lantai. Dengan kedua tangannya, Kyuhyun berhasil menahan tubuhnya. Ia masih kesulitan untuk bernafas dan keringat dingin keluar dari kulitnya. Kyuhyun berusaha mengambil nafas banyak-banyak. Dia harus menenangkan dirinya. Sampai ada sebuah gerakan tangan kecil di kepalanya.

Kyuhyun mengangkat kepalanya dan melihat Jinhae sedang mengusap kepalanya. Kyuhyun memejamkan matanya sejenak dan tersenyum.

“Apa Paman sedang sakit?” tanya Jinhae.

Kyuhyun mengangguk dan membuka matanya lagi. “Benar, Paman sedang sakit. Penyakit Paman akan kambuh jika Paman berada di arena es. Apa Paman menakuti Jinhae?”

Jinhae menggeleng. “Tidak, Jinhae tidak takut pada Paman.”

“Syukurlah. Terima kasih ya,” ucap Kyuhyun.

Jinhae tersenyum tipis dan mengangguk. Ia menarik tangannya dari kepala Kyuhyun dengan sedikit malu. Kyuhyun tersenyum. Kini dia menjadi lebih tenang. Ini adalah pertama-kalinya Kyuhyun bisa mengendalikan rasa traumanya dengan cepat.

“Jinhae-ya!!”

Sontak Jinhae dan Kyuhyun menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Sooyoung, Rae Won dan beberapa orang berlari menghampiri mereka. Kyuhyun menegakkan tubuhnya, walaupun dia masih belum bisa berdiri. Sooyoung langsung memeluk Jinhae dengan erat.

“Kau kemana? Kenapa kau kabur, eoh?” seru Sooyoung dengan khawatir.

Jinhae terdiam dalam pelukan Sooyoung. “Maaf, Eomma.”

Kyuhyun mendengar ucapan Jinhae dan memperhatikan Sooyoung dengan lekat. Rasanya dia pernah melihat sosok wanita yang memeluk Jinhae tersebut. Tapi dia tidak bisa mengingatnya. Kemudian Kyuhyun berusaha untuk berdiri dengan kakinya.

Rae Won menatap Kyuhyun. “Apa anda yang menemukannya?”

“Ah, aku hanya tidak sengaja lewat dan mendengar suara tawa anak kecil. Saat aku mendekat, aku melihat Jinhae sedang bermain. Aku berusaha untuk membujuknya keluar dari arena es,” ucap Kyuhyun memberi penjelasan. Dia sedikit melirik ke arah beberapa pria dengan seragam keamanan Legiun. Oh, Kyuhyun tidak ingin mendapatkan masalah.

Sooyoung yang mendengarkan penjelasan Kyuhyun menatap putrinya. “Kau bermain di ice-rink seorang diri? Han Jinhae…!”

“Sooyoung, sudahlah. Yang penting Jinhae sudah ditemukan. Jika pria ini tidak menemukannya, Jinhae bisa saja terluka,” ucap Rae Won menenangkan saudara iparnya tersebut.

Sooyoung menghela nafas dan mengusap lengan Jinhae. Kemudian dia berdiri dan menatap pria yang telah menemukan Jinhae. Tapi Sooyoung baru menyadari kalau pria itu adalah Cho Kyuhyun.

“Eoh? Pengacara Cho?”

*****

Yifan keluar dari kamarnya karena Sara memanggil untuk makan siang. Sejak dia kembali dari liburan, ibunya memaksa Yifan untuk tinggal di rumah setidaknya sampai akhir pekan. Yifan tidak mempunyai alasan apapun untuk menolak. Walaupun dia masih begitu bersalah pada Joonmyeon. Ciuman itu benar-benar tidak sengaja. Yifan hanya terlalu merindukannya. Namun, dia juga harus bisa menahan diri.

Terlebih dengan keputusan yang telah dibuat oleh Yifan mengenai hubungan mereka.

Yifan menuruni anak tangga dengan perlahan ketika ia mendengar suara pembicaraan Sara dengan Joonmyeon dan kedua temannya yang datang hari ini. Sekadar untuk mengajak Joonmyeon mengobrol dan menghabiskan waktu selama beberapa jam. Itu pun karena permintaan Sara juga. Ibunya tidak ingin kalau Joonmyeon merasa bosan terjebak di rumah seharian. Dan mungkin kedua teman Joonmyeon juga akan ikut makan siang bersama mereka.

Oh, Yifan sangat tidak siap. Setelah makan siang sebelumnya dengan Luhan, Yifan tidak menyukai dengan adanya tamu tambahan. Tapi dia tidak bisa protes. Itu hanya akan terlihat membingungkan. Untuk Sara. Hal terakhir yang Yifan inginkan adalah Sara mengetahui kalau dirinya menyukai Joonmyeon.

