[SF] Scarface Part 29

garosu street

29

Kyuhyun menatap gelas kopinya dengan serius. Walaupun mereka pergi ke restaurant dekat kantor firma hukum, tapi Kyuhyun tidak mempunyai selera untuk makan siang. Begitu juga dengan Ibu Siwon. Kyuhyun menarik nafas perlahan dan mengangkat kepalanya. Dia memperhatikan ibu Siwon dengan lekat. Ibu Siwon –Choi Yoojin– menyesap kopi latte-nya. Kyuhyun sedikit terkejut karena selera kopi mereka sama. Tapi bukankah banyak orang yang menyukai latte? Bukan hanya Kyuhyun seorang.

Kyuhyun dan Yoojin sudah berada di restaurant itu selama sepuluh menit, tapi ibu Siwon belum mengatakan apapun. Kyuhyun merasa tidak sopan jika dia bertanya terlebih dulu. Walaupun begitu, Kyuhyun mungkin bisa menebak apa yang ingin dibicarakan oleh Choi Yoojin padanya.

Yoojin menarik nafas dan menatap Kyuhyun. “Seingatku, kau adalah adik dari Cho Ahra, bukan? Kau menggantikan kakak perempuanmu untuk bertemu dengan Siwon. Benar?”

Kyuhyun hanya mengangguk. Cara bicara Choi Yoojin terdengar begitu dingin dan arogan. Selain itu, Choi Yoojin terlihat sedang menahan amarahnya –terlebih sejak melihat Kyuhyun di kantor firma hukum.

“Aku juga ingat kalau Siwon tidak ingin melanjutkan perjodohan dengan kakakmu. Dia memutuskan tanpa bertemu dengan Cho Ahra. Apa yang kau katakan padanya saat itu?” tanya Yoojin.

Kyuhyun berkedip beberapa kali. Pertemuan itu? Kyuhyun bahkan hampir tidak ingat mengenai pertemuan pertamanya dengan Choi Siwon, tapi kini Choi Yoojin bertanya mengenai pertemuan tersebut. “Pertemuan itu?”

“Iya, tentu saja pertemuan pertama kalian. Apa ada pertemuan lainnya? Ah… Aku juga mendengar kalian pernah bertemu di Pulau Jeju. Siwon menyelamatkanmu. Tapi aku tidak bertanya mengenai pertemuan itu. Aku bertanya mengenai pertemuan pertama kalian,” tutur Yoojin.

Kyuhyun menelan salivanya. Ini bahkan lebih menakutkan dibandingkan sidang pertama-nya. Atau bahkan interview pertamanya di kantor firma hukum Kang.

“Saat itu, kami tidak bicara banyak. Kurang lebih selama duapuluh menit, kami hanya minum kopi lalu aku memutuskan pergi karena putra anda terlihat tidak menyukai perjodohan tersebut. Hanya itu,” jawab Kyuhyun.

Yoojin mengernyit. “Hanya itu?”

“Ne. Hanya itu, Nyonya Choi.”

Yoojin menghela nafas dan kembali menyesap lattenya. Kyuhyun menghembuskan nafas. Tapi dia belum bisa bernafas lega karena Kyuhyun tahu ini baru pertanyaan pertama. Mereka bahkan belum masuk ke inti pembicaraan.

“Setelah pertemuan itu, kalian bertemu lagi di Pulau Jeju dan Siwon menyelamatkanmu. Kemudian secara tidak terduga, kau menjadi pengacara Choi Group untuk kasus Kim Jinhyeok. Lalu dengan tidak terduga, Siwon menyukaimu. Itu bahkan tidak terdengar seperti hanya kebetulan,” tutur Yoojin.

Tubuh Kyuhyun menegang begitu Choi Yoojin mengatakan Siwon menyukainya. Kyuhyun bisa melihat ekspresi jijik dari penuturan Choi Yoojin. Well, Kyuhyun tidak mengharapkan keluarga Siwon bisa menerima pengakuan Siwon tersebut. Dirinya bahkan tidak tahu bagaimana harus bereaksi atas perasaan Siwon.

Yoojin menaruh kembali cangkir kopinya dan menatap Kyuhyun dengan serius. “Kau pasti sudah mengetahuinya. Siwon juga pasti sudah memberitahumu kalau dia sudah mengakui seksualitasnya di hadapan keluarganya. Jika dilihat lagi Siwon benar-benar sudah jatuh hati padamu. Dia bahkan menyuruh Ahn Soo dan Shin Hwan sebagai bodyguard-mu.”

Kyuhyun melirik kearah meja di mana Ahn Soo dan Shin Hwan menunggu. Well, mereka berdua benar-benar mengikuti Kyuhyun kemana pun. Tapi kini Kyuhyun penasaran apakah mereka juga mengetahui kalau Ibu Siwon ingin menemuinya. Lalu apakah mereka memberitahu Siwon mengenai pertemuan ini.

Apa yang baru saja kupikirkan?

“Alasanku menemuimu hari ini adalah bertanya mengenai tanggapanmu atas perasaan Siwon padamu. Apa kau juga menyukai putraku?” tanya Yoojin.

Kyuhyun tanpa sadar menahan nafasnya. “Y-ye?”

“Aku tahu, kau tidak bodoh Pengacara Cho. Kau pasti juga sudah bisa menebak alasanku menemuimu, bukan? Jadi, jangan memasang ekspresi terkejut seperti itu. Aku hanya membutuhkan jawabanmu, Pengacara Cho. Agar aku tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya,” ujar Yoojin.

Kyuhyun mulai bernafas kembali. “Apa yang akan anda lakukan?”

“Itu tergantung pada jawabanmu.”

“Tergantung pada jawabanku? Apakah jika aku memberikan jawaban YA, maka anda akan melarang kami untuk berhubungan? Anda akan menemui Pengacara Kang untuk membuatku pergi sejauh mungkin atau membuat Siwon pergi meninggalkan Korea. Sebaliknya jika jawabanku TIDAK, anda mungkin membawa Siwon ke psikiater karena anda menganggap putra anda gila karena menyukai seorang pria. Itu terdengar sedikit ekstreme. Tapi yang lebih masuk akal adalah melakukan perjodohan secepatnya, tidak peduli dengan tanggapan putra anda. Lalu menikahkan mereka. Apa tebakanku benar?”

Heck, Kyuhyun bahkan tidak tahu bagaimana dia bisa berkata seperti itu. Ucapan itu hanya keluar begitu saja. Kyuhyun mungkin sedang tidak berpikir dengan jernih.

