[SF] Scarface Part 44

siwon's apartment

44

Kyuhyun menghela nafas pendek. Dia sedang memandangi punggung Siwon yang sedang membuat sup rumput laut untuknya. Siwon bilang karena hari ini adalah ulang tahun Kyuhyun, maka dia ingin membuatkan makan siang yang enak. Tapi itu malah membuat Kyuhyun merasa tidak nyaman dengan sikap Siwon padanya. Terlebih, sebelum bertemu dengan Siwon, Kyuhyun bertemu dengan Hyun Seol.

“Kenapa kau tidak mengijinkanku untuk membantu menyiapkan makanan?” tukas Kyuhyun yang duduk di sebuah stool.

Siwon sedikit menoleh dan tersenyum. “Ini adalah ulang tahunmu. Kau sudah membantu untuk membeli bahan makanan, jadi giliranku yang memasak. Lagipula aku tidak tahu kemampuan memasakmu, Kyuhyun. Jadi, aku tidak ingin mengambil resiko.”

Kyuhyun mendengus mendengar ucapan Siwon. Walaupun dia tidak bisa memasak, tapi mana mungkin dia bisa membuat makanannya menjadi beracun. Siwon terlalu berlebihan. Mereka bahkan belum terlalu mengenal sifat dan sikap masing-masing. Semua yang diketahui oleh Kyuhyun dari seorang Choi Siwon –ataupun sebaliknya– itu hanya sekedar apa yang terlihat di luar.

Kyuhyun menghela nafas lagi. Ia melirik jam tangan pemberian Siwon sebagai hadiah ulang tahunnya. Itu, membuat Kyuhyun kembali teringat dengan hadiah pemberian Hyun Seol yang tersimpan di dalam dashboard mobilnya. Saat ia bertemu dengan Siwon di supermarket, Kyuhyun kembali merasa bersalah pada dua orang tersebut –Siwon dan Hyun Seol. Mungkin seharusnya Kyuhyun bisa lebih tegas terhadap ucapan, tindakan serta perasaannya.

“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Siwon yang menaruh semangkuk sup rumput laut dihadapan Kyuhyun.

Oh, Kyuhyun bahkan tidak sadar kalau Siwon sudah selesai memasak. Siwon menaruh sebuah sendok di dekat mangkuk tersebut lalu duduk di samping Kyuhyun. “Hari ini sepertinya kau lebih banyak diam. Bahkan saat di supermarket, kau juga seperti ini. Ada apa? Apa ada masalah?”

Kyuhyun menggeleng. Kyuhyun hendak mengatakan bahwa tidak ada masalah apapun. Tapi dia tersadar kalau dia tengah berbohong pada Siwon. Kyuhyun mendesah pelan lalu melihat mangkuk dihadapannya. Kyuhyun tersenyum tipis.

Kyuhyun kembali menatap Siwon. “Terima kasih,” ucapnya pelan.

Siwon tersenyum. “Makanlah. Hati-hati, supnya masih panas.”

Kemudian Kyuhyun meraih sendoknya dan mulai mencicipi sup tersebut. Siwon sendiri hanya memperhatikan Kyuhyun dengan lekat. Sejak mereka bertemu, Siwon menyadari perbedaan sikap Kyuhyun hari ini. Mungkin ada kaitannya dengan pertemuannya dengan gadis bernama Hyun Seol itu. Walaupun Siwon ingin sekali bertanya, tapi karena ekspresi wajah Kyuhyun, dia menahan diri. Mungkin hari ini bukan waktu yang tepat atau Siwon harus menunggu sampai Kyuhyun sendiri yang bicara padanya.

Siwon menarik nafas perlahan. Kemudian Siwon melepaskan jam tangan serta menaruh ponselnya di atas meja counter. Lalu tanpa berkata apapun, Siwon berdiri dan berjalan menuju kamar. Kyuhyun hanya meliriknya sekilas.

Kyuhyun kembali melahap sup rumput laut buatan Siwon. Rasanya cukup enak, walaupun sedikit berbeda dengan buatan ibunya. Oh, hari ini Kyuhyun merasa bersyukur karena ibunya masih membuatkan sup rumput laut untuknya di pagi hari. Kyuhyun pikir ibunya akan mengabaikan hari ulang tahunnya.

Tiba-tiba ponsel Siwon berdering. Itu membuat Kyuhyun sedikit terkejut. Ia melirik nama pemanggilnya. Ayah Siwon. Kyuhyun terdiam sejenak dan menoleh ke arah kamar. Siwon sepertinya tidak mendengar suara dering ponselnya. Dan Kyuhyun tidak bisa dengan seenaknya menerima panggilan tersebut. Jadi, Kyuhyun hanya mendiamkan ponsel itu.

Tak lama ponsel itu berhenti berdering.

Kyuhyun kembali menghela nafas. Dia telah menghabiskan sup rumput laut tersebut.

“Apa ponselku tadi berbunyi?” tanya Siwon yang sudah mengganti pakaiannya.

Siwon mengganti kemejanya menjadi pakaian yang lebih kasual. Bahkan tatanan rambutnya juga berubah, Siwon kini terlihat jauh lebih muda dibandingkan lima menit sebelumnya. Kyuhyun mengangguk kecil dan menatap Siwon yang duduk di sampingnya sembari meraih ponselnya. Siwon menghela nafas pendek saat melihat siapa yang baru saja menghubunginya. Well.. Dia akan menghubungi ayahnya nanti.

“Oh, kau sudah menghabiskannya. Apa enak?”

Kyuhyun menggumam pelan. “Ini enak. Terima kasih.”

Siwon mengangguk kecil. “Apa kau ingin makan siang sekarang?”

“Nanti saja. Supnya sudah cukup. Lagipula ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ucap Kyuhyun.

Ya, dia harus memberitahu Siwon mengenai pertemuannya dengan Hyun Seol. Sesuai dengan ucapan Siwon, jika mereka akan menjalani hubungan ini maka mereka harus saling percaya. Jika Kyuhyun terus berbohong pada Siwon, itu tidak akan berjalan dengan baik. Sama seperti hubungannya dengan Haesa, sebelumnya.

Siwon menatap Kyuhyun dengan lekat. Kemudian ia tersenyum tipis. “Bicara apa?”

Kyuhyun menarik nafas perlahan lalu menundukkan kepalanya. “Hari ini, aku bertemu dengan seorang gadis. Namanya Hyun Seol. Ibuku yang memintaku bertemunya. Kami bertemu dan bicara selama duapuluh menit sebelum aku pergi ke kantor kejaksaan.”

“Ibumu memintamu bertemu dengan seorang gadis? Apa ini mengenai perjodohan?” tanya Siwon dengan tenang. Well, setidaknya dia mendapatkan penjelasan dari Kyuhyun.

“Mungkin. Noona mengatakan kalau orangtuaku berniat menikahkanku setelah pernikahannya. Mereka berpikir karena hubungan ini masih belum cukup lama, maka aku bisa saja…” Ucapannya terhenti begitu saja. Kyuhyun menghela nafas pendek. Dia tidak bisa menatap Siwon saat ini.

“Apa kau juga berpikir seperti itu?” tanya Siwon pelan.

Pertanyaan itu sontak membuat Kyuhyun mengangkat kepalanya dan menatap Siwon. “Apa maksudmu?” gumamnya.

“Karena kita belum lama menjalani hubungan ini, Kyuhyun. Perasaan kita belum sedalam itu. Berbeda dengan perasaanmu terhadap Kang Haesa selama enam tahun. Perasaan kita ini adalah sesuatu yang baru bagi kita, bukan? Jadi, aku hanya bertanya. Apa kau mempunyai pemikiran yang sama seperti orangtuamu. Bahwa kita mungkin akan berpisah suatu hari nanti,” tutur Siwon.

Pada akhirnya, mereka kembali ke titik nol dari hubungan mereka. Siwon dan Kyuhyun masih harus menegaskan mengenai perasaan diantara mereka. Walaupun pembicaraan ini membuat Siwon begitu lelah, karena terus berulang tanpa ujung yang jelas. Namun, dia harus membuat keputusan tegas. Ibunya mungkin akan menggunakan berbagai cara untuk memisahkan mereka.

Jika perasaan mereka tidak kuat, maka bisa saja suatu hari nanti Ibunya akan berhasil. Maka usaha mereka untuk mempertahankan hubungan ini akan sia-sia. Siwon tidak ingin apa yang telah diperjuangkannya untuk Kyuhyun selama ini, hanya membuatnya menyesal di kemudian hari.

“Apa kau mulai menyesal? Karena menyukaiku,” ujar Kyuhyun berbisik.

Siwon menghela nafas. Dia tidak bermaksud membuat Kyuhyun mempertanyakan perasaannya, tapi akhirnya malah seperti ini. Siwon kemudian meraih tangan Kyuhyun. “Jika kubilang, aku mempunyai rencana untuk menikahimu, apa reaksimu?”

“Me-menikah?”

“Iya, menikah. Pernikahan ada dalam rencanaku dalam dua tahun mendatang. Walaupun sebenarnya aku pernah berpikir kalau aku mungkin baru akan menikah ketika usiaku mencapai empatpuluh tahun. Jika aku tidak menemukan seseorang yang benar-benar kucintai pada usia itu, maka aku akan menyerah. Aku akan menerima perjodohan. Tapi aku bertemu denganmu lalu jatuh cinta. Jadi, kupikir jika hubungan ini berhasil, maka pernikahan itu akan terjadi. Pernikahan denganmu.”

Kyuhyun benar-benar terkejut dengan pengakuan Siwon. Heck, hubungan mereka baru berjalan beberapa minggu, tapi Siwon sudah mulai memikirkan mengenai pernikahan. Kyuhyun bahkan masih kesulitan untuk menghadapi reaksi orangtuanya atas hubungannya, belum lagi Hyukjae yang masih menunggu penjelasan darinya. Bahkan masalah Siwon dengan ibunya juga menjadi kekhawatirannya.