Yifan menarik nafas perlahan ketika dia sudah berada di ujung anak tangga. Dengan langkah kaki berat, dia berjalan menuju meja makan di mana Sara, Joonmyeon, Kyungsoo dan Baekhyun sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Sara duduk di ujung meja makan, Kyungsoo dan Baekhyun berada di sebelah kiri Sara, sedangkan Joonmyeon berada di sebelah kanan.

Heck, itu artinya Yifan harus duduk di samping Joonmyeon.

Sara tersenyum tipis ketika melihat putranya sudah keluar kamar. “Ayo makan, Yifan..”

Yifan tersenyum dan menuju kursinya di samping Joonmyeon. Yifan mengucapkan halo pada Kyungsoo dan Baekhyun –hanya bersikap sopan pada teman-teman Joonmyeon. Jika Yifan bersikap dingin, itu hanya akan membuat Sara menjadi kesal padanya. Yifan menghela nafas ketika dia duduk. Lalu ia sedikit melirik Joonmyeon yang sedang mencicipi sup buatan Sara. Yifan langsung mengalihkan pandangannya.

Yifan dan Joonmyeon tidak pernah membicarakan mengenai ciuman di dorm tempo hari. Tapi dengan sikap Joonmyeon terkesan terlihat normal, bahkan bersikap seakan ciuman itu tidak pernah terjadi, membuat Yifan hanya mengikuti apa yang diinginkan oleh Joonmyeon. Toh, dia tidak bisa memaksa Joonmyeon membicarakan sesuatu hal yang membuatnya tidak nyaman.

“Oh, Baekhyun mengirim aplikasi ke Juilliard?!” suara Sara membuat Yifan tersadar.

Yifan bahkan tidak tahu apa yang sedang dibicarakan di meja makan. Dia hanya sibuk dengan mangkuk nasinya saja. Yifan menatap Baekhyun untuk beberapa detik lalu kembali fokus pada makanannya.

“Tapi aku tidak begitu percaya diri kalau aplikasiku akan diterima, Bibi. Ada banyak saingan yang lebih berbakat dariku. Jadi, aku mulai memikirkan untuk mengirimkan aplikasi ke HanEum seperti Kyungsoo,” tutur Baekhyun.

Sara menatap Kyungsoo. “HanEum? Oh, Akademi musik yang terkenal itu?”

Kyungsoo tersenyum dan mengangguk. Ia sedikit melirik Joonmyeon dengan tidak nyaman. Oh, pembicaraan mengenai HanEum akan membuatnya sedikit bersalah pada Joonmyeon. Sara ikut tersenyum lalu menatap Joonmyeon dengan lekat.

“Kenapa Mom?” tanya Joonmyeon ketika Sara memandangnya.

Sara menghela nafas pendek. “Tidak. Bukan apa-apa, Joon.”

Joonmyeon tahu kalau Sara pasti merasa kasihan padanya. HanEum, walaupun bukan akademi music seperti Juilliard, tapi akademi musik HanEum adalah salah satu yang terbaik di Korea. Cukup banyak musisi terkenal lulusan HanEum. Joonmyeon benar-benar ingin sekali masuk ke akademi tersebut. Tapi mimpinya harus direlakan demi perusahaan keluarga.

Joonmyeon mendesis jengkel. “Jangan bicarakan mengenai HanEum atau mengenai ujian. Kepalaku seperti mau meledak ketika memikirkannya,” tukasnya cepat.

“Arraseo!” sahut Baekhyun dengan ekspresi seperti meminta maaf. Bagaimana pun dia yang pertama-kali menyebut mengenai HanEum. Kemudian perhatian Baekhyun teralih pada Yifan yang tidak mengatakan apa pun.

Yifan tidak terlihat ingin melibatkan diri dalam perbincangan di meja makan. Itu sedikit membuat Baekhyun penasaran dengan sifat Yifan yang sebenarnya. Apakah Yifan memang orang yang sangat pendiam –bahkan terkesan dingin dan acuh.

“Aku dengar Yifan akan masuk UAL. Dia mendapatkan undangan khusus setelah Festival Tahunan kemarin,” ucap Baekhyun.

Mendengar namanya disebut, Yifan sontak mengangkat kepalanya dan menatap Baekhyun. Dia sedikit melirik Sara yang seperti menunggu responnya. Yifan kembali menatap Baekhyun lalu mengangguk kecil. “Ne,” ucapnya singkat.

“Woah.. Aku dengar hanya ada tiga undangan khusus yang diberikan pada siswa dari kelas Seni. Karena penasaran dengan lukisannya, makanya aku pergi ke galeri sekolah melihatnya. Sepertinya mereka tidak salah pilih. Yifan benar-benar berbakat dalam melukis,” sahut Baekhyun dengan antusias.

Kyungsoo dan Joonmyeon mengernyit dengan ucapan Baekhyun. “Kau pergi ke galeri sekolah?!” tanya mereka berdua bersamaan. Hal itu membuat mereka saling menatap dan tertawa kecil. Tapi itu malah membuat Yifan memperhatikan Joonmyeon dan Kyungsoo secara bergantian.