Yoojin memandang Kyuhyun dengan lekat. Dia tidak menunjukkan ekspresi apapun. Choi Yoojin terlihat begitu tenang. Kemudian dia menyunggingkan sebuah senyuman. “Lihat, kau tidak sebodoh itu. Walaupun begitu, ucapanmu tidak sepenuhnya benar. Itu hanya beberapa kemungkinan dari ribuan kemungkinan lainnya, Pengacara Cho. Jadi, berikan jawabanmu sekarang. Aku tidak mempunyai banyak waktu, selain itu Siwon mungkin akan segera menemuimu.”

*****

Siwon membuka pintu kamar rawat dan tidak menemukan siapapun kecuali pasien dan seorang pemuda yang sepertinya sedang tertidur. Siwon mengernyit melihat pemuda itu. Siwon lalu menoleh pada Changmin sembari mengambil keranjang buah serta sebuah dokumen yang dibawa oleh sepupunya.

“Cari Kim Junhyeok. Dia mungkin berada di kafetaria karena ini waktu makan siang. Aku akan menunggu disini,” ucap Siwon.

Changmin mengernyit. “Lalu dia itu siapa?”

Siwon kembali menoleh kearah kamar pasien. “Jika pasien adalah Kim Joonmyeon dan orangtuanya tidak ada disini, kemungkinan besar dia adalah saudara tirinya.”

“Oh, itu masuk akal. Tapi… Sejak kapan kau bertingkah layaknya detektif seperti itu, eoh? Tidak cocok dengan wajah dan kelakuanmu yang seperti penjahat,” sahut Changmin.

Siwon mendengus jengkel. Changmin tertawa kecil lalu pergi mencari Kim Junhyeok. Sedangkan Siwon berjalan memasuki kamar rawat tersebut. Siwon menutup pintu perlahan lalu menaruh keranjang buah serta dokumen yang dibawanya diatas meja. Siang ini seharusnya dia bertemu dengan Kim Junhyeok untuk menanda-tangani kontrak kerja mereka. Namun, HJ Company mengatakan kalau putra Kim Junhyeok berada di rumah sakit dan akan menjadwal-ulang pertemuan mereka.

Jadi, Siwon memilih untuk datang ke rumah sakit untuk membawakan dokumen itu serta menjenguk Kim Joonmyeon.

Siwon lalu berjalan mendekati tempat tidur pasien. Dia berjalan ke sisi lain tempat tidur dan memperhatikan pemuda yang diduganya sebagai saudara tiri Joonmyeon yang sedang tertidur. Siwon menghela nafas. Ia memperhatikan Kim Joonmyeon yang belum sadarkan diri. Saat bertanya pada suster, Siwon mengetahui kalau kondisi Joonmyeon adalah semi-coma.

“Dia masih sangat muda. Kami bahkan baru bertemu sekali,” gumam Siwon.

Tanpa sadar, Siwon melihat tangan Joonmyeon yang digenggam oleh pemuda yang sedang tertidur tersebut. Siwon tersenyum tipis. “Mereka cukup akrab untuk hubungan saudara tiri,” gumamnya lagi.

Tetapi jika dilihat lagi, Siwon merasa ada janggal. Siwon memperhatikan saudara tiri Joonmyeon dengan lekat. Namun, kemudian pintu kamar rawat terbuka. Siwon sontak berjalan menuju pintu dan tersenyum ketika dia melihat Kim Junhyeok.

“Choi Siwon-sshi, anda tidak perlu sampai datang ke rumah sakit,” tutur Kim Junhyeok yang berusaha untuk tersenyum.

Siwon sedikit membungkuk. “Saya hanya mengantarkan dokumen. Selain itu, saya juga ingin menjenguk putra anda.”

Sara yang melihat Yifan sedang tertidur langsung menghampirinya dan membangunkannya. Siwon memperhatikannya dari ujung matanya. Kim Junhyeok mengambil dokumen yang dibawakan oleh Siwon dan membacanya sekilas. Changmin serta Siwon memperhatikan Kim Junhyeok.

“Apa ada yang harus diubah lagi, Direktur Kim?” tanya Changmin.

Junhyeok mengangkat kepalanya dan menggeleng. “Ini sudah sesuai dengan kesepakatan kita. Lebih baik aku menanda-tanganinya sekarang. Anda membawa pena?”

Changmin mengeluarkan sebuah pena dari saku dalam jas abu-abunya dan menyodorkannya pada Junhyeok. Sedangkan Siwon berusaha mencuri pandang untuk memperhatikan putra tiri Kim Junhyeok yang sudah terbangun.

“Pulanglah dan istirahat. Kau bisa kembali lagi nanti. Selain itu, sepupumu sendirian di rumah,” ucap Sara pada Yifan.

Yifan menarik nafas panjang dan mengangguk. Yifan memandangi Joonmyeon sekali lagi sebelum dia beranjak. Siwon sedikit terkejut melihat tinggi pemuda itu. Kemudian Siwon membandingkan dengan tinggi tubuh Changmin, sepertinya pemuda itu masih jauh lebih tinggi beberapa senti dari sepupunya tersebut.

Anak jaman sekarang. Mereka makan apa sampai bisa setinggi itu? Usianya bahkan belum duapuluhtahun, pikir Siwon.

Perhatian Siwon teralih ketika Changmin memanggilnya untuk ikut menanda-tangani dokumen tersebut. Setelah Siwon menanda-tanganinya, Junhyeok mengulurkan tangannya. Siwon menyambutnya dengan tersenyum.

“Semoga kerja sama ini membawa hubungan Choi Group dan HJ Company menjadi jauh lebih baik,” ujar Junhyeok.

Siwon hanya mengangguk dan menarik kembali tangannya.

“Ah, anda belum bertemu dengan putra saya yang lain, bukan? Mari saya perkenalkan.” Junhyeok berjalan ke sisi Yifan. “Ini adalah Wu Yifan, putra kami. Yifan, beliau adalah Direktur Choi Siwon dan Manager Shim Changmin dari Choi Group.”

Yifan menatap Siwon dan Changmin secara bergantian lalu membungkuk. “Senang berkenalan dengan anda.”

Siwon mengangguk kecil. “Anda mempunyai putra-putra yang tampan, Direktur Kim.”

Kemudian ponsel Siwon berbunyi satu kali. Siwon meminta ijin untuk memeriksa ponselnya. Ada sebuah pesan dari Ahn Soo. Siwon mengernyit. Dia memberitahu Ahn Soo dan Shin Hwan untuk menghubunginya jika terjadi sesuatu pada Kyuhyun. Ini baru satu hari sejak dia memperkerjakan mereka mengawasi Kyuhyun.