Pernikahan. Itu adalah sebuah langkah besar. Mengingat ini adalah penikahan Choi Siwon yang akan mempengaruhi perusahaan Choi Group.

Siwon masih menunggu jawaban dari Kyuhyun. Well, ia tahu kalau Kyuhyun pasti terkejut mendengar ucapannya mengenai pernikahan. Tapi jika tidak seperti ini, maka mereka akan tidak bisa bergerak maju. Jujur saja, Siwon memikirkan masalah pernikahan itu dengan sangat serius. Termasuk tawaran kakeknya mengenai ibu pengganti untuk anak-anaknya nanti jika Siwon menikah dengan seorang pria –dengan Cho Kyuhyun.

“A-apa kau serius?” bisik Kyuhyun.

Siwon menggenggam tangan Kyuhyun dengan lebih erat. “Sangat serius, Kyuhyun. Aku mulai memikirkannya sejak kau menerimaku. Aku tahu kau pasti akan mengatakan bahwa ini terlalu cepat, tapi aku sudah menunggu terlalu lama. Aku menemukan dirimu, tapi jika pada akhirnya aku harus melepaskanmu maka aku tidak tahu apakah aku bisa menemukan orang lain. Yunho bahkan bertanya mengenai hal ini sebelum kau menerimaku. Apa aku bisa mencintai orang lain sama seperti aku mencintaimu. Apa aku akan masih percaya dengan cinta setelah aku berpisah denganmu.”

“Lalu? Apa jawabanmu?”

“Walaupun aku bisa menemukan orang lain, tapi aku tidak yakin bisa mencintainya sama seperti aku mencintaimu. Aku mungkin masih percaya akan cinta, tapi pandanganku terhadap cinta akan berbeda. Begitu pula dengan pandanganku pada pernikahan. Jika kita berakhir berpisah, maka seluruh kehidupanku juga akan berubah. Mencintaimu membawa banyak perubahan pada hidupku, Kyuhyun,” ujar Siwon.

Ini adalah sisi lain dari Choi Siwon yang baru diketahui oleh Kyuhyun. Dia bahkan tidak tahu apakah Changmin atau keluarganya juga mengetahui hal ini. Walaupun Siwon lebih sering bersikap begitu menyebalkan, tapi Kyuhyun tahu bahwa pria yang tengah menggenggam tangannya adalah sosok pria yang begitu bertanggung-jawab dan berpegang pada pilihannya.

Kyuhyun adalah pilihan Siwon. Maka dia tengah berusaha mempertahankannya walaupun ia tahu ada begitu banyak rintangan dan resiko yang harus dihadapinya. Dan Kyuhyun tahu kalau Siwon tidak bisa berjuang sendirian. Hubungan ini tidak akan berhasil jika hanya ada satu orang yang berusaha meraih tapi orang lainnya malah berusaha menjauh.

Kyuhyun menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. Entah bagaimana dia harus bereaksi atas semua ucapan Siwon. “A-aku tidak bisa mengatakan apapun mengenai pernikahan. Kau mungkin harus bertanya di lain waktu. Ketika hubungan kita sudah lebih lama. Mungkin.”

Siwon tersenyum tipis. Kyuhyun tidak memberikan respon negatif atas pemikirannya mengenai pernikahan. Seperti ucapan Kyuhyun, jika hubungan mereka sudah lebih lama, Siwon akan bertanya lagi padanya mengenai rencana pernikahan itu.

“Dan mengenai perasaanku padamu…” Kyuhyun menghembuskan nafas lagi. “Kau sudah tahu jawabanku. Aku bukan pria yang mudah berpaling. Perasaanku selama enam tahun pada Haesa adalah buktinya. Saat ini, aku bersamamu. Walaupun ini sedikit berbeda, tapi aku telah menyambut tanganmu. Aku tidak akan melepaskannya dengan mudah, Siwon.”

Senyuman Siwon semakin lebar. Pembicaraan mereka berjalan dengan baik. Mereka telah saling menggenggam tangan. Kini mereka perlu berusaha untuk tetap saling menjaga tangan masing-masing agar tidak terlepas. Mungkin ada baiknya, mereka mengalami semua permasalahan ini. Setidaknya Siwon dan Kyuhyun bisa mengetahui apa yang mereka pikirkan mengenai hubungan mereka dan mencari jalan keluar untuk masalah diantara mereka.

“Terima kasih. Tapi apa yang akan kau lakukan pada gadis bernama Hyun Seol itu? Kudengar dia adalah putri seorang senator. Ini pertama-kalinya aku mendengar ada orang yang menolak dijodohkan dengan putri seorang senator terkenal,” tukas Siwon.

Kyuhyun mengernyit. “Kau tahu darimana kalau dia adalah putri senator? Ibuku tidak mengatakan apapun mengenai latar belakang keluarganya.”

“Be-benarkah? Oh, itu aneh. Kau yakin ibumu tidak mengatakan kalau Hyun Seol itu putri senantor?” sahut Siwon. Well, mungkin tidak seharusnya dia menyebut mengenai hal itu. Kyuhyun bahkan tidak mengatakan apapun yang berkaitan dengan putri senator atau semacamnya.

Kyuhyun menatap Siwon dengan serius. “Siwon, ibuku tidak mengatakan kalau Hyun Seol adalah putri senantor. Ibuku hanya mengatakan kalau dia berasal dari keluarga yang baik. Aku baru tahu saat kau menyebutnya. Tunggu… apa kau sudah tahu sebelum aku menceritakannya? Kau tahu dari siapa? Apa kau menyuruh orang untuk mengawasiku lagi?”

“Uhm… Soal itu. Apa kau yakin tidak ingin makan siang sekarang?”

“Choi Siwon?!”

*****

“Pergi hiking?” tanya Saejoon.

Joonmyeon mengangguk kecil. Dia melirik ke arah Sara yang berdiri dekat meja belajarnya. “Sebenarnya sebelum kecelakaan itu, aku mempunyai rencana untuk pergi liburan ke Bangkok bersama teman-temanku. Tapi kami membatalkannya. Setelah aku kembali dari rumah sakit, mereka memikirkan untuk pergi liburan ke tempat yang lebih dekat.”

“Dengan pergi hiking ke gunung Taebaek,” ujar Saejoon.

“Iya. Saudara dari salah satu temanku mempunyai kabin di dekat gunung taebaek. Aku sudah bertanya pada Appa, tapi Appa bilang keputusannya ada pada paman. Jika paman mengatakan kondisiku cukup stabil untuk pergi hiking, Appa akan mengijinkanku pergi.”

Saejoon menghela nafas pendek. Dia menoleh ke arah Sara sekilas lalu kembali menatap keponakannya dengan serius. “Kondisimu memang sudah jauh lebih baik. Tapi paman belum yakin kondisimu cukup kuat untuk pergi hiking. Terlebih udara masih dingin. Lagipula Kakek juga belum setuju, bukan?”

Joonmyeon menundukkan kepalanya. “Aku malah berharap paman bisa meyakinkan kakek untuk mengijinkanku pergi.”

Saejoon mendesah melihat ekspresi muram Joonmyeon. Dia paling tidak suka melihat keponakannya memasang ekspresi seperti itu. Joonmyeon adalah keponakan kesayangannya. Terlebih dia adalah putra tunggal dari mendiang kakaknya. Sejak kematian ibunya, Joonmyeon memang tidak pernah pergi kemana pun tanpa seijin dari kakek atau ayahnya. Itu membuat Saejoon sering-kali merasa bersalah pada Joonmyeon.

Pada usianya saat ini, Joonmyeon pasti menginginkan lebih banyak menghabiskan waktu bersenang-senang dengan teman-temannya dibandingkan harus memikirkan masalah perusahaan yang di masa depan akan menjadi miliknya. Terkadang Saejoon juga tidak menyetujui setiap keputusan yang dibuat ayahnya terhadap kehidupan Joonmyeon.

“Memang kapan rencananya teman-temanmu itu pergi hiking?”

Joonmyeon mengangkat kepalanya. Dia melihat ada harapan kalau pamannya akan memberikan ijin. “Saat aku mendapatkan ijin dari paman dan kakek, mereka akan menyusun rencana perjalanannya. Mungkin pertengahan bulan ini, sebelum Kakek memulai masa tutoringku.”

“Baiklah. Paman akan bicara dengan Kakek, okay? Tunggu kabar dari paman sebelum kau memberitahu teman-temanmu. Selain itu, walaupun kau bisa pergi, paman tidak akan mengijinkan kau pergi untuk waktu yang lama. Mungkin hanya tiga hari dua malam,” tutur Saejoon.

Joonmyeon mengangguk dan tersenyum lebar. “Terima kasih, paman.”

Saejoon tersenyum tipis dan mengusak rambut Joonmyeon lembut. Sara juga tersenyum mendengar persetujuan dari Saejoon. Dia kemudian berjalan mendekati tempat tidur Joonmyeon. Sara menatap Saejoon dengan lekat.

“Terima kasih,” ucap Sara.

Saejoon mengangguk. “Joonmyeon adalah keponakanku. Setidaknya ini yang bisa kulakukan untuknya,” tuturnya pada Sara. Lalu ia menatap Joonmyeon lagi. “Paman akan kembali pada akhir minggu. Dan mungkin saja, paman akan datang dengan membawa ijin dari kakekmu. Sampai waktu itu tiba, kau harus menjaga kondisimu dengan baik. Mengerti, Joon?”

“Tentu saja, paman. Sekali lagi terima kasih.”

Saejoon tersenyum. Lalu dia berdiri dari tempat tidur Joonmyeon dan kembali memandang Sara. “Bisa kita bicara sebentar?”

Sara tersenyum lalu berjalan keluar kamar Joonmyeon. Saejoon mengusap kepala Joonmyeon sebelum dia juga meninggalkan kamar tersebut. Joonmyeon tersenyum senang atas jawaban pamannya. Dia memiliki harapan untuk bisa pergi hiking.

Dengan cepat, Joonmyeon meraih ponselnya dan mengirim pesan pada Baekhyun dan Kyungsoo.