“Yak! Kapan kau pergi ke galeri sekolah?!” tukas Kyungsoo.

“Uhm.. Saat aku mendengar ada tiga undangan khusus itu. Aku mencari tahu siapa yang mendapatkannya dan pergi ke galeri sekolah untuk melihat karya mereka. Hanya penasaran Soo,” ujar Baekhyun dengan canda.

Tidak banyak siswa dari kelas Musik yang pergi ke galeri sekolah. Galeri itu memang terbuka untuk umum –bahkan jika ada orang dari luar sekolah yang ingin memasuki galeri tersebut akan dipersilakan namun hanya pada jam-jam tertentu, karena lokasi galeri yang berada di area utama gedung sekolah. Jika ada banyak orang luar sekolah yang datang, dikhawatirkan akan menganggu proses pembelajaran.

Tapi kebanyakan siswa kelas Musik memilih untuk tidak mengunjungi galeri sekolah. Sebenarnya siswa dari kelas Musik mengakui bahwa semua karya yang dihasilkan siswa kelas Seni benar-benar indah, tapi mereka tidak akan mengakuinya secara langsung. Begitu pula dengan sebaliknya. Sebenarnya ada banyak siswa kelas Seni yang menyukai lagu-lagu yang dibuat oleh siswa kelas Musik, tapi mereka tidak pernah mendengarkannya di area sekolah. Gengsi terhadap persaingan diantara kedua kelas masih begitu besar.

Baekhyun kembali menatap Yifan. “Dan lukisan milik Yifan semua benar-benar terlihat indah. Jujur saja, terkadang aku iri dengan siswa kelas Seni yang bisa melukis atau bahkan yang bisa menghasilkan karya seni yang indah.”

“Hati-hati Byun Baekhyun, secara tidak sadar kau sedang memuji siswa kelas Seni,” tukas Joonmyeon sembari menyeringai.

Baekhyun mendengus. “Di sini hanya ada Yifan dari kelas Seni, jadi tidak apa-apa. Asalkan kalian tidak mengungkitnya di sekolah. Terutama kau, Do Kyungsoo. Jangan mengatakan apa yang kukatakan pada kekasihmu itu…”

Mata Kyungsoo membulat saat Baekhyun menyebut kata ‘kekasih’. Dia menyenggol kaki Baekhyun dengan cepat. Hal itu membuat Baekhyun menyadari kesalahannya. Joonmyeon yang juga menyadarinya, hanya terdiam menatap sahabatnya tersebut. Dan ia berharap Sara tidak menangkap apa yang diucapkan oleh Baekhyun barusan.

“Oh? Kekasih?!” Tentu saja, keinginan Joonmyeon tidak akan terwujud dengan mudah. “Kyungsoo sudah punya kekasih?” tanya Sara dengan mata berbinar. Seakan dia mendapatkan gossip menarik.

Kyungsoo tersenyum kaku pada Sara. Dia harus mencari jawaban yang tepat. “Tidak, Bibi. Baekhyun hanya bercanda.”

“Bercanda bagaimana? Jika kau sudah punya kekasih itu bagus. Di usia kalian saat ini memang sudah seharusnya mengenal cinta. Bibi bahkan berharap kedua putra bibi menemukan seseorang yang membuat mereka bahagia,” tutur Sara yang terdengar begitu tulus.

Yifan menatap ibunya dengan lekat. Dia tidak mempercayai dengan apa yang didengarnya. Ibunya berharap Yifan menemukan seseorang yang membuatnya bahagia? Sara tentu tahu persis dengan seksualitas Yifan. Seseorang yang diinginkan Yifan adalah seorang pria. Walaupun Sara mengatakan dia bisa mengerti dengan seksualitas Yifan, tapi mereka belum membicarakan masalah ini dengan Junhyeok.

Selain itu, jika Yifan mengabaikan semua kondisi dan situasi yang telah terjadi, maka seseorang yang akan membuatnya bahagia adalah orang yang duduk di sampingnya. Kim Joonmyeon.

“Mom…”

Sara menatap Joonmyeon. “Kenapa? Itu memang keinginan Mom. Mom ingin kau dan Yifan menemukan seseorang yang membuat kalian bahagia. Hidup kalian selama ini begitu membosankan. Yifan hanya sibuk dengan lukisannya dan kau…” ucapannya terhenti karena melihat Joonmyeon sudah mengerucutkan bibirnya dengan jengkel.

Sara tertawa kecil melihat ekspresi Joonmyeon. “Baik-baik, Mom tahu. Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah kekasih.”

Setelah itu topik pembicaraan kembali berganti.

Kyungsoo dan Joonmyeon menghela nafas lega karena Sara tidak bertanya lebih jauh mengenai masalah kekasih. Jika Baekhyun secara tidak sengaja mengatakan nama Chanyeol, bisa dipastikan Sara pasti akan bertanya mengenai lebih lanjut mengenai seksualitas Kyungsoo. Joonmyeon sudah memberitahu pada Kyungsoo kalau Sara sudah mengetahui Yifan yang mengatakan mengenai seksualitasnya. Tapi Baekhyun sama sekali tidak tahu apapun.