Siwon membaca pesan tersebut.

Ibu anda, saat ini sedang menemui Pengacara Cho.

Mata Siwon membulat. Ia sudah memperkirakan kalau ibunya akan bertindak, tapi.. ah sudahlah. Siwon menyimpan kembali ponselnya dan menatap Kim Junhyeok. “Maafkan saya, tapi saya harus segera pergi. Ada hal mendesak yang harus saya atasi. Dan semoga putra anda segera sembuh, Direktur Kim.”

“Ah, ne. Saya tentu mengerti bahwa anda adalah orang yang cukup sibuk. Saya berterima-kasih karena anda meluangkan waktu untuk menjenguk putra saya,” tutur Junhyeok.

Siwon lalu membungkuk dan menatap sepupunya. Changmin menghela nafas bersamaan dengan Siwon yang keluar terlebih dahulu. Sepertinya dia bisa menduga kenapa Siwon ingin cepat-cepat pergi. Salah satu kemungkinan adalah berkaitan dengan Cho Kyuhyun. Changmin menatap Junhyeok, kemudian sedikit tersenyum lalu membungkuk dan mengejar Siwon.

Junhyeok menarik nafas. Ia menatap Yifan dan tersenyum tipis. “Pulanglah dan istirahat. Turuti ucapan Mom, okay?”

Yifan kembali mengangguk. Junhyeok lalu menatap istrinya. “Kau juga pulanglah. Aku akan ke kantor. Kita bertemu lagi disini sebelum makan malam. Kau bisa membawakan pakaian ganti untukku.”

Sara menatap Yifan lalu mengangguk.

*****

“Jadi, bagaimana jawabanmu, Pengacara Cho? Apa kau juga menyukai putraku atau tidak?”

Kyuhyun menatap Choi Yoojin. Pertanyaan itu sudah didengarnya berulang-kali. Dari Siwon, bahkan juga dari kakaknya. Kali ini, ibu Siwon sendiri yang menemuinya dan mengajukan pertanyaan yang sama. Namun, Kyuhyun masih belum bisa mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

Haruskah aku menemui Heechul hyung, seperti ucapan Hyukjae?

Sebenarnya jawabannya cukup mudah. Kyuhyun yang menyukai Kang Haesa selama enam tahun, tentu bisa menjawab pertanyaan itu tanpa keraguan. Namun, tiap kali dia hendak menjawabnya, bayangan Siwon selalu muncul. Seperti saat ini.

Seperti ketika Ahra bertanya.

Seperti ketika Siwon bertanya.

Kyuhyun tidak tahu apakah itu menjadi alasan terbesarnya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Namun, pertanyaan atas perasaan tidak bisa dijawab tanpa keyakinan. Kyuhyun pernah mempunyai keyakinan atas perasaannya pada Haesa, namun akhirnya dia juga terluka karena memegang keyakinan itu sendirian.

Atas perasaan Siwon, apakah Kyuhyun akan terluka lagi atau tidak? Tidak ada yang bisa menjaminnya, bahkan Siwon sendiri.

“Apa yang membuatmu ragu, Pengacara Cho? Jawabannya cukup mudah. Ya atau Tidak.”

Choi Yoojin terdengar begitu mendesaknya. Mungkin karena Siwon akan segera datang, seperti perkiraannya sebelumnya. Yoojin mungkin tidak ingin mengkonfrontasi Siwon saat ini. Terlalu banyak resiko. Salah satunya, Siwon akan membangkang pada orangtuanya. Terlebih hanya karena seorang Cho Kyuhyun.

Hanya demi seorang pria.

Kyuhyun menarik nafas dan menatap gelas kopinya. Kyuhyun bahkan tidak meminum kopinya sama sekali.

“Pengacara Cho, apa anda berniat menahanku disini?” tukas Yoojin lagi.

Kyuhyun mengangkat kepalanya. “Saya tidak berniat seperti itu, Nyonya.”

“Kalau begitu berikan jawabannya sekarang.”

“Saya….”

Ucapan Kyuhyun terhenti. Yoojin menatapnya dengan kerutan di keningnya. Kyuhyun memejamkan matanya dan menarik nafas panjang. Kemudian dia membuka matanya dan menatap Choi Yoojin dengan yakin.

*****

Haneul menoleh ketika Changwook memanggilnya. Dokter itu menghampirinya dengan membawa sebuah kantung plastik. Haneul sedikit mengernyit ketika dia melihat Changwook yang tersenyum. Sepertinya mood Changwook sudah jauh lebih baik dibandingkan kemarin. Selain itu, hari ini Changwook yang menghampirinya duluan. Sama seperti biasanya.

“Kau sudah makan siang?” tanya Changwook.

“Aku akan ke kafetaria. Kenapa?”

Changwook lalu meraih pergelangan tangan Haneul dan mengajaknya pergi. “Makan siang bersamaku. Aku membeli dosirak.”

“Eh?”

Changwook sedikit menoleh. “Sebagai ganti kopi-mu kemarin.”

Haneul ingin membalas ucapan Changwook tapi dia menyadari bahwa suster dan dokter lain sedang memperhatikan mereka. Jadi, Haneul hanya menutup mulutnya dan mengikuti kemana Changwook membawanya. Haneul berpikir kalau Changwook akan membawanya ke kafetaria atau ke luar gedung rumah sakit. Tapi ketika Changwook membuka pintu tangga darurat, kening Haneul berkerut. Changwook membawa Haneul menaiki beberapa lantai.

Ketika sampai di lantai duabelas, Changwook menarik Haneul untuk duduk di salah satu anak tangga. Kemudian Changwook mengeluarkan sebuah kotak dosirak dan menyodorkannya pada Haneul.

“Kita makan disini?” tanya Haneul.

Changwook mengeluarkan kotak dosirak miliknya dan mengangguk. “Aku ingin mengajakmu makan di kafetaria, tapi setelah kejadian kemarin kau pasti tidak ingin diperhatikan oleh banyak orang. Jadi, ini adalah pilihan yang aman. Kecuali, kau ingin makan siang di tempat lain,” tuturnya sembari membuka kotak dosirak dan mengeluarkan sumpit dari bungkus plastiknya.

Changwook lalu mengeluarkan dua botol minuman dan memberikan satu pada Haneul. Changwook tersenyum tipis. “Makanlah. Untuk saat ini memang hanya dosirak, tapi akan kuganti dengan makanan yang lebih baik.”

Haneul mengambil botol tersebut. “Mengganti apa?”