*****

Changmin baru saja selesai berbicara dengan Manager Song mengenai masalah perpanjangan kontrak. Walaupun ada sedikit perubahan dari dokumen kontrak sebelumnya, tapi Changmin berhasil mendapatkan kepastian bahwa toko tersebut akan memperpanjang masa kontraknya di Legiun. Changmin keluar dari ruangan manager sekitar pukul satu. Mungkin dia akan makan siang dulu sebelum kembali ke kantor.

Namun, saat hendak meninggalkan toko, Changmin melihat Jihyun sedang berada di meja kasir, seorang diri. Selain itu, tidak ada pegawai lainnya. Dengan sedikit keberanian, Changmin mendekati Jihyun. Hanya sekedar untuk menyapanya.

“Jihyun-sshi…” ucap Changmin dengan formal.

Well, dia tidak tahu bagaimana harus bersikap dihadapan gadis tersebut. Tapi mengingat ini adalah tempat kerja Jihyun, jadi Changmin harus bersikap sopan.

Jihyun mengangkat kepalanya dan menatap Changmin yang berdiri dihadapannya. Jihyun sedikit membungkuk pada Changmin. “Manager Shim.”

Oh, Changmin tidak menyukai panggilan itu. Dia bahkan meminta semua orang untuk memanggilnya dengan sebutan Changmin jika memungkinkan. Tapi dia tidak bisa protes jika Jihyun memanggilnya begitu. Changmin tidak ingin membuat posisi Jihyun menjadi sulit.

Changmin menarik nafas panjang. Situasi ini begitu canggung. “Apa kau tidak pergi makan siang?” Well, Changmin tidak pandai berbasa-basi. Jika bisa, dia akan bicara langsung pada pokok permasalahan. Jika dia bisa mengatakannya, Changmin tentu saja akan langsung mengajak Jihyun pergi makan siang dengannya.

Tapi Changmin tidak bisa melakukannya.

Jihyun memandang Changmin dengan lekat. Ekspresi gadis itu menunjukkan kalau dia merasa tidak nyaman atas keberadaan Changmin. Ini adalah tempat kerjanya. Selain itu, atasannya bisa saja muncul dan mungkin akan bertanya kenapa Changmin bicara dengan pegawai rendah sepertinya.

“Saya akan makan siang sepuluh menit lagi, Manager Shim.” Jihyun harus menjawab pertanyaan Changmin. Dia tidak ingin mendapatkan penilaian buruk atas sikapnya pada Changmin. Posisi Changmin jauh lebih tinggi darinya.

Changmin menghela nafas pendek. Dia tahu kalau ia tidak bisa memaksa Jihyun. “Oh, begitu. Jangan sampai lupa makan siang, Jihyun.”

Kemudian Changmin beranjak meninggalkan toko tersebut. Jihyun yang melihat Changmin pergi kembali membungkuk sopan. Meskipun dia merasa bingung dengan sikap Changmin. Pria itu hanya datang menemuinya hanya untuk mengingatkannya untuk makan siang.

Changmin tersenyum tipis setelah dia meninggalkan toko tersebut. Walaupun hanya percakapan yang singkat, Changmin sudah cukup senang karena Jihyun tidak menghindarinya. Mungkin karena situasi mereka, meskipun demikian Changmin merasa senang. Toh, jika rencana Rae Won berhasil, dalam waktu dekat, Changmin akan bertemu lagi dengan Jihyun.

Kini Changmin harus mempersiapkan diri jika kencan buta yang diatur oleh Rae Won benar-benar terjadi. Jihyun tidak akan senang jika mengetahui rencana tersebut. Jadi, Changmin akan memikirkan penjelasan yang masuk akal.

*****

Joonmyeon memakai mantelnya ketika Sara memasuki kamar. Joonmyeon tersenyum pada Sara yang berjalan menghampirinya. Sara sedikit membantu Joonmyeon untuk merapatkan mantel tersebut dan memasang kancingnya.

“Aku terlalu lama, ya?”

Sara menggeleng. “Tidak, sayang. Kita masih punya banyak waktu hingga taksi datang. Mom baru saja bicara dengan Appa.”

Joonmyeon mengernyit. “Mengenai apa?” tanyanya sembari meraih ponsel dan memasukkan ke saku celana jeansnya.

“Mengenai Yifan. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Joon. Kau sudah siap?” tutur Sara.

Joonmyeon sebenarnya merasa penasaran. Apa yang harus dibicarakan oleh Sara mengenai Yifan pada Appanya. Selain masalah kuliahnya di UAL ataupun hal lainnya yang berkaitan dengan Yifan, tidak ada yang begitu penting. Kecuali Sara ingin membicarakan masalah seksualitas Yifan pada Appanya. Tapi Joonmyeon tidak ingin membuat asumsi.

Joonmyeon kemudian mengangguk kecil. Dia tinggal mengambil syal saja. Sara menghela nafas. “Turunlah. Mom akan mengambil mantel dulu. Ohya, tas makanannya masih ada di dapur. Tolong diambilkan, ya?”

“Iya.” Joonmyeon lalu berjalan keluar kamar. Diikuti oleh Sara.

Mereka akan pergi ke dorm Yifan untuk mengantarkan makan siang. Sekalian makan siang bersama Yifan. Sara bilang mungkin mereka harus lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Joonmyeon tidak keberatan. Toh, dia tidak mempunyai alasan untuk menolak. Jika pun dia menolak, itu hanya akan membuat Sara bertanya-tanya. Joonmyeon tidak ingin membuat situasi menjadi canggung.

Selagi Sara pergi ke kamar untuk mengambil mantel, Joonmyeon pergi ke dapur untuk mengambil sebuah tas besar berisi beberapa kotak makanan yang disiapkan oleh Sara. Joonmyeon memakai syal di lehernya sebelum membawa tas itu ke ruang tengah.

Tak lama, dia mendengar suara klakson taksi.

“Mom, taksinya sudah sampai!” seru Joonmyeon.

Sara menyahut sembari memakai mantelnya. Dia tersenyum pada Joonmyeon dan hendak mengambil tas besar dari tangan Joonmyeon. Tapi dengan cepat Joonmyeon menggeleng. “Biar aku yang bawa. Hitung-hitung sebagai olahraga.”

Sara tersenyum tipis. “Baiklah, Mom mengerti. Ayo pergi. Yifan mungkin sudah kelaparan sekarang.”

*****

Haneul memandangi Haesa dengan ekspresi serius. Dia tidak tahu kenapa saudaranya tiba-tiba datang ke rumah sakit dan mengajaknya makan siang bersama. Terlebih Haesa meminta agar mereka makan siang di kafetaria rumah sakit ketimbang pergi ke restaurant.

Haneul melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah hampir limabelas menit, Haesa hanya diam dan melahap makan siangnya. Walaupun Haneul sedikit lapar, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk merasa penasaran dengan sikap saudari kembarnya. Selain itu, beberapa dokter dan suster yang juga berada di kafetaria sesekali memperhatikan mereka.

Oh, Haneul tidak pernah menceritakan mengenai keluarganya. Terlebih jika dia mempunyai saudari kembar. Jadi, kemungkinan besar pada dokter dan suster itu menganggap Haesa adalah kekasihnya. Well, itu sering-kali terjadi saat mereka masih sekolah.

“Haesa…” ucap Haneul pelan. Dia semakin tidak sabar dengan sikap diam Haesa.

Haesa mengangkat kepalanya dan menaruh sumpit. “Han, menurutmu apa aku harus bekerja di firma hukum Appa?”

“Ya? Bekerja di firma hukum Appa?” tanya Haneul dengan terkejut. Oh, dia tidak pernah mendengar pembicaraan mengenai hal ini di rumah. Apakah mungkin Appa mereka berbicara dengan Haesa secara pribadi? Atau ini adalah pemikiran Haesa semata?

Haesa menghembuskan nafas. “Tokyo itu terlalu jauh, bukan? Selain itu, karena kejadian sebelumnya… Apa aku harus kembali pindah ke Seoul?”

Haneul berkedip beberapa-kali. Ia menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan Haesa. “Apa itu yang kau inginkan? Kau bekerja di Tokyo, itu pun karena kau sembari meneruskan kuliahmu. Kau tidak memberikan alasan yang jelas kenapa kau memilih bekerja di Tokyo, sementara Appa mempunyai firma hukum sendiri. Sekarang, kau memikirkan untuk kembali ke Seoul dan bekerja dengan Appa. Haesa, apa itu yang kau benar-benar kau inginkan?”

“Ini bukan mengenai keinginanku. Appa mengatakan bahwa aku lebih baik bekerja di Seoul, di kantor Appa. Selain karena kejadian itu, Appa juga mengatakan kalau dia ingin aku mengambil-alih kantor dalam beberapa tahun mendatang.”

“Jika kau tidak ingin, maka jangan dilakukan. Itu hanya akan membuatmu menderita. Apa kau tahu, sebenarnya aku tidak ingin pindah ke Jerman, tapi aku tetap melakukannya. Hingga akhirnya aku harus menyimpan penderitaanku seorang diri. Kembali ke Seoul, kupikir akan meringankan penderitaanku, tapi itu tidak sepenuhnya sesuai harapanku.”

Haesa memandang Haneul dengan lekat. “Apa kau menyesal?”

“Tidak. Penyesalan hanya akan membuatku tambah menderita. Dibandingkan menyesal, aku hanya melanjutkan apa yang kulakukan. Setidaknya, saat ini aku tidak terlalu menderita seperti sebelumnya. Aku sudah cukup senang bisa kembali dan bekerja di Seoul. Tapi jangan membandingkan keputusanku, agar kau mengambil keputusan yang sama. Pikirkan baik-baik. Apa yang akan terjadi jika kau bekerja di firma hukum Appa,” tutur Haneul dengan serius.

Oh, Haesa tentu tahu apa maksud dari ucapan Haneul. Dia sedikit menunduk. “Maksudmu mengenai Kyuhyun.”