Walaupun secara langsung pembicaraan mengenai kekasih Kyungsoo tidak akan terkait pada Yifan, tapi Joonmyeon tidak ingin membuat situasi Yifan menjadi lebih sulit. Selain itu, Sara yang belum membicarakan masalah seksualitas Yifan pada Joonmyeon –atau pada Junhyeok. Mungkin Sara masih menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya.

Joonmyeon menarik nafas panjang dan melirik Yifan yang sedang melahap makan siangnya tanpa mengatakan apapun. Oh, makan siang ini terasa begitu canggung.

*****

“Ice… Ice-rink?!!” seru Siwon.

Dia sedang menyiapkan dokumen terakhir untuk hari ini sebelum bersiap untuk pertemuan dengan UK Corporate ketika Sooyoung menghubunginya dan menceritakan mengenai kejadian di Legiun yang melibatkan Jinhae, ice-rink dan Cho Kyuhyun. Oh, hanya dua kata ice-rink dan Kyuhyun saja, itu sudah membuat Siwon merasa cemas.

“Tenang, Siwon. Dia tidak apa-apa. Walaupun aku sudah menawarkan diri untuk membawanya ke rumah sakit, tapi dia bilang kalau dia sedang bersama dengan kakaknya. Selain itu, dia tidak terlihat mengalami episode trauma. Kau bisa memastikannya nanti secara langsung. Aku memberitahumu, karena aku pikir kau perlu tahu terkait masalah yang terjadi di Legiun.”

Siwon memejamkan matanya sejenak. Dia berusaha untuk tenang. “Maaf, tapi apa yang terjadi sebelumnya di ice-rink Legiun membuatku…” Siwon menarik nafas panjang. “Jinhae tidak terluka?”

“Jinhae baik-baik saja. Walaupun Kyuhyun bilang Jinhae sempat jatuh, tapi tidak ada luka serius.”

“Syukurlah. Kalian masih di Legiun?” tanya Siwon sembari membuka matanya. Dia menyingkirkan dokumen. Oh, Siwon kehilangan motivasi untuk bekerja. Dia akan mengurus dokumen itu nanti. Kini Siwon berpikir untuk memajukan waktu pertemuan dengan UK, agar dia bisa menemui Kyuhyun lebih cepat.

“Begitulah. Kyuhyun membelikan Jinhae ice-cream. Itu pun karena dia sudah menjanjikannya agar Jinhae mau keluar dari ice-rink.”

Siwon tersenyum tipis mendengarnya. Well, walaupun itu sedikit licik, tapi setidaknya cukup berhasil. Siwon tidak tahu kalau Kyuhyun bisa mengatasi anak kecil, terlebih Han Jinhae. Dengan tangan kiri memegangi ponsel yang menempel di telinganya, tangan lain Siwon meraih sebuah planner untuk melihat jadwal kegiatan hariannya.

“Siwon-ah…”

Siwon menggumam pelan. Matanya terfokus pada buku planner.

“Mengenai Cho Kyuhyun. Apa kau benar-benar serius dengannya? Maksudku dengan hubungan kalian saat ini?”

Siwon terdiam sejenak dengan pertanyaan Sooyoung. Ia pikir semua sepupunya sudah mengetahui seberapa serius perasaannya terhadap Kyuhyun. Tapi Sooyoung kembali mempertanyakannya. “Kenapa kau bertanya? Kau sudah tahu jawabanku, Soo.”

“Aku bukan bermaskud buruk. Tapi menurutku… Cho Kyuhyun adalah pria yang baik. Melihatnya mengatasi Jinhae, bahkan dia harus menghadapi traumanya pada ice-rink tanpa harus menakuti Jinhae. aku benar-benar berterima-kasih karena dia menemukannya, Siwon.”

“Choi Sooyoung, kau terdengar seperti sudah jatuh hati pada kekasihku,” sahut Siwon dengan senyuman mengembang di wajahnya. “Kurasa aku harus memberikan hadiah yang besar untuk ulang tahun Jinhae.”

“Shut up, Choi Siwon.”

Kemudian sambungan telepon terputus. Siwon masih tersenyum ketika ia menekan tombol intercome. “Hyungshik-sshi, hubungi pihak UK dan katakan pada mereka kalau aku meminta waktu pertemuannya untuk dimajukan. Satu jam lagi. Katakan pada mereka kalau aku mempunyai janji mendadak yang sangat penting.”

“Janji penting? Tapi hari ini anda tidak punya…”

“Hyungshik-sshi, lakukan apa yang kukatakan,” ucap Siwon dengan suara tegas.

“Baik, Direktur Choi.”