“Kopi kemarin.”

Haneul menatap kotak dosirak yang berada di pangkuannya. “Itu hanya segelas kopi.”

Changwook menggeleng. “Ani. Well, itu memang segelas kopi tapi kau memberikan sesuatu yang kubutuhkan. Kemarin adalah kejadian yang sama ketika kau pertama-kali menumpahkan kopi pada jaket putihku. Paling tidak, kemarin kau tidak menumpahkannya tapi membelikan kopi untukku. Selain itu, aku mungkin harus belajar untuk mengontrol emosiku.”

“Tapi tetap saja, itu hanya kopi. Selain itu…”

“Eyy… Jangan terlalu dipikirkan. Kalau aku bilang akan membelikan makanan yang lebih baik, maka akan aku lakukan. Makanlah, aku hanya punya waktu tigapuluh menit untuk makan siang,” tukas Changwook yang melahap dosiraknya.

Haneul melirik Changwook dan memperhatikannya. Changwook terlihat berbeda. Changwook hari ini, Changwook kemarin atau bahkan Changwook hari-hari sebelumnya. Pria itu selalu terlihat begitu berbeda setiap kali Haneul bertemu dengannya.

Haneul baru menyadari hal itu hari ini.

Sejak Haneul kembali dari Jerman, hampir setiap hari dia memikirkan Kyuhyun tapi hampir setiap hari pula dia bertemu dengan Changwook. Haneul mungkin sudah menyukai Kyuhyun sejak enam tahun lalu, namun pada saat yang sama Kyuhyun menyukai Haesa.

Ketika Kyuhyun menyadari bahwa Haesa tidak akan pernah membalas perasaannya, Haneul merasa kalau dia mempunyai kesempatan itu. Namun, ketika dia melihat Kyuhyun bersama Siwon pada hari saat turun salju, Haneul mulai menyadari bahwa dia tidak akan mempunyai kesempatan itu. Kyuhyun mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengerti dengan perasaan yang dirasakan olehnya terhadap Siwon, tapi Haneul bisa memahaminya. Karena dia pernah merasakannya. Masih merasakannya. Hanya saja, kini Haneul mulai berpikir tentang perasaannya sendiri. Juga, perasaan Changwook.

Haneul menarik nafas panjang. Dia lalu melahap dosirak yang dibelikan oleh Changwook sebagai menu makan siangnya.

*****

Siwon menyuruh Changmin menghentikan mobilnya ketika dia melihat Kyuhyun sedang berjalan ke arah kantor firma hukum. Setelah Changmin menepikan mobil, Siwon bergegas keluar dari mobil dan menyebrang jalan. Changmin kemudian harus mencari jalan untuk putar arah.

Siwon harus berhati-hati karena dia tidak menyebrang pada area penyebrangan. Siwon harus berlari untuk mengejar Kyuhyun.

“Kyuhyun-ah…”

Siwon berteriak namun Kyuhyun sama sekali tidak berbalik atau menghentikan langkah kakinya.

Siwon mendesis lalu mempercepat larinya. Begitu Siwon meraih lengan Kyuhyun, dia mencoba untuk menahan Kyuhyun untuk berjalan lagi. Siwon sedikit terengah, namun dengan cepat Siwon bisa bernafas dengan teratur.

“Kenapa kau tidak berhenti saat aku memanggilmu?” tanya Siwon.

Kyuhyun menatap Siwon. Tapi dia tidak mengatakan apapun. Siwon memandangi Kyuhyun dengan lekat. Siwon tidak menyukai bagaimana Kyuhyun menatapnya saat ini. Entah, Siwon merasakan ketakutan. Siwon menarik nafas panjang dan bertanya dengan sedikit ragu. “Kyuhyun-sshi.. Apa yang kau bicarakan dengan ibuku?”

“Menurutmu apa, Siwon-sshi?”

Siwon melepaskan lengan Kyuhyun. Dia menarik nafas lagi dan menghembuskan perlahan. Siwon bisa mengetahuinya, bahkan tanpa harus bertanya. Ketika dia mendapat kabar dari Ahn Soo mengenai ibunya yang menemui Kyuhyun, Siwon langsung tahu alasannya.

Tapi Siwon ingin mendengar jawabannya dari Kyuhyun secara langsung.

“A-aku… Kita bicara di tempat lain, Kyuhyun-sshi. Ya?”

Kyuhyun menghela nafas berat. “Aku harus kembali bekerja. Jika kita harus bicara, kita akan bicara. Namun, tidak sekarang. Tidak hari ini. Aku akan menghubungimu kapan kita bisa bicara, Siwon-sshi. Sampai hari itu tiba…” Kyuhyun kembali menarik nafas.

“Sampai aku menghubungimu, kumohon untuk tidak menemuiku,” ucap Kyuhyun.

Siwon terdiam mendengarnya. Inilah ketakutan yang dirasakan olehnya. Ucapan Kyuhyun terdengar seakan Siwon tidak bisa menemuinya sampai Kyuhyun memutuskan waktunya. Entah kapan. Bisa besok. Lusa. Satu minggu kemudian. Satu bulan. Atau mungkin satu tahun. Bahkan lebih dari itu. Dan Siwon tidak mau menunggu.

“Aku tidak mau!”

Kyuhyun tidak terkejut dengan penolakan Siwon. Direktur Choi Group itu memang sangat keras kepala. “Aku tidak membutuhkan persetujuanmu, Siwon-sshi. Selama ini kau bertindak sesuai keinginanmu, bahkan jika aku menolak pun kau akan tetap melakukannya. Jadi, kali ini aku akan bertindak sesuai keinginanku. Kita akan bicara, tapi aku yang memutuskan kapan waktunya.”

“Aku tidak mau!! Jika kau memutuskan kapan kita bisa bicara, kau mungkin saja tidak akan pernah menghubungiku. Tidak ada jaminan bagiku agar kau menghubungiku. Akan kuberikan waktu selama dua hari. Kita bisa bertemu akhir minggu ini untuk bicara, eoh?”

Kyuhyun mendengus. “Lagi-lagi kau bertindak sesuai keinginanmu. Apakah begitu sulit bagimu untuk menghormati keputusan orang lain?”

“Jika itu berkaitan denganmu, maka jawabannya adalah YA. Inilah diriku yang sebenarnya. Aku egois, keras kepala dan suka bertindak sendiri. Aku akan jauh lebih egois, lebih keras kepala dan bahkan mengatur kehidupanmu sesuai keinginanku. Karena aku menyukaimu. Kau, hanya kau satu-satunya….”