“Kyuhyun, hanyalah salah satunya. Tapi pikirkan dengan pekerjaanmu di Tokyo. Pikirkan juga mengenai pegawai di kantor Appa. Dulu kau menolak dengan keras untuk bekerja di sana, tapi sekarang kau kembali dengan mudah. Walaupun kau adalah putri Appa dan berhak bekerja di sana, tapi sikapmu sebelumnya tidak akan membantu situasi menjadi lebih baik ketika kau mulai bekerja,” tukas Haneul.

Haesa terdiam. Dia menjadi ingat dengan reaksi Hyukjae saat mendengar rencana kalau dia akan bekerja di kantor. Walaupun tidak sepenuhnya memberikan reaksi negatif, tapi Hyukjae memperlihatkan ekspresi tidak sukanya pada Haesa. Mungkin lebih banyak karena apa yang terjadi pada Kyuhyun. Entah bagaimana dengan reaksi pengacara-pengacara lainnya.

Haneul menghela nafas. “Dengar, Haesa…”

Sontak Haesa kembali menatap Haneul dengan lekat.

“Pikirkan dengan baik-baik sebelum mengambil keputusan. Aku tidak bermaksud melarangmu untuk bekerja di kantor Appa. Kau mempunyai hak untuk bekerja dimanapun pilihanmu. Jika kau benar-benar ingin kembali ke Seoul, maka kembalilah. Kurasa itu membuat Appa dan Eomma akan jauh lebih tenang dibandingkan melihatmu kembali ke Tokyo. Aku juga akan senang jika kau kembali tinggal di rumah. Setidaknya, bukan hanya aku yang harus mendengarkan semua ocehan Eomma,” kata Haneul.

Haesa tersenyum tipis. “Terima kasih, Han.”

*****

“Fan, kau tidak mau keluar untuk membeli makan siang?!” seru Luhan yang berbaring di tempat tidur Yifan.

Luhan baru saja datang lima menit lalu dan membangunkan Yifan yang masih terlelap tidur. Awalnya Yifan ingin menyuruh Luhan untuk pergi saja, tapi sahabatnya itu malah menginvansi tempat tidurnya setelah dia membukakan pintu. Yifan keluar dari kamar mandi dengan wajah masih basah. Dia hanya mencuci wajahnya dan menggosok gigi. Sebentar lagi Sara akan datang, dia tidak ingin ibunya mengomentari kondisinya yang terlihat lusuh.

Well, Yifan mungkin harus mandi.

Yifan menatap Luhan dengan jengkel. “Mom akan datang dan membawakan makan siang.”

Saat mendengar kata ‘makan siang’, Luhan sontak bangun dari posisinya di tempat tidur. Wajahnya terlihat berbinar sekali. “Benarkah?!! Boleh aku ikut makan bersamamu? Ya…? Ya…?!”

Yifan mendengus. Dia melemparkan handuk ke wajah Luhan yang memperlihatkan senyuman lebar. “Kalau makanannya cukup banyak , kau boleh makan di sini.”

Luhan berseru senang. “Assa!! Kalau begitu aku akan mandi dulu!!”

Dengan cepat, Luhan bangun dari tempat tidur Yifan dan kembali melemparkan handuk itu ke arah Yifan dan bergegas keluar dari unit dorm sahabatnya. Yifan hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan Luhan.

Yifan melirik ke jam digital di meja belajarnya. Sudah hampir pukul satu. Sara mungkin masih di perjalanan. “Apa aku harus mandi sekarang?” gumamnya.

Tapi dia melirik ke arah tas ranselnya yang berisi pakaian kotor. Yifan menghela nafas pendek. Ia lupa kalau masih mempunyai tumpukan pakaian yang harus dicuci. Sedangkan ruangan mencuci gedung dorm ada di lantai satu.

“Jika aku mandi sekarang, lalu pergi ke bawah untuk mencuci, kurasa masih sempat.” Kemudian Yifan kembali masuk ke kamar mandi lagi.

Mungkin seharusnya Yifan mandi sejak dari tadi.

*****

Kyuhyun melirik ponsel Siwon lalu menghela nafas berat. Siwon yang sedang menyiapkan makan siang hanya bisa memperhatikannya. Pada akhirnya, Siwon harus menceritakan darimana ia mengetahui mengenai Hyun Seol. Kyuhyun tidak terlihat begitu terkejut saat mendengarkan penjelasannya. Mungkin karena dia bisa menduga kalau hal ini akan terjadi. Choi Yoojin sudah mengatakan bahwa dia akan melakukan apa saja untuk memisahkan Siwon dan Kyuhyun.

Siwon memasukkan bahan terakhir ke dalam sup buatannya lalu menutup pancinya untuk menunggu matang. Kemudian ia mencuci tangannya sebelum menghampiri Kyuhyun. Siwon sudah hampir selesai menyiapkan makan siang. Bukan menu makan siang yang rumit, hanya sup seafood dengan tahu pedas, beberapa tumisan dan ikan panggang. Siwon bisa menyiapkan semuanya dalam waktu kurang dari dua jam. Well, dia bisa memasak dengan cukup efisien –dengan membuat beberapa masakan dalam waktu bersamaan.

Siwon duduk di samping Kyuhyun yang masih menunggunya di meja counter dapur. Lalu ia meraih ponselnya dan menghapus foto yang dikirimkan oleh ibunya. “Jangan dipikirkan,” ucap Siwon.

Kyuhyun menoleh pada Siwon. “Memikirkan apa?”

“Masalah ibuku. Kita sudah setuju untuk tidak saling melepaskan. Apapun yang dilakukan ibuku, aku tidak akan menyerah dengan mudah. Kuharap kau juga melakukan yang sama, Kyuhyun. Tapi selain itu, kurasa ini cukup menarik,” tukas Siwon.

Kening Kyuhyun berkerut. “Apanya yang menarik, Siwon?”

“Ibuku itu sangat memanjakanku. Maksudku, dia tidak pernah menolak apapun keinginanku. Apapun keputusanku, ibuku lebih banyak mendukungnya. Appa bilang mungkin karena hanya aku adalah pria bermarga Choi di keluarga kami. Tapi melihat setiap reaksi dan tindakan ibuku karena aku membuat keputusan yang bertentangan dengannya, itu membuatku tahu akan satu hal,” ucap Siwon.

Kyuhyun tidak mengatakan apapun. Dia menunggu hingga Siwon menyelesaikan ucapannya. Siwon tersenyum pada Kyuhyun. “Aku tahu bahwa keputusanku adalah benar.”

“Keputusan mengenai apa?” tanya Kyuhyun.

“Tentu saja mengenai dirimu. Terkadang, aku tahu bahwa setiap keputusan yang kubuat mungkin adalah kesalahan. Walaupun aku telah memikirkannya sesuai dengan akal sehat dan mempertimbangkan segala resikonya, aku tahu ada beberapa hal yang kuputuskan adalah salah. Tapi apa yang kuputuskan mengenai dirimu adalah sebuah kebenaran, Kyuhyun.”

Kyuhyun masih menatap Siwon dengan lekat. Lalu dia menghembuskan nafas panjang. “Hahh… Aku tidak mengenali Choi Siwon dengan ada disampingku. Aku rasa Choi Siwon yang kutemui dulu dengan Choi Siwon saat ini adalah orang yang berbeda. Hey, kau sembunyikan di mana Choi Siwon yang asli?”

Siwon tertawa kecil mendengar sahutan Kyuhyun. “Entahlah. Kusembunyikan di dalam sebuah sumur yang dalam hingga dia tidak bisa memanjat keluar. Dan sumur itu bernama Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun mendengus. “Ugh! Itu terdengar menjijikkan. Jangan bersikap seperti itu. Aku sama sekali tidak terbiasa.”

Siwon hanya kembali tertawa kecil. Well, bukan hanya Kyuhyun yang akan memberikan reaksi seperti itu, semua sepupunya pasti akan mengatakan hal yang sama. Kemudian Kyuhyun beranjak dari stool dan melihat sup yang dibuat oleh Siwon.

Dengan hati-hati, Kyuhyun membuka tutup pancinya dan berdecak kagum dengan sup buatan Siwon. “Kau benar-benar bisa memasak. Sepertinya ini sudah matang. Boleh kumatikan kompornya?”

“Jika menurutmu sudah matang, maka kompornya harus dimatikan. Tapi hati-hati, Kyuhyun.”

Kyuhyun mematikan kompornya dan kembali melihat isi sup di dalam panci tersebut. “Bisa kita makan sekarang? Melihat sup buatanmu, aku jadi lapar.”

“Kau bisa siapkan supnya. Aku akan menyiapkan makanan lain di meja makan,” tutur Siwon.

*****

Choi Daehan menatap putranya dengan lekat. Jaewon sendiri terlihat cukup serius dengan apa yang baru saja dilaporkannya pada sang ayah. Walaupun ini masih hasil investigasi awal, tapi Jaewon merasa kalau dia perlu memberi peringatan pada ayahnya.

“Kau yakin, Jaewon?” tanya Choi Daehan.

Jaewon menarik nafas. “Ini masih dugaan awal saja, Abeoji. Tapi kita tidak boleh lengah begitu saja.”

“Tapi jika dia ingin balas dendam, bukankah sangat beresiko jika dia melibatkan perusahaannya? Terlebih ini bersifat personal. Keluarganya pasti tidak akan menyukai keputusannya walaupun dia bisa melakukan apa saja karena posisinya saat ini,” tutur Choi Daehan.

Jaewon juga mempunyai pemikiran yang sama. Tapi semuanya terasa begitu aneh. Terlebih dengan keterlibatan Cho Kyuhyun dan kasus Seon Hwan. Jaewon tidak bisa mengambil benang merah dan motif atas tindakan pria itu mendekati Choi Group. Bagaimana pun Jaewon memikirkan segala kemungkinannya, dia menganggap bahwa semuanya tidak masuk akal.

Choi Daehan menghela. “Kau sudah memeriksa dokumen yang mereka kirimkan? Apa ada kemungkinan kalau Choi Group akan mengalami kerugian atas kerja-sama ini?”