*****

Kyuhyun menghela nafas pendek setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Siwon. Entah darimana Siwon mengetahuinya. Tapi Kyuhyun berpikir wanita bernama Choi Sooyoung itu pasti menghubungi Siwon dan menceritakan mengenai kejadian di ice-rink.

Aku harap Jinhae tidak membuatmu mengalami kesulitan. Terlebih mengenai ice-rink.

Apa kau perlu bertemu dengan dokter? Aku bisa menemanimu.

Tapi terima-kasih karena telah menyelamatkannya. Maaf…

Bisa kita bertemu hari ini?

Kyuhyun menyimpan ponselnya dan menatap makanannya. Dia tidak berselera lagi. Setelah apa yang terjadi di ice-rink, Kyuhyun sebenarnya ingin pulang saja. Tapi Jisung ternyata sudah datang menyusul dan berharap mereka bisa makan siang bersama. Kyuhyun tidak bisa menolak begitu saja.

“Kenapa kau tidak makan, Kyu?” tanya Ahra dengan menatapnya lekat.

Kyuhyun terdiam sejenak. Terlebih Jisung juga memandanginya. Oh, dia tidak bisa lolos dengan mudah kali ini. “Aku hanya tidak begitu lapar, noona. Jangan terlalu khawatir. Aku bukan anak kecil lagi, jadi jangan memaksaku untuk menghabiskan makanan ini.”

“Tapi Kyuhyun…”

Jisung sedikit menyenggol lengan Ahra. “Jangan seperti itu. Kyuhyun benar. Jika dia tidak lapar, tidak ada gunanya memaksanya untuk tetap makan seperti memaksa anak kecil, Ahra.”

Ahra menghela nafas pendek, menyerah. Kyuhyun melempar senyum pada calon kakak iparnya. Well, dia semakin menyukai Jisung. Selain itu, Ahra sepertinya bisa dikendalikan oleh Jisung. Terlebih dengan sikap over-protective Ahra pada Kyuhyun. Sepertinya pernikahan ini juga berdampak baik bagi Kyuhyun.

“Baiklah, jika kau tidak lapar. Tapi kenapa kau pergi ke toilet lama sekali? Aku khawatir ketika kau tidak mengirimkan pesan padaku. Kali ini jawab pertanyaanku, Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun mendengus pelan. “Hanya berkeliling saja. Aku pikir proses pembayarannya pasti akan lama, dibandingkan aku menunggu di restaurant lebih baik aku berkeliling dulu.”

Oh, Kyuhyun tidak akan memberitahu Ahra mengenai kejadian di ice-rink hari ini. Terlebih ketika dia mengalami episode trauma lagi. Jika Ahra mengetahuinya, Kyuhyun akan langsung ditarik menemui dokter Noh.

“Oh, kalian sudah memilih cincinnya?” tukas Jisung.

Ahra menatap calon suaminya dan tersenyum. “Kyuhyun yang memilihnya. Designnya cukup sederhana tapi tetap elegan. Aku yakin kau juga akan menyukai cincin pilihan Kyuhyun,” tuturnya.

Jisung tersenyum. “Benarkah? Terima kasih, Kyuhyun. Walaupun aku juga sedikit kecewa karena tidak bisa memilihnya secara langsung.”

“Itu salahmu sendiri. Kenapa kau lupa untuk meluangkan waktu untuk pergi membeli cincin denganu? Aku sudah bilang kalau kau harus memberitahu sekretarismu untuk…”

Selanjutnya Kyuhyun tidak mendengarkan apa yang dibicarakan Ahra dengan Jisung. Dia hanya memperhatikan keduanya dengan perasaan lega. Kakaknya sudah menemukan seorang pria yang akan menjadi suami sekaligus teman yang akan selalu menjaga serta melindunginya. Walaupun pertemuan mereka yang singkat, tapi Kyuhyun bisa melihat kalau Jisung menyukai Ahra. Begitu pula sebaliknya. Kyuhyun tidak perlu mengkhawatirkan kakaknya lagi.

Jadi, dia mungkin harus mengurus masalahnya sendiri. Ada begitu banyak masalah yang belum terselesaikan. Terutama terkait hubungannya dengan seorang pria –dengan Choi Siwon.

Kyuhyun mengeluarkan ponselnya lalu mengetik sebuah pesan.

*****

“Choi Siwon meminta waktu pertemuan dimajukan?”

Sang pegawai mengangguk. “Benar, Tuan. Sekretarisnya mengatakan kalau Direktur Choi mendadak mempunyai janji penting.”

Ki Joon mengangguk kecil. “Lalu kau menyetujui untuk memajukan waktu pertemuan hari ini?”

“Saya mengira tidak akan ada masalah. Semuanya sudah dipersiapkan, jadi jika waktunya dimajukan pun tidak akan menimbulkan masalah besar. Apa anda keberatan, Tuan?”

Ki Joon melirik pegawainya lalu menggeleng. Dia tersenyum tipis. “Lakukan sesuai rencana. Jika menurutmu tidak akan ada masalah. Lalu bagaimana dengan Pengacara Cho? Aku belum mendengar kabar apapun mengenai dirinya hari ini.”