“Cukup, Choi Siwon! Aku tidak ingin mendengar apapun lagi. Terlebih dari seorang Choi. Hari ini… Aku sudah cukup mendengar semuanya. Tidak bisakah kau membiarkanku bernafas? Sejak hari itu… aku bahkan mengalami kesulitan bernafas jika berdekatan denganmu. Bisakah kau memberiku ruang untuk bernafas? Jangan menemuiku sampai aku menghubungimu. Biarkan aku bernafas hingga aku bisa berpikir. Jangan mendesakku seolah hidupmu tergantung padaku!” seru Kyuhyun dengan tegas.

Bahkan suara Kyuhyun menarik perhatian dari orang-orang. Bahkan Changmin yang baru saja menepikan mobil, memperhatikan Kyuhyun dan Siwon dengan serius. Selain itu, Changmin juga sedikit khawatir dengan reaksi orang di sekitar mereka saat ini.

Kyuhyun menatap Siwon dengan lirih. “Kenapa semua orang ingin mendengarkan jawabanku?! Kenapa semua orang selalu bertanya apa perasaanku padamu?! Aku bahkan tidak tahu apa perasaan ini. Jadi, tolong… Aku memohon padamu, Choi Siwon. Apa aku harus berlutut untuk memohon padamu? Agar kau mendengarkanku.”

Siwon sedikit terkejut dengan ucapan terakhir Kyuhyun. Mana mungkin dia membiarkan Kyuhyun berlutut di hadapannya. Siwon lalu menggeleng. “Tidak, kau tidak harus berlutut. Kau tidak boleh berlutut di hadapan siapapun,” bisiknya.

“Kalau begitu… tolong dengarkan permohonanku.”

Siwon memejamkan matanya. Walaupun sebagian besar dirinya mengatakan untuk tidak mendengarkan Kyuhyun, tapi Siwon tidak ingin mengambil resiko tidak bisa bertemu dengan Kyuhyun lagi. Untuk saat ini, Siwon bisa membiarkan Kyuhyun berpikir dengan waktu yang dibutuhkannya. Tapi Siwon tidak akan menunggu lama. Bahkan jika Kyuhyun belum menghubunginya, Siwon akan menemuinya.

Siwon mengangguk. Ia membuka matanya dan memandang Kyuhyun dengan lekat. “Arraseo. Aku akan memberikan waktu untukmu. Tapi jika aku tidak bisa menunggu, maka aku akan menemuimu.”

Kyuhyun tidak mengatakan apapun sebagai respon. Sebaliknya dia langsung berjalan pergi meninggalkan Siwon dan menuju kantor firma hukum. Siwon memandangi punggung Kyuhyun yang menjauhinya. Siwon menarik nafas panjang.

Changmin menghampiri Siwon. “Berikan dia waktu, Siwon. Aku yakin, ini cukup berat baginya. Bahkan, kau juga mengalami masa sulit untuk mengakuinya, bukan? Berikan dia waktu untuk berpikir, Siwon.”

“Aku akan memberikan waktu yang dia butuhkan. Sampai dia datang padaku atau aku yang akan datang padanya,” ucap Siwon.

Changmin menepuk bahu Siwon dan mengangguk kecil. Siwon lalu memandang Changmin dengan serius.

“Sampai waktu itu tiba, aku akan bicara pada ibuku.”

*****

Choi Daehan menghela nafas. Dia memandangi putranya dengan serius. Kemudian ia meletakkan ponsel diatas meja. Baru saja Choi Daehan mendapatkan laporan dari Shin Hwan mengenai situasi antara Siwon dan Kyuhyun saat ini. Choi Daehan tahu persis kalau Siwon tidak sebodoh itu menggunakan Shin Hwan dan Ahn Soo sebagai bodyguard Kyuhyun. Mungkin karena inilah Siwon menyuruh kedua orang kepercayaannya untuk mengawasi Kyuhyun.

“Kau bicara dengan istrimu, Jaewon.”

Jaewon mengangguk. “Tentu saja, Abeoji.”

“Selain itu, kau harus memikirkan bagaimana kita mencari penerus nama Choi dan perusahaan ini. Jika Siwon benar-benar serius, maka dia tidak akan mau menikah kecuali dengan Kyuhyun. Entah, apakah itu bisa dilakukan atau tidak.”

Jaewon mengulas sebuah senyuman. “Siwon sudah memikirkannya, Abeoji. Mengenai ibu pengganti itu. Bahkan aku dengar, Abeoji juga sempat memikirkan keputusan itu. Jika Siwon pada akhirnya memutuskan untuk tidak menikah sama sekali, kita bisa mempertimbangkan jalan ibu pengganti tersebut. Tapi tentu saja, kita perlu memikirkan resikonya.”

“Itu hanya terpikir begitu saja. Aku bahkan tidak mengira kalau Siwon benar-benar mempertimbangkan untuk ibu pengganti tersebut. Ah… Seandainya, Sooyoung menikah dengan…” Daehan memperhatikan ekspresi Jaewon lalu tersenyum. “Kurasa kita tidak perlu mengungkit masa lalu. Kau fokus dengan putramu, Jaewon. Jika Siwon tidak menikah tahun ini, Changmin bisa mendahuluinya.”

Jaewon mengernyit. “Changmin? Abeoji akan memberikan ijin anak itu menikah mendahului Siwon?”

“Dengan situasi Siwon saat ini, kita tidak bisa berbuat apapun, bukan? Bahkan jika dipaksa pun, Siwon hanya akan menganggap bahwa keluarganya hanya mementingkan sebuah pewaris dan keturunan dibandingkan kebahagaiannya. Dia pasti akan memutar-balik semua ucapanku mengenai keluarga adalah prioritas nomor satu. Aku akan bicara Hyewon dan Janghyun untuk persiapan pernikahan Changmin,” tutur Choi Daehan.

“Jika itu adalah keputusan Abeoji. Tapi apakah Changmin mempunyai calon istri pilihannya sendiri? Atau dia juga harus mengikuti perjodohan?”

*****

Changwook mengambil kotak dosirak yang sudah kosong dari tangan Haneul dan memasukkan kedalam kantung plastik. Kemudian ia meraih botol minuman milik Haneul dan membukakan tutup botolnya. Haneul hanya memperhatikan setiap perhatian yang Changwook berikan padanya.

Changwook tersenyum sembari menyodorkan botol minuman tersebut. Haneul menarik nafas dan mengambilnya.

Changwook kemudian membuka botol minuman miliknya sendiri. “Beritahu aku kapan kau mempunyai waktu, okay? Aku akan membuat reservasi.”