“Aku sudah memeriksanya berulang-kali dan membandingkan dengan beberapa kerja-sama yang pernah dilakukan UK dengan perusahaan lainnya. Tidak ada yang begitu berbeda. Dilihat dari aspek manapun, kerja-sama ini akan menguntungkan kedua-belah pihak. Karena itulah yang membuatku sedikit ragu atas motif Presiden Direksi Uhm Ki Joon.”

Choi Daehan terdiam sejenak. Uhm Ki Joon mempunyai reputasi yang begitu baik di kalangan para pebisnis. Bahkan dia tidak pernah terlibat skandal apapun. Rasanya begitu mengejutkan jika Uhm Ki Joon mendekati Choi Group hanya berdasar sebuah motif balas dendam. Choi Group tidak memiliki keterkaitan apapun pada UK Corporate ataupun perusahaan yang berada dibawahnya.

Penjelasan Jaewon mengenai keterkaitan Cho Kyuhyun dan kasus Seon Hwan, menurut Choi Daehan sama sekali tidak berdasar. Jika ini memang balas dendam, tapi kenapa harus melibatkan UK dan Choi Group?

“Jaewon, hubungan antara Siwon dan Pengacara Cho sama sekali belum tersebar, bukan?”

Jaewon mengernyit mendengar pertanyaan ayahnya. “Y-ye? Aku sama sekali tidak mendengar adanya rumor mengenai hubungan mereka. Jika rumor itu mulai berkembang, Yoojin pasti sudah bertindak begitu mendengarnya. Tapi kenapa Abeoji bertanya mengenai hubungan mereka? Apa Abeoji berpikir kalau Presiden Direksi Uhm mengetahuinya?”

“Itu hanya sebuah asumsi. Uhm Ki Joon tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Seon Hwan, bukan?”

Jaewon menggeleng. “UK tidak pernah terlibat dalam keputusan direksi internal Seon Hwan. Jika Seon Hwan memang adalah motifnya, rasanya dia tidak akan membuat posisi UK menjadi rawan akibat keputusannya.”

“Ini benar-benar membingungkan. Cho Kyuhyun dan Seon Hwan. Keterlibatan keduanya hanya berdasar pada sebuah flash-drive. Tapi flash-drive itu berasal dari Kang Haesa, putri Kang Jaeha, yang bekerja di salah satu firma hukum di Tokyo. Bahkan sebenarnya Kang Haesa mendapatkan flash-drive itu dari salah satu rekannya yang terbunuh karena kasus Matsumoto Group yang kebetulan juga terkait dengan Seon Hwan. Namun, karena flash-drive itu juga, Seon Hwan dan Matsumoto Group akan hancur.”

Jaewon kemudian meneruskan ucapan Choi Daehan. “Dan Uhm Ki Joon berniat melakukan balas dendam pada Cho Kyuhyun karena Seon Hwan hancur. Walaupun sebenarnya dia tidak mempunyai keterlibatan di Seon Hwan.”

Choi Daehan melirik putranya. “Ada sesuatu yang hilang, Jaewon. Uhm Ki Joon mungkin mempunyai asset tersembunyi di Seon Hwan. Dan selama ini dia mendapatkan keuntungan besar dari Seon Hwan. Terutama atas kasus korupsi itu. Walaupun dia tidak mempunyai keterlibatan tapi dengan hancurnya Seon Hwan, itu juga akan mempengaruhinya. Terlebih pada posisinya di UK. Kurasa itu masuk akal.”

“Abeoji yakin? Rasanya motif itu tidak cukup kuat hingga dia harus melibatkan Choi Group,” tukas Jaewon.

“Kecuali dia juga mengetahui kalau Siwon dan Cho Kyuhyun berhubungan. Dia mungkin saja menyuruh orang untuk mengawasi Kyuhyun dan keberadaan Siwon didekat Kyuhyun selama ini bisa saja membuatnya curiga.”

Jaewon merasa sakit kepalanya. “Tapi kenapa dia harus melibatkan Choi Group dengan UK? Itu masih tidak masuk akal, Abeoji.”

“Tentu saja, itu masuk akal. Dia mungkin tidak berniat menghancurkan Choi Group. Targetnya mungkin hanya Cho Kyuhyun. Tapi Siwon pasti akan ikut terlibat jika berkaitan dengan Cho Kyuhyun. Mungkin karena itulah, dia mendekati Choi Group melalui kerja-sama ini.”

“Untuk menguatkan posisinya kalau dia tidak mungkin mengambil sebuah keputusan yang beresiko terhadap UK, jika rencana balas dendamnya pada Cho Kyuhyun tidak berjalan dengan sesuai keinginannya? Dia membuat alibi untuk dirinya sendiri,” ujar Jaewon.

Choi Daehan mengangguk. “Itu membuat semuanya terlihat masuk akal, bukan?”

Jaewon menatap ayahnya lekat. Walaupun Choi Daehan sudah cukup tua, tapi Jaewon harus akui bahwa pemikiran ayahnya masih cukup tajam. Terlebih ketika mereka mengungkapkan motif Uhm Ki Joon. Walaupun semuanya masih terbatas pada asumsi. Mereka belum mempunyai bukti kuat atas motif tersebut.

Jaewon menarik nafas. “Jika itu memang benar, lalu apa yang akan kita lakukan pada kerja-sama dengan UK? Apa kita akan menolaknya?”

“Menolak kerja-sama itu hanya akan membuat posisi Choi Group dan Siwon menjadi berbahaya. Lanjutkan pembicaraan dengan UK mengenai kerja-sama itu. Setidaknya jika sesuatu terjadi pada Kyuhyun atau Siwon dan berkaitan dengan Seon Hwan, kita bisa mengendalikan situasinya,” ucap Choi Daehan.

“Damage control.”

*****

Joonmyeon menatap gedung dorm KAMSH. Dia hanya pernah melihat sekilas dan tidak menyangka kalau gedung dorm yang disiapkan oleh pihak sekolah cukup besar. Sedikit mirip dengan gedung apartment murah. Walaupun Joonmyeon tahu fasilitasnya tidak akan semurah itu.

“Joon-ah, kau masuk duluan,” ucap Sara.

Sontak itu membuat Joonmyeon menatap Sara. “Kenapa aku harus masuk duluan?”

“Mom harus membeli nasi. Yifan baru saja mengirim pesan kalau Luhan juga ingin makan siang bersama kita. Rasanya nasi yang Mom bawa tidak akan cukup. Tidak akan lama. Ohya, unit Yifan berada di lantai tiga. Kau tidak apa-apa membawa tas itu sendirian?” tanya Sara dengan khawatir. Jonmyeon masih belum begitu pulih.

Joonmyeon menatap tas besar yang dibawanya. Lalu menggeleng. “Tidak apa-apa. Di lantai tiga? Unit nomor berapa?”

Sara memperhatikan Joonmyeon dengan lekat kemudian ia menggeleng. “Tidak. Kau tunggu saja di sini. Mom akan menghubungi Yifan untuk turun ke bawah dan membawakan tas itu.”

“Mom… Aku sudah cukup sehat. Katakan saja unit nomor berapa,” tukas Joonmyeon.

Sara mengernyit. Dia masih tidak yakin dengan keinginan Joonmyeon untuk membawa tas itu seorang diri. “Kau yakin?”

Joonmyeon mengangguk yakin. Sara menghela nafas pendek. “Lantai tiga, unit nomor sepuluh. Joon, gedung dorm tidak memiliki lift. Apa kau yakin bisa menaiki tangga ke lantai tiga dengan membawa tas itu?”

Joonmyeon mendesis jengkel karena ucapan Sara. “Unit sepuluh, bukan? Baiklah.” Tanpa mendengarkan Sara, Joonmyeon langsung memasuki gedung dan menuju anak tangga.

Sara masih sedikit khawatir pada Joonmyeon. Akan cukup berat menaiki tangga hingga lantai tiga dengan membawa beban yang cukup berat. Terlebih dengan kondisi Joonmyeon saat ini. Tapi sedikit menghilangkan kekhawatiran tersebut, Sara bergegas menuju ke salah satu kedai makanan.

*****

Joonmyeon menaiki anak tangga dengan hati-hati. Selain karena tas yang dibawanya, Joonmyeon juga tidak ingin salah mengambil langkah yang hanya akan membawanya ke rumah sakit lagi. Sejak kejadian itu, kini Joonmyeon selalu berhati-hati saat menaiki atau menuruni anak tangga. Mungkin sedikit trauma.

Joonmyeon terhenti di tengah anak tangga lantai dua. Dia sudah mulai kelelahan. Well, mungkin seharusnya ia menuruti ucapan Sara dan meminta Yifan turun menemuinya lalu membawakan tas berisi makanan tersebut. Tapi dia sudah setengah perjalanan. Rasanya akan begitu memalukan jika Joonmyeon menghubungi Yifan saat ini.

Joonmyeon kembali berjalan menaiki anak tangga menuju lantai tiga. Hanya tinggal lima belas anak tangga lagi dia akan sampai.

Saat tiba di lantai tiga, Joonmyeon melihat unit dorm nomor duabelas. Jadi, jika ia berjalan menyusuri lorong tersebut dia akan menemukan unit nomor sepuluh.

Dengan membawa tas besar tersebut, Joonmyeon kembali berjalan. Dia memperhatikan angka yang berada di pintu unit. Dia melewati unit nomor duabelas, lalu nomor sebelas. Dan berhenti di depan unit nomor sepuluh. Joonmyeon menarik nafas perlahan. Dia berusaha mengatur nafasnya sejenak agar tidak terlihat kalau dia cukup kelelahan karena menaiki anak tangga.

Setelah beberapa menit, Joonmyeon sudah merasa jauh lebih tenang. Kemudian ia mengetuk pintu dan menunggu.