“Foto terbaru sudah dikirimkan, Tuan. Anda bisa langsung memeriksa,” tutur sang pegawai.

Ki Joon meraih tablet pc dan membuka dokumen terbaru yang masuk ke kotak emailnya. Keningnya sedikit mengernyit melihat foto-foto tersebut. “Ice-rink dan anak kecil. Apa hubungan Pengacara Cho dengan anak kecil ini?”

“Anak kecil itu adalah Han Jinhae, keponakan Choi Siwon. Kami belum mendapat informasi lanjutannya. Tapi mereka mengatakan ada yang sedikit aneh pada Pengacara Cho ketika dia berada di ice-rink. Untuk beberapa menit, mereka mengatakan kalau ekspresi Pengacara Cho terlihat ketakutan ketika dia berada di ice-rink,” jelas sang pegawai.

Ki Joon terdiam sejenak. “Ah, sebelumnya ini juga pernah terjadi bukan? Di lokasi yang sama. Apa Pengacara Cho mempunyai semacam trauma?”

“Kami masih menyelidikinya, Tuan. Tapi jika melihat apa yang terjadi hari ini dan kejadian di ice-rink pada beberapa minggu sebelumnya, saya berpikir asumsi anda adalah benar.”

Ki Joon tersenyum tipis sembari menaruh tablet pc itu di atas meja. “Trauma? Kurasa ini akan menjadi lebih menarik. Bagaimana kalau kita ganti lokasinya?”

“Saya akan mulai mencari lokasi yang cocok.”

*****

NOTE: Akhirnya bisa dipublish!!!

Ini agak mengecewakan sih menurutku. Karena saat penulisan sempat ke tunda beberapa hari karena sakit, padahal waktu itu idenya lagi ngalir. Tapi apa daya… mohon dimaafkan yaa..

Kemudian… saya akan tidur sekarang

Music: Super Junior – Good Love

34 thoughts on “[SF] Scarface Part 45

  1. finally… update jugaaa
    agak tegang dn kwatir sama si kiyu saat harus selametin jinhae, tapi syukurlah kiyu nda papa walaupun trauma nya sempat muncul..

    berharap ahra nda over protective lagi ke kiyu huftt..

    dan ki joon ahjussi ini makin kesini makin keliatan niat buruknya mau ngapa ngapain kiyu,, agak kesian sbnrnya sma si embul, disini kayanya dy terlalu srg terluka scr fisik yaa.. tpi tak apalah, setidaknya itu balasan krn kiyu uda nakal suka kisseu-an sma sohee di webdramanya hahahha *ketawa evil*

  2. Ini gak sepanjang biasanya… Hehehehe
    Terus ada yg aneh pas Kyu ketemu Jinhae. Aku yakin Jinhae gak nyebut nama dami, tapi kenapa kyuhyun bisa nyebut dami? Hehehehe
    Terus ini kijoon emang niat ngelukain kyu yah, tapi itu artinya bakal melukai Siwon juga… Sekali dayung 2, 3 pulau lewat.
    Aku kira ada gambar cincin siwon yg bakal ngasih cincin… ㅋㅋㅋㅋ
    Tanya dong ka rencananya Scarface mau sampai berapa part? ㅋㅋㅋㅋ
    Kali ajah ada clue masalah dgn UK itu masalah terakhir wonkyu setelah dgn keluarga…

    1. Kyuhyun tahu nama dami, karena jinhae yang nyebut nama dami. Dia cuma bersikap akrab sama jinhae supaya jinhae gak takut sama dia. Mereka kan orang asing. Memang gak sepanjang biasanya, makanya aku bilang mengecewakan.. 😞😥

      1. “Eomma? Eomma sedang pergi belanja dengan Bibi Rae Won. Jinhae ditinggal bersama Dami.” Aku cari lagi ternyata ada… Kayanya efek ngantuk makanya tadi beneran nyariin dimana jinhae nyebut dami… ㅋㅋㅋㅋ
        Tapi bagus ko… Motong ending nya pas, jadi nungguin banget chap depannya soalnya penasaran sama Apa yg terjadi dengan WonKyu terus apa juga yg mau dilakuin UK…
        Terus seneng gitu WonKyu udah dapet 1 pendukung lagi yaitu sooyoung, mungkin nanti Jinhae juga meskipun hubungan unclenya tidak biasa, tapi karena dia pintar ada kemungkinan dia bisa ngerti….
        Lah ini kenapa aku jadi koment lagi…
        Diera-ssi bikin oneshoot dr lagu pillowtalk Zein malik dong… Hahahaha
        Pengen versi dieranya, kalau bisa FFnya Smuth gitu.. *otak pervet*
        Tapi jg tanya jalan ceritanya gimana krna gak tau… Mau bikin sendiri tapi gak ke tulis akhirnya di buatin sama temen karena keracun sama lagu itu…
        Nah sekarang mau tau kalo versi diera gimana soalnya aku suka bgt sama cara nulis kamu… Hehehehe
        Coba didengarkan lagunya yah…
        Sebelumnya thanks udah dibales komentnya… ^^

  3. Masih penasaran sama Uhm ki joon,apa sih yang akan dia lakukan sama kyuhyun?kaya nya pengen banget ngehancurin kyuhyun..
    Hubungan yifan sama joonmyeon datar2 aja maksudnya gak ada kemajuan sedikit pun.kenapa gak di buat mereka bener2 jadi pasangan mungkin,atau enggak joonmyeon yang balik jadi jatuh cinta sama yifan😕 gerget sama mereka..