“Reservasi? Restaurant Ji Changwook?” tebak Haneul.

Changwook menyeringai dan mengangguk. “Kecuali kau mempunyai restaurant yang ingin kau kunjungi. Aku akan membuat reservasi di restaurant itu. Jadi, hubungi aku dan beritahu kapan dan dimana.”

Changwook menutup botol minumannya setelah beberapa tegukan. Changwook memeriksa jam di pergelangan tangannya. Waktu tigapuluh menit sudah hampir habis dan Changwook harus kembali bekerja. Changwook memasukkan botol itu kedalam kantung plastic lalu berdiri. Sontak Haneul mengikutinya setelah dia menutup botol minuman.

Changwook menatap Haneul dengan masih tersenyum. Kemudian perlahan Changwook menyentuh ujung bibir Haneul. Kening Changwook sedikit berkerut. “Hari ini aku belum melihatmu tersenyum, Kang Haneul-sshi. Hanya ada kerutan di wajahmu. Usiamu baru tigapuluhdua tahun, bukan? Apa kau ingin mempunyai banyak keriput sebelum usiamu mencapai empatpuluh tahun, eh?”

Haneul sedikit terkesiap dengan ucapan Changwook. Jadi, dia benar-benar serius soal tersenyum itu.

Changwook menarik tangannya. “Kenapa? Kau pikir aku tidak serius dengan ucapanku kemarin?”

“Be-berikan aku alasan untuk tersenyum hari ini,” gumam Haneul.

Senyuman Changwook menghilang untuk beberapa detik. Namun, dia kembali tersenyum tipis. “Sudah kubilang, gunakan Cho Kyuhyun sebagai alasanmu untuk tersenyum.”

“Ta-tapi… aku tidak mempunyai alasan tentang Kyuhyun untuk membuatku tersenyum. Jadi, berikan aku alasannya.”

Changwook masih memandang Haneul dengan lekat. Dia menarik nafas dan menghembuskan perlahan. Haneul memegangi botol minumannya dengan begitu erat. Entah kenapa dia merasa gugup menunggu jawaban Changwook. Rasa gugup yang begitu berbeda setiap kali dia bertemu dengan Kyuhyun.

Melihat Changwook yang tidak mengatakan apapun, Haneul sedikit menundukkan kepalanya. Dia menghembuskan nafasnya. Apa yang kulakukan? Runtuk Haneul. Dia tidak tahu kenapa dia memberikan pertanyaan seperti itu pada Changwook.

Haneul terus menundukkan kepalanya sampai dia mendengar suara Changwook menyebutkan namanya. Perlahan Haneul mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi konyol yang dibuat oleh Changwook. Hal itu membuat Haneul tertawa.

Changwook lalu tersenyum sembari menyentuh kepala Haneul yang membuat pria itu berhenti tertawa. Kemudian Changwook menyentuh kening Haneul dengan keningnya sendiri. Haneul sontak menahan nafasnya.

“Terima kasih karena telah tersenyum, Kang Haneul-sshi.”

Kemudian Changwook menarik tangannya dari kepala Haneul dan menjauhkan wajah mereka. Changwook lalu menuruni anak tangga, meninggalkan Haneul yang masih tertegun dengan apa yang baru saja Changwook lakukan.

Haneul kemudian menarik nafas banyak-banyak dan kembali duduk di anak tangga. Tangan kanannya terangkat dan menyentuh keningnya.

Aku pasti sudah gila.

*****

Yifan memandangi kamar Joonmyeon yang kosong. Dia hanya berdiri di ambang pintu dan memperhatikan ke segala sudut kamar. Yifan bahkan tidak berani untuk masuk ke dalam. Sejak Joonmyeon masuk rumah sakit, hanya Zitao yang memasuki kamar Joonmyeon untuk mengambil beberapa barang. Sara dan Yifan bahkan tidak berani untuk memasuki area privat tersebut.

Yifan menghembuskan nafas. Matanya tertuju pada lukisan yang diberikannya untuk Joonmyeon. Dia tersenyum tipis. Joonmyeon sudah menggantung lukisannya. Walaupun tidak sebagus dengan lukisannya yang di rusak, tapi Yifan bersyukur Joonmyeon menyukai lukisan tersebut.

“Fan…”

Yifan menoleh dan menatap Zitao yang memanggilnya. “Luhan datang.”

Yifan mengangguk lalu dia menutup pintu kamar Joonmyeon. Kemudian ia dan Zitao berjalan menuruni anak tangga. Luhan datang kemungkinan untuk bertanya mengenai Joonmyeon dan Yifan masih tidak tahu darimana Luhan mendapatkan kabar mengenai kondisi Joonmyeon.

Yifan melirik Zitao. “Kau memberitahu Luhan mengenai kondisi Joonmyeon?”

“Tidak. Mungkin dari temanmu yang lain.”

“Dari beberapa temanku di kelas Seni, hanya Luhan yang mengetahui mengenai status hubunganku dan Joonmyeon. Ah… Mungkin dari teman-teman Joonmyeon,” tutur Yifan.

Zitao mengernyit. “Luhan berteman dengan teman-teman Joonmyeon? Kupikir kelas Seni dan kelas Musik saling bermusuhan. Itu sedikit mengejutkan.”

“Jika kau masuk ke sekolah itu, kau akan jauh lebih terkejut,” gumam Yifan.

Lalu Yifan tersenyum tipis pada Luhan yang menunggunya di ruang tengah. Luhan menatap Yifan lalu meninju bagian dada Yifan dengan agak keras. Yifan meringis pelan lalu tertawa kecil.

“Kau masih bisa tertawa?” dengus Luhan.

Yifan lalu duduk di salah satu sofa diikuti Luhan dan Zitao. Luhan menarik nafas. “Bagaimana keadaannya sekarang?”

Yifan meliriknya. “Beritahu siapa sumbermu? Dari siapa kau mengetahuinya? Teman-teman Joonmyeon?”

Luhan mengangguk. “Yixing yang memberitahuku. Dia mendapat pesan tentang pembatalan liburan itu. Dia hanya tahu kalau Joonmyeon masuk rumah sakit. Tapi dia tidak mendapatkan penjelasan tentang penyakit Joonmyeon.”

“Jadi, kau datang kesini?” sahut Zitao.

Luhan menoleh pada Zitao dan mengangguk. “Well, karena Yifan tinggal dengan Joonmyeon.” Kemudian Luhan menatap Yifan lagi. “Joonmyeon sakit apa, Fan? Selama di sekolah, dia terlihat baik-baik saja.”