Joonmyeon mendengar suara Yifan menyebut ‘Mom’. Dan ketika pintu terbuka, Joonmyeon sedikit terkejut melihat Yifan yang sepertinya baru saja selesai mandi. Rambut hitamnya masih basah. Selain itu ada handuk di lehernya. Well, bukan hanya Joonmyeon yang terkejut, Yifan juga cukup terkejut ketika ia membuka pintu, bukan Sara yang ia lihat melainkan Joonmyeon.

“Hai..” sapa Joonmyeon dengan kaku.

Yifan berkedip beberapa-kali. “Ha-hai.. Kenapa kau yang datang? Kupikir Mom…” tukasnya.

“Mom sedang pergi membeli nasi tambahan. Kau bilang Luhan akan ikut makan siang,” ucap Joonmyeon.

Yifan kemudian tersadar. Dia melihat tas yang dibawa oleh Joonmyeon lalu hendak mengambilnya. Tapi Joonmyeon dengan cepat memasuki unit dorm Yifan. Tak lupa dia melepaskan sepatunya terlebih dahulu. Yifan terdiam sejenak tapi kemudian ia menutup pintunya agar mencegah udara dingin masuk.

Joonmyeon memperhatikan isi dorm Yifan. Tidak begitu besar, tapi cukup luas untuk ukuran sebuah dorm sekolah. Dari pintu, ada sebuah sofa besar yang menghadap ke arah televisi yang menggantung pada dinding. Joonmyeon juga melihat beberapa kanvas yang diletakkan di pojok ruangan. Lalu ada sebuah meja belajar, lemari pakaian dan sebuah tempat tidur. Pada sisi lain ruangan, ada dapur dan meja makan. Joonmyeon juga melihat ada sebuah pintu lainnya, mungkin kamar mandi.

Joonmyeon membawa tas tersebut dan menaruhnya ke atas meja makan. “Aku tidak pernah tahu kalau dorm sekolah sebagus ini,” ujarnya sembari membuka tas tersebut dan mengeluarkan beberapa kotak makanan, sebuah termos besar yang mungkin berisi sup dan sebuah kontainter lainnya yang berisi nasi. “Kau punya perangkat makan di sini? Oh, Luhan di mana? Apa dia masih di unit dormnya? Kau bisa memanggilkannya?”

Yifan berjalan menghampiri Joonmyeon. Dia memperhatikan punggung Joonmyeon. Kini hanya ada mereka berdua di ruangan dorm. Jujur saja, Yifan sangat ingin memeluk Joonmyeon. Walaupun dia sudah berusaha untuk menahan diri, tapi ketika melihat wajah Joonmyeon, semua pertahanannya menjadi hancur.

Yifan tidak tahu kalau Sara juga akan mengajak Joonmyeon. Dia hanya berpikir kalau ibunya akan datang membawakan makanan lalu pergi. Bukan makan siang bersama seperti ini.

Joonmyeon menghela nafas pendek. Dia merasa gugup. Terlebih ia tahu kalau Yifan yang sama sekali tidak memberikan respon atas ucapannya, kini sedang memperhatikannya dengan lekat. Joonmyeon sudah melangkah sejauh ini. Joonmyeon memejamkan matanya sejenak dan menarik nafas panjang sebelum dia memberanikan diri untuk berbalik menatap Yifan.

Namun, ketika Joonmyeon berbalik, ia tidak tahu kalau Yifan sudah berdiri cukup dekat dengannya. Joonmyeon sedikit terkejut dengan jarak diantara mereka. Secara samar, Joonmyeon bisa mencium aroma lemon dari tubuh Yifan. Mungkin karena sabun yang dipakai olehnya.

Joonmyeon menahan nafasnya. “Yi-yifan…”

Yifan menatap wajah Joonmyeon dengan lekat. Tanpa sadar, tangannya terangkat dan menyentuh pipi Joonmyeon. Sontak ketika Joonmyeon merasakan sentuhan ujung jemari Yifan di wajahnya, Joonmyeon kembali bernafas dengan normal. Dia membalas tatapan Yifan

Yifan tersenyum. Dengan ibu jarinya, ia mengusap pipi Joonmyeon dengan lembut. “Aku merindukanmu, Joon.”

Joonmyeon tidak tahu apa yang terjadi. Tapi dia merasakan sentuhan lembut pada bibirnya. Yifan kembali menciumnya. Oh Hell! Bukankah mereka sudah sepakat kalau hubungan mereka hanya sebatas saudara tiri. Joonmyeon bahkan telah memberikan ciuman terakhirnya pada Yifan dan menegaskan kalau dia tidak akan menerima perasaan Yifan. Selain itu, Yifan juga telah berusaha untuk menekan perasaannya dan cukup berhasil. Tapi kenapa mereka berakhir seperti ini lagi?

Joonmyeon berkedip beberapa-kali dan mulai menyadari bahwa ciuman itu seharusnya tidak pernah terjadi. Dengan cepat, Joonmyeon mendorong tubuh Yifan. “A-apa yang kau lakukan?”

“Oh, shit!!” seru Yifan dengan terkejut. Sepertinya dia juga tidak sadar kalau telah mencium Joonmyeon. “Ma-maaf. A-aku… benar-benar tidak sengaja. Aku tidak bermaksud untuk…”

“Yifan!!!” terdengar suara Luhan dari arah pintu.

Sontak Joonmyeon berbalik. Dia harus menenangkan dirinya saat ini. Yifan menoleh ketika pintu terbuka dan melihat Luhan yang tersenyum lebar. “Oh?! Joonmyeon juga datang!!” tukasnya sembari berjalan masuk dan menutup pintu.

Luhan melepaskan sandalnya dan berjalan menghampiri Yifan dan Joonmyeon. Luhan memperhatikan keduanya dengan lekat. Dia merasa seperti telah terjadi sesuatu. “Ada apa? Kenapa rasanya begitu tegang dan canggung?”

Joonmyeon berbalik setelah dia merasa cukup tenang. Ia tersenyum tipis pada Luhan. “Tidak ada apa-apa. Lu, bisa bantu aku menyiapkan makanan?”

Tapi Luhan tidak percaya begitu saja. Dia akan bertanya pada Yifan mengenai hal ini, nanti. Kemudian pintu kembali terbuka dan Sara memasuki dorm. “Luhan sudah di sini rupanya.”

“Halo, bibi Sara. Maaf jika aku mengganggu acara makan siang kalian,” ucap Luhan dengan sopan.

Sara menggeleng kecil. “Tidak apa-apa, Lu. Oh? Kenapa makanannya belum disiapkan? Yifan, keluarkan perangkat makannya! Joon-ah, kau duduk saja. Biar Mom yang akan menyiapkan makanannya.”

“Tidak apa-apa, Mom. Aku akan membantu,” ucap Joonmyeon cepat.

*****

Siwon menemukan Kyuhyun di kamarnya sedang memperhatikan ke arah luar jendela yang menghadap sungai Han. Siwon baru saja membersihkan dapur dan perangkat makan. Walaupun sebenarnya Kyuhyun ingin membantu, tapi Siwon melarang dengan tegas. Ini adalah hari ulang tahun Kyuhyun dan Siwon ingin memanjakan kekasihnya. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya, bahkan untuk adiknya atau bahkan saudara sepupunya.

Siwon berjalan menghampiri Kyuhyun. Dia bersandar pada jendela dan memperhatikan Kyuhyun yang sepertinya tidak berkedip. “Apa yang kau lihat dengan serius?” tanyanya.

Kyuhyun sedikit melirik pada Siwon. “Bukan apa-apa. Dari sini, pemandangannya cukup bagus.”

“Ini adalah salah satu lantai terbaik di gedung ini. Aku langsung membelinya saat melihat pameran property. Walaupun sedikit lebih mahal, tapi ini cukup sepadan. Kau harus melihat pemandangannya ketika malam hari,” tutur Siwon.

Kyuhyun tersenyum tipis. Dia lalu menempelkan keningnya pada jendela. “Apa aku harus menginap lagi hanya untuk melihatnya?”

Siwon menyeringai. “Tentu saja. Atau kau bisa pindah ke sini agar kau bisa melihatnya setiap malam.”

“Jangan bercanda, Siwon. Ini adalah apartmentmu, kenapa aku harus pindah ke sini.”

Siwon menghela nafas dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. “Aku serius. Aku sudah pernah cerita bukan kalau aku hanya sesekali ke apartment ini. Akan jauh lebih baik, jika ada seseorang yang tinggal di sini. Dan aku menginginkan dirimu untuk tinggal di sini. Walaupun ada beberapa kesempatan aku ingin sekali keluar dari rumah dan tinggal di sini. Tapi ibuku tidak akan menyukainya. Dia selalu bilang, jika aku keluar dari rumah, itu setelah aku menikah.”

Kyuhyun kini menatap Siwon dengan lekat. “Karena kau belum menikah, jadi kau tidak bisa pindah ke sini? Itu tidak masuk akal. Kau cukup keras kepala, tapi kau begitu penurut untuk urusan pindah rumah.”

Siwon tersenyum. “Sudah kubilang, ibuku sangat memanjakanku. Dulu aku sangat menikmati perlakuan itu, tapi kini aku merasa tidak nyaman. Terlebih dengan apa yang ibuku lakukan padamu.” Kemudian Siwon berjalan mendekati Kyuhyun. Dia mengeluarkan satu tangannya dan menyentuh luka di wajah Kyuhyun.

Siwon memperhatikan plester yang sepertinya sudah diganti oleh Kyuhyun. “Lukanya sudah lebih baik?”

Kyuhyun menggumam pelan. Dia menikmati sentuhan Siwon. “Dalam beberapa hari, lukanya akan sembuh.”

“Syukurlah…”

Siwon masih menyentuh lembut plester di wajah Kyuhyun sebelum ia memberikan sebuah kecupan. Kyuhyun sontak menahan nafas ketika wajah mereka begitu dekat. Namun, dia kembali bernafas dengan normal. Siwon masih memandanginya dari jarak beberapa inchi diantara mereka. Oh, Kyuhyun merasa wajahnya terasa begitu hangat.

“Syukurlah,” bisik Siwon dengan suara huskynya.