  4. Finally update jg!! Uhhh smpat was was saat cho kyu brusaha menolong jinhee,,,mski dy mngalami traumanya,,,pi kyu brhasil mengatasinya,,,smpat brharap ahra jg muncul di arena ice rink,,dn ahra mnunjukkan overprotectivenya pda kyu lgi!!
    Ki joon mnaruh mata2 didkat kyu,,,dn spertinya dy akan memanfaatkan traumanya kyu!!
    Good job!!

  5. ksian bngt nsib c kyu kok dri kmrin claka melu2 ya,,,,apa yg bkl d rencanain ki joon kok bwa2 trauma ‘x c kyu
    d tunggu klanjutan’x fighting

  6. sebenernya motif kijoon apa sih…kok ikut campur masalah wonkyu terus….
    dan ini gag ada momen wonkyu nyaa…ayoolah bikin lbh banyak wonkyu #puppyeyes

  7. Sumpah makin penasaran sama motif idupnya kijoon 😭😭😭 asdfghjkl;;
    Btw gemes bingit liat kyuhyun sama jinhae hehe #kiyusiappunyaanak 💙🤘🏼
    Jgn blg baehyun tetiba naksir yifan wkwk 😂😂 tp klo tetiba naksir it will be fun deh kyknya makin banyak drama #anakhausakandrama

  8. Kayaknya Kijoon punya rencana nyelakain Kyu ya??!!
    Meskipun nggak ada WonKyu moment, tpi baca ff ini bisa sesikit menghibur. gegara kemarin hatiku di potekin sama Kyu -_-
    d tggu kelanjutannya ne 🙂

  9. kyaaa update benerean ^^ finally, ceritanya benar benar berasa nonton film, imajinasinya kebawa terus.

    ditunggu update berikutnya eonnie

  10. ada yg mengganjal deh dipart ini bagaimana kyuhyun bisa tau kalo dami itu slah satu staff dichildren cafe… Kan sblumnya ngga pernah dibilang… Part ini wk momentnya ngga ada padahal udh nunggu lama 😦

    1. Karena Jinhae bilang ditinggal bersama Dami sedangkan ibunya pergi belanja. Dari situ Kyuhyun mungkin bisa menebak kalau Jinhae sebenarnya dititip ke children care Legiun…

  11. masih ga ada lovey dovey wonkyu nya jg? pdhal saya kangen berat sma Wonkyu T.T
    udh ketebak sih klo Jinhae bakal ditemukan sma Kyu,pdhal ga yakin bgt tdi mikir nya wkwk
    ciee Jinhae sma Kyu lngsung akrab nih,nnti ga bakal susah yaa Kyu pedekate sma Jinhae nya xD
    udh deg2an aja nih sma motif Ki Joon yg mau ‘deketin’ Kyu pdhal dia blm ngapa2in Kyu 😂
    well ~ sbenernya bingung mau komen apa,tpi klo ga komen kan ga enak hehe
    ditunggu lanjutan nya ya Ra ^^

  12. tidak ada adegan penambahan level ataupun sweet kyuhyun dan siwon.. padahal lagi kangen berat ama mereka…
    aaihoo gws diera… walaupum sedikit mengecewakan gak apa apa.. sedikit salut ttp update dalam ke adaan sakit..
    kyuhyun di ice ring lagi.. spet berharap siwon datang tiba tiba dan menyelamatakan kyuhyun. seperti yg sebelm2nya setiap kyuhyun terluka pasti ada siwon
    but siwon cukup khawatir ama kyuhyun
    aaaarrgggttt ottoke.. penasaran ama om ki joon. mendadak selalu takun kalo udah baca bagian dia
    bawaannya tegag aja..
    om ki joon please jangan ganggu wonkyu
    ditumggu chap 46 nya. semoga jam 46 ada wonkyu momentanya banyak 😀

  13. Semua kebetulan ini menarik ya.. Siwon full attention itu sangat menyenangkan..
    Di chap ini kita bisa liat ya kalo Kyuhyun itu bisa juga ngadepin anak2..
    Ditunggu lanjutannya ya kak..