“Aku juga tidak tahu. Yang aku tahu, Joonmyeon mengeluh sakit kepala lalu Mom membawanya ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan. Namun, saat menuruni anak tangga Joonmyeon malah terjatuh dan harus menjalani operasi,” jelas Yifan.

Yifan lelah sekali menjelaskan tentang kejadian itu pada orang-orang yang bertanya padanya. Selain itu, tiap kali dia menjelaskan tentang kecelakaan itu, Yifan selalu teringat dengan kondisi Joonmyeon yang tergeletak di lantai dengan kepala berdarah. Yifan memejamkan matanya dan bernafas dengan teratur.

Luhan memperhatikan ekspresi Yifan. Sepertinya sahabatnya itu cukup terpukul dengan apa yang menimpa Joonmyeon. Luhan lalu menatap Zitao yang duduk disampingnya. “Bagaimana kondisinya sekarang?” tanyanya berbisik.

Luhan tidak ingin bertanya pada Yifan. Dia tidak ingin membuat mood Yifan semakin jatuh. Zitao menarik nafas panjang dan melirik kearah Yifan. Rasanya sulit sekali jika Zitao yang bicara. Ini bukanlah urusannya.

“Kondisinya baik. Hanya semi-coma,” gumam Zitao.

“Oh.”

Kemudian suasananya menjadi sunyi. Mereka bertiga tidak ada yang bicara selama hampir limabelas menit. Hanya ada helaan nafas. Luhan sesekali memperhatikan Yifan. Dari luar, sahabatnya itu mungkin terlihat begitu tenang. Tapi tidak ada yang tahu bagaimana dengan apa yang dipikirkannya saat ini. Luhan lalu menatap Zitao.

Zitao menyadari kalau Luhan dengan memandanginya. Dia membalas tatapan Luhan lalu menggeleng.

Luhan menarik nafas. “Kapan kalian ke rumah sakit lagi?” tanyanya.

Yifan melirik Luhan. “Nanti malam. Kau ingin menjenguknya, Lu?”

“Kurasa tidak. Mungkin besok, jika kau tidak keberatan.”

Yifan mengangguk.

*****

NOTE: Dosirak semacam nasi kotak mirip bento. Ya… kira-kira begitulah. Hehehehehe….

Uhm… part ini entah mau kesel sama siapa. Hahahahaha…

Berikutnya part 30! Waah… fanfic ini jauh lebih panjang dari fanfic lainnya. Bahkan keseluruhan hampir 500 pages. Hehh.. Aku nulis apa ajah coba sampe segitu banyak.

Cho Kyuhyun, kamu memang harus minta nasihat sama Heechul. Ajak Hyukjae ya.. Soal kondisi Joonmyeon, rada kasian juga sih sama Joon dan Yifan. Aku percepat deh biar Joonmyeon cepat sadar. Gak tahu di part berapa tapinya. Changwook-ah… kenapa Haneul gak dicium ajah sih? Gerr.. geregetan sendiri nulisnya. Hahahahaha

Karena di fanfic ini udah kebanyakan cast, aku mau bikin fanfic lain dengan cast baru, tapi gak janji. Yang udah-udah, malah pending dan gak keurus… /ngaca dari fanfic yang sampe sekarang gak keurus T.T

Ohya, ada yang punya rekomendasi drama? Yang baru tayang ya, jangan yang episodenya udah diatas angka lima. Aku baru selesai nonton I Remember You dan jatuh cinta sama karakter Lee Min (Bogum-ah.. Noona padamu!! Padahal seumuran kekekeke) Sekarang aku lagi nonton Yongpal. Joowon oppa!!! ><

Music: Dear Cloud – Remember (I Remember You OST.)

Ini lagu bagus banget…

29 thoughts on “[SF] Scarface Part 29

  1. drama yg blm sampek ep 5 ya cuma yong pal ajj yg bagus…lainnya g begitu minat jg sih..kekeke

    jd jawaban kyu apa?? #ikut tnya jg
    heeem…sii chang nikah sama sapa
    dijodohin sama sapa??
    ok siiip… lnjuut ya
    keep writing

  2. Aq setuju juga dngn pendapat eonni..soal WonKyu..Joon dan Yifan dan tidak ketinggalan Changwook dan Haneul.
    Mereka ..semoga bisa memantapakan hati mereka kepada cinta yg bisa saling memiliki.Membawa senyum indah di hidup mereka.

    Jeongaml gumawo eonni..buat ff’y.Mg lancar dan sehat selalu.
    Fighting!!!

  3. Jadi jawaban kyuhyun apa?
    Bikin penasaran

    Nah loh skrng changmin malah yg disuruh nikah
    Apa dia bakalan mau? Apa changmin udh punya pacar atau bakal dijodohin?

    Kasian joon belum sadar
    Kyknya siwon mulai curiga sama hubungan joon dan yifan

    Dokter couple satu ini bikin gemes deh

  4. penasaran bgt sama jawaban kyu??
    sbnrnya choi daehan itu setuju g sih klo siwon “belok”??
    next chap banyakin wonkyu nya yaaaaa pliiisssss

  5. Diera ..kyu kasih jawaban apa ke Ny.Choi kok malah aku yg tegang….gregetnya dapet pake banget…cie haneul sudah tersenyum ke dr. Ji artinya sdh mulai suka dan hub wonkyu chap depan lbh mesra ya..ok diera ditunggu chap selanjutnya..selalu sehat ya..

  6. penasaran sama jawaban kyuhyun buat nyonya choi……
    bikin gregetan…..
    ditunggu moment wonkyu di chap selanjutnya ya…:)

  7. Drama antara nyonya choi dan Kyuhyun bikin penasaran…
    Jadi kyu jawab apa sebenarnya,,,, kasihan ih kyukyu tertekan gitu… Siwon belom pacaran sama kyu ajah udah kaya gitu palagi udah resmi… ㅋㅋㅋㅋ

  8. Aduh kyu kau terlalu bingung dengan perasaan mu .. bener tuh cepet diyakinin deh perasaan mu kepada siwon ..siwon nya jgn digantungin trs .. kasian .. sebenernya sih jelas jelas kyu itu suka kan sama siwon . Cuma dya takut patah hati lagi ..
    Lanjut ya diera .. always like your ff ..

  9. Yup,,,siwon kasih waktu untuk babykyu..
    Terlalu pemaksa…jg gk baik..tp disitu menariknya choi siwon…egois tp penuh kasih sayang…cinta..ohohooo penasaran jawaban kyu…..pke di cut…segala sm kak diera…ok.wah..klo chawng..nikah duluan.nikah sm siapa coba….