Kemudian ia mencium bibir Kyuhyun dengan lembut. Saat kedua belah bibir mereka bertemu, Kyuhyun memejamkan matanya dan membalas setiap kecupan yang diberikan oleh Siwon. Kyuhyun merasakan tangan Siwon berpindah pada lehernya, menempatkan posisinya dengan sedikit lebih nyaman. Lalu tangan Siwon lainnya berada di pinggang Kyuhyun. Posisi Kyuhyun kini berubah. Punggungnya bersandar pada kaca tebal dengan tubuh Siwon yang memeluknya.

Kedua belah bibir Kyuhyun terbuka dan mengeluarkan suara desah ketika Siwon menciumnya lebih dalam. Oh, ini sensasi yang berbeda lainnya. Perlahan Kyuhyun membuka matanya. Ia melihat wajah Siwon yang terlihat begitu damai. Heck, Kyuhyun tidak pernah tahu kalau jika berciuman bisa memberikan efek seperti itu.

Tangan Kyuhyun mencengkram pakaian Siwon, seiring pria itu semakin menekan tubuh mereka berdua. Shit, Kyuhyun merasakan gairanya menjadi naik dengan begitu cepat. Terlebih dengan cara tubuh Siwon menggoda tubuhnya.

Kyuhyun mengerang saat ia merasakan tangan Siwon bergerak diantara tubuh mereka, ke bagian bawah tubuh mereka. “Si-siwon….”

Oh, Siwon akan menyentuhnya lagi. Sama yang pernah dilakukan olehnya. Itu bahkan baru saja kemarin. Ciuman dan sentuhan. Kyuhyun kembali memejamkan matanya saat ia merasakan tangan Siwon di bagian celananya. Oh, dia menginginkan Siwon menyentuhnya. Tapi ketika Siwon melepaskan ciuman mereka, Kyuhyun membuka matanya. Namun, dia begitu terkejut ketika Siwon dengan cepat membalikkan tubuhnya menghadap jendela. Terlebih ketika tangan Siwon bergerak membuka celana jeansnya.

“Si-siwon.. A-apa yang ingin k-kau…” ucapan Kyuhyun terhenti karena dia mendesah hebat.

Siwon menekan tubuhnya. Ia juga menenggelamkan wajahnya di leher Kyuhyun. Bernafas di dalamnya. Dengan kedua tangan yang berhasil membuka kancing celana jeans Kyuhyun. “Si-siwon…”

“Ssshh…”

Kyuhyun terdiam. Ia memejamkan matanya dan menekan keningnya di jendela. Dia mulai bernafas dari mulutnya. Hingga setiap hembusan nafas tertinggal pada permukaan jendela. Oh, Kyuhyun teringat bagaimana posisi mereka saat ini.

“Si-siwon, ja-jangan lakukan di sini.”

Siwon menyeringai. “Kenapa? Tidak ada orang yang akan melihatnya, Kyuhyun.”

Kyuhyun kembali mendesah. Salah satu tangan Siwon sudah memasuki celananya dan yang lainnya berada dibalik pakaiannya. Menyentuh seluruh permukaan kulitnya. Dia melirik ke arah jendela-jendela unit apartment di gedung sebelah. Walaupun ini siang hari, Kyuhyun yakin pasti ada orang diantara apartment-apartment itu yang akan melihat ini.

Nafas Kyuhyun tercekat. Kini tangan besar Siwon menyentuhnya. Ini adalah pertama-kalinya. Sebelumnya, Siwon hanya menyentuhnya dari balik celana, tapi kini dia benar-benar menyentuhnya. Kyuhyun berusaha untuk tetap bernafas. Tapi Siwon membuatnya kehilangan setiap nafas tersebut.

Siwon tersenyum. Ia mendapatkan reaksi yang begitu menarik dari tubuh Kyuhyun. Siwon mengecup leher Kyuhyun, menikmati aroma tubuh kekasihnya yang memenuhi penciumannya. Oh, Siwon yakin bahwa dia sangat tergila-gila pada Kyuhyun.

Tangan Siwon bergerak, baik di dalam celana maupun dibalik pakaian Kyuhyun. Membuat Kyuhyun kembali mendesah dari sentuhan tersebut.

“Oh God… Siwon…”

Siwon menggumam pelan. Dia semakin menekan tubuh Kyuhyun pada jendela. Oh, Siwon sangat berterima-kasih pada developer apartment ini karena telah memilih bahan kaca yang kuat dan tebal. Jika tidak, mungkin mereka bisa saja jatuh dari lantai duapuluhdelapan. Cara mati yang tidak diinginkan oleh Siwon. Terlebih ketika mereka sedang berada dalam gelombang gairah.

Siwon mengeluarkannya dari balik celana ketika ia merasakan kalau Kyuhyun akan mencapai puncak gairahnya. Siwon tidak ingin celana Kyuhyun menjadi kotor, seperti kejadian sebelumnya.

Please… Siwon.”

“Come, Kyuhyun. Come for me..” bisik Siwon tepat di telinga Kyuhyun.

Kemudian dalam satu gerakan, Kyuhyun hampir berteriak. Ia melepaskan gairahnya. Dalam jumlah yang cukup banyak. Siwon tersenyum puas. Ia mengambil sapu tangan dari saku belakang celananya dan menggunakannya untuk membersihkan Kyuhyun.

Dan juga tangannya.

Setelah bersih, Siwon membalikkan tubuh Kyuhyun dan merapikan celana serta pakaiannya. Kyuhyun sendiri masih berdiri bersandar pada jendela. Matanya terpejam, dengan tarikan nafas teratur. Kyuhyun berusaha mengendalikan gairahnya. Oh, Kyuhyun cukup terkejut dia masih bisa berdiri saat ini.

Siwon tersenyum pada Kyuhyun yang mulai membuka matanya. “Another gift for you. Selamat ulang tahun Kyuhyun,” ucapnya.

Kyuhyun tertawa kecil. Kakinya sudah tidak kuat untuk berdiri, jadi dia jatuh terduduk. Siwon berusaha menahan tubuh Kyuhyun agar dia jatuh cukup keras. Siwon lalu duduk di samping Kyuhyun dan menatapnya dengan lekat. “Kau baik-baik saja?”

“Tentu saja. Tapi…” Kyuhyun melirik pada jendela. Ia melihat cairan putih yang mengotori jendela tersebut dan bahkan lantai. Kyuhyun kembali memandang Siwon lalu menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya. “Kau harus membersihkannya.”

Siwon kembali mengulas senyuman dan mengecup kening Kyuhyun. “Jangan khawatir, aku akan membersihkannya.”

Kyuhyun memejamkan matanya. “Terima kasih. Untuk segalanya.”

*****

NOTE: Hubungan WonKyu naik satu level lagi!!! Kali ini gak ada JiKang. Sebenarnya masalah hubungan JiKang itu tinggal di orangtua mereka ajah. Kalo Wonkyu sama Krisho, susah deh. Gak gampang nemu titik penyelesaiannya.

Terlebih krisho. Walaupun aku udah mutusin gimana nasib hubungan mereka sejak pertengahan part 30an.

Jaah… Kalau ada typo, tolong dimaklumi ya. Dan ini adalah update terakhir di bulan April. Bulan Mei, mungkin fanfic yang akan diupdate pertama-kali adalah The Last King. Aku juga udah mulai ngembangin plot salah satu cerita baru. Masih nunggu kapan waktu publish yang tepat.

Music: NCT U – Without You

30 thoughts on “[SF] Scarface Part 44

  1. Gak tau deh musti komen apa tenteng ff di part ini.ini bener bener feel nya lebih dapet dan wonkyu udah mulai hot ya..

    Aku suka sama hubungan wonkyu.mereka saling percaya,saling terbuka dan kyuhyun aku pikir dia gak akan cerita tentang hyun seol,siwon juga gak egois dia lebih suka nunggu kyuhyun cerita terlebih dulu dari pada nanya duluan..
    Joon kenapa kamu malah dorong yifan?kenapa gak di balas aja ciumannya😁
    Sekarang udah mulai tau motif uhm ki joon,dia ngincar kyuhyun ternyata.semoga suwon bisa ngelindungi kyuhyun dari uhm ki joon..
    *ini kepanjangan ya komenannya*

  2. Finally…….. akhirnya scarface update. yippi omg i’m so happy….
    aku tahuu harus koment apa tapi ,seriuss. seneng bangttt… sumpahh seneng bangt ama ni ff. wonkyuuuu… kalian makin sweet bngt sihh
    untung masalah perjodohan itu gak jadi masalah besar , syukur bngt liyat kyu makin dan makin mulai menunjukan cintanya , siwon juga makin dan makin melindungi kyuhyun dan mencintai kyuhyun.
    demen bngt saat siwon memanjakan kyuhyun , dan itu keliyatan sweet
    aduuhh.. ternyata om ki joon pengen balas dendam ama kyuhyun, dan pemjelasan choi daehan cukup masuk akal bngt
    kalo bener om ki joon pengen bals dendam entar gimna hubungan wonkyu
    aduhh rasanya pusing ngebayanginnya .
    wonkyuuu …. naik level
    yeayyy yipppppiiii…
    gomago diera udah update dan membuat wonkyu naik level , semoga chap depan levelnya makin naik dan sweet
    aku bnr2 demen ama scarface.. thanks diera 😀

  3. Kayaknya hubungan Wonkyu mkn intens aja nih😀😀. Moga2 hubungan keduanya bs makin kuat dlm menghadapi semua cobaan terutama dr Yoojin, ortunya Kyu jg Uhm Ki Joon yg kyknya punya dendam sm Kyu. Lanjut terus ya…..

  4. Aaaaa sukaaaaa…
    Suka banget kyuhyun udh mulai blajar nerima dan menikmati hubungannya sama siwon ini.. Suka banget sama cara mreka bwt saling terbuka.. Uuuhhh sweet bgt..
    Siwon emang paling bsa deh buat manjain kyuhyun.. Jngan lepasin siwon apapun yg terjadi ya kyu..
    Btw happy birthday kyuhyuuunnn..
    Ditunggu next chapter yaaa..