  14. I guess krisho will be good brother to each other…. Proud that Kyuhyun can put aside his trauma and save Jinhae…. But I seriously want to see what Ki Joon will do what to Kyuhyun and how Siwon mom n Kyuhyun parents will look to this relationship… I wonder how many chapter until the end for this story…. btw thanks for ur effort to update even you are sick….. Waiting for chapter 46

  15. wah kyu udh bisa nih punya dedek bayi soalnya bisa membuat jinhae gak nangis lagi
    satu orang lagi yg suka sama kyu semoga itu bisa membuat mama choi bisa merestui wonkyu

  16. AAAAAAAAAAaaaa Kyu dalam bahaya??????
    Asyiiiikkkkkk #plak#
    Selalu semangat kalo baca partnya Kyu. Tapi deg-degan juga apa yang direncanakan Ki Joon?
    Ditunggu lanjutannya……

  17. lekas sembuh kaka
    biar bsa update cpt lg
    hehehehehe

    dan ini wonkyu moment nya kurang
    g sebnyak biasanya
    tp aq tetep suka
    dan smoga mrka lncar hubungan nya
    keep writing

  18. Sepertinya wonkyu punya pendukung lg aq suka,sayangnya gk da moment wonkyu
    Apa ki joon akan mencelakai kyu dngn traumanya? smoga kyukyu baik”sja
    Siwon benar” dh cinta mati ma kyukyu smpai segitu kawatirnya,,makin seru aja ni cerita,kak diera trimakasih…

  19. ternyata kyu bisa juga ya menaklukan hati anak kecil.. hehehe
    cukup dengan es krim dia bisa melakukannya, tapi menurutku jinhae malah keliatan g terlalu apa ya??
    yang seperti sooyoung katakan, susah di hadapi..
    karena toh cukup dengan bujukan sedikit kyu bisa meluluhkannya..
    kijoon.. kijoon…
    makin pengen tau dia itu maunya apa ya??
    siwon emang sampe sekarang gada kepikiran buruk soal UK ya??

  20. Akhirnyaaa update juga…
    Nungguin bangeeetttt…
    Mantappp kak dieraa….
    Kyu sedikit bahaya tp.untungnya dia bisa mengendalikan… Sesuatu sekali kyu bisa deket dengan mudah sama jinhae yang katanya susah di atur heheh…
    Siwon khawatir banget sama kekasihnya….
    Hehehe pensaran sama ki joon, sebener.e apa seh rencananya yang sebenarnya… Dan motifnya apa…
    Makasi ya kak diera.. Trus jaga kesehatan….

  21. Akhirnya update jga…tapi sedikit kecewa karena nggak ada wonkyu moment nya..
    Di sini emang kyu ya yg slalu disiksa…kasihan babymbul..sabar ne…

  22. akhirnya update juga .
    apa yang akan dilakukan ki jon pada kyuhyun.dia akan mencelakai kyuhyun dengan memanfaatkan trauma kyu…
    ditunggu lanjutannya ya

  23. sebenarnya apa sih yg sedang direncanakan sama ki joon, penasaran banget..
    kasian juga sama kyu kayanya dia selalu terluka dan menghadapi banyak masalah
    untung kyu bisa mengendalikan rasa traumanya kali ini
    oke gitu aja, di tunggu kelanjutannya berharap di chap depan ada wonkyu momentnya

  24. masalah kayaknya makin complicated, apa yang saya asumsikan di chap kemaren, sama sekali berbeda, sudah berubah, sekrang beda lagi, tp keren,,
    oy, jikang couple tak ada kah?

  25. Dari awal sampai part ini slu koment tapi gak bisa dilihat komentku..knp ya diera?tanda tanya besar.

    Sedikit kecewa dgn chapter ini karena terlalu singkat dan tdk ada wonkyu momentnya padahal udh nunggu berminggu untuk part ini..huhuhu

    semngat diera..get well soon okay

    1. Kalo kamu baru pertama kali komen biasanya di approved dulu. Tapi kalo kamu udah pernah komen dan gak masuk, bisa jadi masuk spam.. wordpress kadang emang suka gitu.. 😂😁

  26. Sepertinya Uhm Ki Joong itu..mngincar Kyuhyun.Tapi,apa yang dia cari?!Jangan-jangan dia juga menyukai Kyuhyun kkkkk#abaikan
    Semoga..apapun yg di rencanakan Ki joong untuk kelurga Choi,,mereka bisa mnghadapinya.
    Sebenarny..gemes banget sama Yifan dan Joon.

    Gumawo eonni..fighting!!!

  27. Apa motif ki joon sbnernya?? Apa benar orng yg diincarnya sbenrnya kyuhyun utk balas dendam??
    Smga saja kyuhyun selalu baik” saja, sedikit demi sedikit kyuhyun mengenal semua anggota keluarga choi. Utk hari ini dia mengenal keponakan siwon han jinhae, meskipun pertemuan mrk sedikit tdk baik krna mnyebabkan kyuhyun kembali trauma. Tp untungnya kyuhyun msh bs mngatasinya dan tdk berakhir sprt ketika dia brsama siwon…

Leave a reply to FitriMY Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.