  10. Kyuhyun msih bimbang sama hatinya sndri mkanya jd ga yakin gitu disamping itu jg kyknya dia rada trauma klo hrus menjalin hbungan lagi mngkin tkut klo ending nya kyk sama haesa dulu kali ya hmmm…..
    Siwon hrus bisa mnyankinkan kyu jg nih kyknya

  11. penasaran sama jawabannya kyu ke nyonya choi… kira2 dia jawab apa yah… di tunggu part 30nya eoni… heheh…

    hahahah changmin pasti sebel sama keputusan kakek choi heheheh.. dia di suruh nikah dulu… heheh…

    kasian joonmyeon gak sadar2. semoga yang terbaik ajah bagi joon yifan.

    heheheh untuk changwook n haneul duh tmbh deket ajah heheh…

    makasi eonni ffnya publish sabtu… heheheh seneng banget ffnya publish… di tunggu part selanjutnya dan ff barunya… fighting….

  12. kyu bilang YA ga sih sama ibu siwon??
    soalnya dr keinginan kyu soal menjauhi dulu siwon sprtinya kyu gamang gtu
    dy memang bilang YA
    tapi dy juga takut akan patah hati lagi
    intinya kayak minta siwon melakukan hal yang sama antara dirinya dlu sama hyunsa?
    kyu menunggu skian lama dengan sebuah keyakinan taunya di sia2kan
    maka kali ini dy seakan meminta siwon melakukan hal yang sama dengannya dengan berharap bahwa siwon pun tak mnyerah dan juga selama itu juga kyu berusaha meyakinkan semuanya dengan baik..
    asli sebenrnya greget bgd sih soalnya lambat bgd progres hubungannya wonkyu..
    bhkan haneul aja udh mw move on walo y dy sama changwook jg msh 50:50
    junmyeon lekas sembuh y

  13. Bener-bener bikin gregetan….penasaran banget sama jawaban kyu..
    Joon cepet sembuh ya..
    Sangat ditunggu kelanjutannya eonn!!!

  14. uhm, aku penasaran sama jawaban kyuhyun,,!! pengen cepet2 tw gitu, kangji couple makin cetar membahana…. Aku suka banget, trus krisho?? clueless,,

  15. Kakak sukses bikin aku gregetan. Congrats ya kak! Hahaha
    Haduh itu jawabannya Kyu bikin penasaran banget kak. Aaak~
    Kk jago banget sih mainin rasa penasaran pembaca. Jadi bingung kan mau ngelampiasin keselnya ke siapa? Siwon? *eh 😀
    Sangat ditunggu kelanjutannya. Aku baca ini sambil dengerin OST Reply ’94 yg dinyanyikan Dia. Duh berasa banget sedihnya Yifan kak :’)
    Kira-kira Kyu berapa lama ya menyendirinya? Itu bodyguard-nya diusir juga gak sama Kyu? Sepertinya aku melewatkan mengenai itu. Hehe

  16. Kyuhyun msh ragu sma perasaan nya ke Siwon ya? brarti blm dijawab dong pertanyaan ibu nya Siwon?? atau udh?? mngkin Kyu takut kejadian Haesa trjadi lg kali ya? makanya Kyu msh ragu :3
    kan ngebayangin Ibu nya Siwon nemuin Kyuhyun di Cafe itu jdi inget sma Ji Yi yg ditemui sma ibu nya Chang Soo di drama High Society hahaha
    ya udh lah pisah aja dlu smentara,ksh Kyuhyun wktu utk berpikir soal perasaan nya.
    toh klo dia kepikiran sma Siwon trs,trs pgn cepet2 nemuin Siwon kan arti nya yaa brarti Kyuhyun udh suka sma Siwon kkk ~
    err jdi Ayahnya Siwon jg setuju ya sma keputusan Siwon klo dia suka sma Kyuhyun? kyk nya bakal mudah nih hubungan WonKyu nya waks
    klo boleh sih..klo Chwang mau dijodohin,sma Victoria aja ngehahaha
    lha siapa yg nulis siapa yg greget krna Changwook ga nyium Haneul coba? jyahaha
    mau rekomen drama Ra?? udh nnton Oh My Ghost? itu drama seru bgt lho,lucu pkoknya kkk ~
    okelah ditunggu next nya ^^
    oia buat Joonmyeon smoga cepet sadar ya T.T

  17. penasaran apa yg di kasih kyu jawaban sama umma choi
    mudah”an aja wonkyun cpt bersatu eonni soalnya gemas dgn kyu yg nyadar klu dia suka juga sama siwon

  18. Hallo saya pembaca baru dan baru memu ff ini ,,,izin baca. Walau hanya baca part wonkyu nya aja hehe
    Bikim deg-degan apa sih jawaban kuyun bikin penasaran…

  19. Penasarann banget am jawaban kyuhyun ,,
    Ibu nya siwon sebenernya benci gak sih am kyu ?
    Kapan kyu akan bicara am siwon dan kyu btuh wKtu brpa lama untuk bberfikir ?
    Semuanya bikin penasarannnn,,
    Dtunggu next chap

  20. Uugh, penasaran ama jawabannya kyu. .
    Keknya emang bneran harus konsultasi ama chullie deh, spa tau kyu dpet pencerahan. . ahahahaha
    Gereget ih, kpan mreka bsa lovey dovey-an. . hehehehe
    Siwon-ah, fighting~ jngan nyerah buat kyu yah. Kkk~

  21. sebenarnya apa sich jawaban kyuhyun ketika dengan ibunya siwon.
    wah sepertinya presdir choi akan menyetujuinya
    lanjut ya

  22. Kasian kyu,,,smuanya ingin jawaban dr kyu,,,smentara kyu sndiri ga pnya jawaban apapun ttg pertanyaan itu bahkan utk drnya sndri…….pasti kyu mumet bgt!!
    Dr pembicaraan daehan dn jaewon spertinya mrk merestui siwon,,,pi sasaran mrka kni changmin…hehehehehehehe

  23. penasaran sama apa yg dibilang kyu ke ibunya siwon ;; siwon km jangan maksa gt dong anaknya huff ku tau km tkt kehilangan kyu tp seenggaknya biarkan kyu berfikir untuk sejenak :”)

  24. Penasaran apa jawaban yg diberikan kyuhyun sama ibu siwon, dan sprt apa marah siwon terhadap ibunya??
    Dan suka bgt sama kegigihan siwon utk berusaha tdk jauh sama siwon 😆😆😆

Leave a reply to choixcho Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.