  5. Wahhhhh hubungan wonkyu mningkat,,,,,,dn wonkyu sling terbuka,,,,,dn mrk mncoba bertahan dn brjuang bersama…
    Apa motif ihm ki joon sperti yg di duga daehan??????? Klo bnr berarti targetnya cho kyu!!
    Good job!!

  6. untuk yg terakhir itu Wow…. ><
    Wonkyu udah level berapa tuh?? kkkk
    Mungkin, ini kesempatan mereka untuk menikmati hubungan mereka sebelum ada "kejadian" di waktu yg akan datang,,
    d tggu kelanjutannya ne!! 🙂

  7. duuh suka bgt sma hubungan Wonkyu yg trlalu dewasa nd mreka jarang bertengkar walaupun dkit2 sih ada perdebatan hehe
    whoaa ~ mreka udh naik 1 level nih,mana lg mulai nya dri bawah hahaha *plakk
    bener2 ‘hadiah’ dari Siwon utk Kyuhyun yg mengesankan XD
    klo soal Krisho sih yaa emg bakal susah,krna mreka saudara tiri.
    coba aja klo mreka seumuran JiNeul pasti udh berani kabur ke luar negeri *eh
    err soal Ki Joon,apapun yg dia lakukan ke Wonkyu smoga aja jgn smpe ngapa2in Kyu ya.
    udh ckup di part sblm nya Kyu menderita gara2 Seon Hwan,ditambah lg sma ‘kemarahan’ Choi Yoo Jin :3
    chap depan apdet nya bakal lama? gapapa lah tetap ditunggu Ra 😆

  8. Jangan bilang pas wk dijendela difoto juga sama suruhan ukj wakakaka
    terus dikirim ke emaknya siwon bisa ngamuk gaje pasti lol
    btw kyu melulu yg di buat melayang samaa siwon kapan giliran siwon dateng hahah

  9. Aaaahh seneng deh liat progress hubungannya wonkyu :”””)) semoga langgeng terus yihiu ^^ tp pls jangan sampe pas mereka melakukan itu ke foto sama ki joon ;;;; huhuhh
    Btw kok ada feeling apa yang di bicarain kakek choi bener juga ya….. Soalnya siwon pasti langsung ga konsen soal kerjaan kalo berhubungan sama kyu dan itu salah satu kelemahan terbesar siwon.. Aduh siwon harus lebih hati2 nih kalo motif nya kijoon emg kayak apa yg dibilang sama kakek choi ><
    Yifan…. Why :(((( kamu pasti rindu pake banget ya sama joon ampe kelepasan nyium joon padahal awalnya cuma pengen meluk huhu

  10. So good that Kyuhyun n Siwon actually so truthful to each other
    both need to protect each other then only their relationship can stay longer
    Finally we now the real motif of Uhm Ki Joon
    Wow siwon n kyuhyun has come to another level but since they done it infront of window…. Anyone is taking picture n sent to Siwon mom??? If yes i guess there will be a serious tornado between siwon mom n kyuhyun
    Btw…. Thanks for updating this story, continue wait for next update

  11. ga bs comment yng lain selain moment nya wonkyu pas di depan kaca appartemen,itu bikin gimanaaaa gt ngebayanginnya,
    kea mana klo pas ada tukang bersihin kaca dr luar ya?wkwkwk#kali ini efek demam jd ngaco
    duuuh seneng bngt waktu kyuhyun ada mikir klo seharusnya wonkyu berjalan sama2,berjuang sama2 dan saling memperjuangkan satu sama lain,biar mereka bisa menikah nanti,amien#ini bnrn tulus loh doanya,kkk

  12. aaaahhhhh saya sukaaaaa….
    apalagi pas akhirnya kyu mau cerita sama siwon soal perjodohannya itu
    soal perjodohannya mereka ya semoga ga terlalu mendalam ya
    kasian anak orang booo di permainkan..
    jangan lah kasian, cukup wonkyu harus menyelesaikan permasalahan mereka dengan kedua orang tua masing2 dan juga masalah dengan uhm kijoon yang sudah mulai ada titik terangnya
    beruntung deh kake choi yang akhirnya menyelediki semuanya
    semoga segala keputusan antar perusahaan ga akan berdampak besar..
    dan ahhh anothe gift brithday buat kyu nyaaaa naik lagi nih hahaha
    udah mulai dan kyu g masalah akan hal itu hahaha…
    hebatnya siwon bisa menahannnya hahaha…
    padahal kan pasti siwon juga pengen bisa ke tahap ke atas lagi
    tapi balik lagi ku suka sama siwon yang selalu mengistimewakan kyu..
    selalu minta izin untuk segalanya…
    berasa kyu di hargain banget..
    makanya kyu tanpa sadar nyaman dan terikat banget sama siwonnya..
    aaahhh diera napa bulan ini SF g akan di tayangin lagi, sabtu saya tungguin juga gpp kok hahaha..
    maksa banget tapi sebelumnya makasih ya dah apdet yang sweet banget sama wonkyu nya…

  13. suka sama pemikiran dan cara wonkyu untuk saling menyakinkan dan membicarakan permasalah yang sedang terjadi diantara mereka
    jadi uhm ki joon ngincar kyu ? semoga siwon bisa melindungi kyu dan mereka bisa melewati apapun yang menghalangi hubungan mereka dengan tetap bersama-sama
    yeeey.. hubungan wonkyu naik level lagi, suka sama siwon yang manjain kyu

  14. Ouhhh…romantis banget sih another gift birthday nya…siwon selalu bisa manjaain kyu….selalu suka sama interaksi wonkyu…
    Semoga chap selanjutnya hubungan wonkyu naik 2 level…😚

  15. rumittt bgt euyyy mslh yg terjadi sma wonkyu ..
    berhrpa kalo kakek and appa choi bner bs bntuin kyu nanti kalo dia djhatin uhm ki joon …

    nah loh wonkyu udh naik level nih hehehehe
    semga aja g ada yang liat tuh kjadian kan bs bhya kalo smpe ketauan xixixi
    slalu dtgu klnjtnya author_nim …

  16. Bisa senyum lebar bangettt baca moment wonkyu di part ini… Aduh diera eonni memang daebak… Kyu semakin terlena dengan apa yang di lakukan siwon… Suka sekali hehehhe…

    Motif uhm ki joon mulai terlihat. Kakek choi memang hebat…

    Hehehehe wonkyu is the best… Scene terakhirnya bikin deg-degan banget dan juga sweet bangettt

  17. ow..ow..ow..ow…
    it wonkyu di jendela
    haahahahaha

    dan bner kn it orng jht
    pngen bls dendam ajj ma kyu
    smoga baik2 ajj

    keep writing

  18. I think this is my first time writing comments here..
    Mature WonKyu.. Really interesting.., both of them really fit together..
    Have to be honest, I only read WonKyu part.. And loving it so much..
    Lanjuuut 45 yuuuks..
    Thks author..

  19. Naik level bangeeettt… Ini mah modus ajah pake another gift emang Siwon demen megang2 Kyu…. pas liat gambarnya sih udah nebak pasti bakal ada yang terjadi deh kalo mereka udah ke apartement Siwon dan bener kan… hahahaha
    Kayanya aku gak akan kaget kalo chap depan maybe mereka bakal naik lagi…
    Terus denger Siwon pengen nikahin Kyu juga akj ngarep itu terjadi bahkan tanpa nunggu kasuh seohwan selesai dalam arti mereka mempertahankan hubungan pernikahab mereka hingga keluarga menerimanya… krn kbanyakan mereka diterima keluarga baru nikah…
    Masalah uk, choi group moga ajah gak makan waktu banyak jadi 100 chap nanti… ㅋㅋㅋㅋ

    Aku nunggu FF barunya…

  20. oh tuhan wonkyuuuu~ nya makin hot >.< hadiah ulangtahun yg anti mainstream.. Ksah cinta naik 1 level… Krisho juga ktanya itu last kiss tpi skrang apa cobaa… Next chap wonkyunya naikin level lgi dong ksah cinta mreka brdua bkin sweet sweat gimana gtu 😀 #lgikumat

  21. kyaaa update cepet, g kaya dulu yg nunggu sampe lumutan. huhu, blm smpt baca tp udah gatel pngn review. wkwkwk..

    next chap semoga ada konflik baru, hihi. suka bayangin ekspresi Siwon klo lg khawatir

  22. jujur aja aku kurg paham ma motif ki joon juga.
    cukup pelik n sulit.
    jadi aku fokus ma hubungan wonkyu aja tanpa permasalahan lain yg bakal menghambat.
    seneng wonkyu naik level dlm hubgnxvtpi knpa mesti dpn kaca?? ga bakal ada mata2 tu yg mengabadikan moment mereka??

  23. Wow..wonkyu naik level terus tpi kok di jendela ntar da yg moto gimana bsa tambah panas tu mama’a siwon bila tau
    Hubungan wonkyu bnar” dewasa,seneng klau mreka bisa menghadapi masalah dngan bijak
    Sepertinya ayah siwon dan kakeknya dh curiga dngn maksud UK,berharap mreka sdh mempunyai solusi bila Uk bwt masalah.

  24. senang deh wonkyu udh bisa menerima satu sama lain tinggal tunggu waktu dan restu dari di sekitar mereka
    semoga choi grup waspada karna musuh sudah masuk
    mudah”an aja wonkyu tetap bersama

  25. Wouw…uri WonKyu mmng benar-benar sdh naik level kkkk.Semoga mereka semua bisa mnghadapi apaun untuk hubungan yg mereka jalani itu.

    Fighting saranghae…
    Daebak buat appa Choi sama haraboji Choi.

    Gumawo eonni..

  26. Sdkit tenang choi grup sdh mencurigai kallau ada maksud dibalik kerja sama dg uk, smga mrk tetap selalu waspada agar tdk trjadi sesuatu yg buruk thdp keluarga choi grup trutama utk wonkyu…

Leave a reply to wirna septiani Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.